20052012,Dikediaman Bpk Nahrowi, Perum Alinda Kencana I, Bekasi

Read by Fajar Yusuf
DASAR-DASAR
PENGETAHUAN UMUM
IBADAH

Perlulah kita kita ketahui sekarang ini kita kehilangan arah dan tempat pijakan, tidak tahu dari mana harus memulai, serta ingin cepat bangkit dari ketertinggalan kita, karena hal tersebut tampak dari semangat yang kadang berlebihan dengan diiringi emosi kita yang tinggi, yang mana sehingga hal ini memudahkan musuh-musuh kita untuk mensiasati dan menjadikan kita sebagai komunitas teroris serta berbagai kesan kurang baik lainnya, maka dalam hal ini harus kita akui merupakan keteledoran kita sebagai komunitas islam dalam melaksanakan ajaran dengan pengertian yang keliru, adapun sesungguhnya kita harus kembali kepada hati individu kita yang suci, yang dalam hadis Rosul SAW, "Yang mampu memuat Dzat-Ku"


Dengan demikian seharusnya individu kita sebagai manusia akan berkata-berkata dengan Rob-kita tentang hidup, tentang ilmu, tentang informasi dan rencana--rencana untuk menghadapi semua permasalahan di dunia maupun di Akhirat, bukankah Allah berjanji akan melindungi kita sebagai seorang mukmin dengan mengalahkan sepuluh orang musuh ?....... samplenya, komunitas yang sedikit dengan kekuatan spiritual yang luar biasa mampu mengalahkan perang badar yang dasyat ? ....... dan sample yang lain, Nabi Musa dengan keteguhannya dalam bertauhid mempu mengalahkan Raja Fir`aun?...... bahkan masih banyak lagi pejuang-pejuang syahid kita dalam menghadapi musuh dengan tetap teguh pada jalan tauhid dan komunikasi kepada Allah Yang Agung.


maka jikalau kita sadr bahwa begitu agungnya Al-Quran, dan begitu piciknya pemikiran kita dalam memahami syariat, sehingga yang mana kita suka menyalahkan diantara kita, adapun hal ini terjadi karena kita membuat gerakan atau harokah-harokah islam dengan berbagai bentuk penawaran berupa konsep keislaman yang lebih murni, namun apa yang terjadi ? ....... kenyataannya kita masih rapuh sehingga antara kita masih mengadakan adu otot dikhalayak ramai, bahkan seperti anak kecil saling cemooh, dan kita masing-masing pihak merasa yang paling benar dan islami, adapun hal ini terjadi yaitu ada satu hal yang belum ada dalam jiwa kita sebagai umat, yaitu kelembutan hati individu kita, dan akibat jauhnya kita dari ingat kepada Allah SWT, maka demikian pula akibatnya yang mana ketika memulai suatu tindakan bukan dilandasi karena Allah SWT, akan tetapi kurang siapnya kita dalam menembus pikiran-pikiran kita yang panas dan gersang dengan sapaan jiwa yang manis penuh kasih, sedangkan sementara kita belum memiliki keberanian untuk mengatakan, akulah yang salah ! ....... dan terima kasih atas nasihatmu ! ....... padahal untuk hal seperti inilah Allah SWT sudah memberikan peringatan seperti yang tercermin dalam surat Al`Ashar ayat 3:
"Kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh dan nasehat menasehati supaya mentaati kebenaran dan nasehat menasehati supaya menetapi kesabaran"


Pada kali ini kita membahas masalah syariat dan pada sisi yang lain disamping yang sudah terpapar mengenai bersyariat untuk memikirkan ayat-ayat kauniah, dan kita juga akan mengungkapkan masuknya kita sebagai seorang mukmin sejati dalam bersyariat sehingga mencapai kepada fase hakikat syariat secara transendental, dimana pada kondisi ini adalah bagaimana melaksanakan syariat dan merasakan keimanan yang sebenarnya dengan tetap mengacu pada kontrol Al Quran dan Al Hadist, didalam histories Iman Hasan Al Bana berkata didalam risalah Ta`lim
"Bagi iman yang tulus, ibadah yang benar serta mujahadah artinya berjuang menundukan hawa nafsu melahirkan cahaya kelezatan yang Allah limpahkan ke dalam hati siapa saja yang Dia kehendaki diantara hamba-hamba-Nya"

akan tetapi ilham atau khowatir artinya lintasan-lintasan hati, dan kasyaf artinya penyingkapan rahasia ghoib, adapun mimpi bukanlah merupakan dalil-dalil hukum syariat dan tidak dianggap, kecuali dengan syarat tidak bertentangan dengan hukum agama serta nash-nash-Nya, nash dari Al Qur`an dan As Sunah.

Didalam menyikapi prinsip syariat, ada dua golongan atau kategori yang termasuk didalamnya, yaitu:

Golongan pertama,
Kita yang mengabaikan cita rasa yang terkandung dalam syariat, atau kita yang menilai sesuatu secara lahiriah saja tanpa melihat kepada pengertian sesungguhnya, maka kita sudah termasuk orang yang mengingkari pengaruh apapun yang timbul dari iman yang dalam, atau ibadah yang benar, atau ketulusan dalam bermujahadah didalam mencemerlangkan akal dan memberikan hidayah kepada hati individu kita.
 
Golongan kedua,
Yaitu kita yang dalam melaksanakan ibadah yaitu bersyariat, tidak hanya sampai kepada makna lahiriah saja, akan tetapi perhatian terhadap penghadapan jiwa kita kita secara hanif atau lurus dan bersungguh-sungguh dalam berjuang mengarahkan hawa nafsu. didalam hadist shahih Rasulullah SAW bersabda:
"akan dapat merasakan makanan iman ialah: orang yang ridho terhadap Allah sebagai Tuhannya, Islam sebagai agamanya, dan Muhammad sebagai Nabinya" HR. Muslim dari Al Abbas.

Sufyan bin usyainah pernah ditanya
"Mengapa ahlul ahwa yaitu yang bergelimang dalam nafsu itu begitu kuat cintanya kepada nafsunya?"

Sufyan menjawab:
"Apakah engkau lupa firman Allah yang mengatakan:
"Dan mereka itu telah dimesrakan dalam haati-hati mereka untuk menyembah anak lembu dengan kekufuran mereka" Al Baqarah ayat 92.

Setiap peribadatan yang apabila kita lakukan dengan syarat bersungguh-sungguh akan mendapatkan dampak kepada hati individu kita berupa kesejukan dan kemudahan untuk melakukan kebaikan-kebaikan yang diridhoi Allah SWT, dan sebaliknya apabila kita melakukannya dengan sekedarnya saja atau hanya memenuhi syarat sahnya syariat, maka kita tidak akan mendapatkan apa-apa, kecuali rasa penat dan jenuh, yang mana sehingga terasa sekali di pikiran kita, yaitu kekakuan dan kecongkakan kita yang dengan tetap bersimbolkan keislaman, maka apabila hak ini sudah terjadi pada kita, maka jadilah budaya kita adalah budaya islam yang kaku dan jauh dari sifat kasih sayang serta kebusukan pikiran kita yang diselimuti bungkus syariat islam, akan tetapi kenyataan ini hendaknya kita koreksi, sebagaimana sikap kita seorang mukmin terhadap sesama, dan bagaimana kita bila menghembuskan nafas mengucapkan Allah Akbar ....... maka seketika itu pula kita dapat merasakan atau meyakini ruh yang dihembuskan diantara dari kedua urat leher kita atau tenggorokan turun menuju hati individu kita yang koordinatnya didalam diantara dua rongga dada diatas perut kita menyebut asma Allah ....... lalu bergetar dan tersungkur serta menangis tak tertahankan, yaitu dimana didalam Al Quran banyak dijelaskan ciri-ciri seorang mukmin sejati, yang mana seharusnya menjadi acuan dalam hidup kita dalam melaksanakan mendirikan shalat, dan bukannya lantas takluk kepada kekalahan terhadap hawa nafsu kita, yang mana akhirnya kita tetap berkubang dalam kecintaan terhadap bimbingan setan yang sesat.

Jadi sekali lagi yang perlu kita ketahui yaitu kesulitan kita dalam meraskan nikmat Allah SWT adalah merupakan kelezatan iman, dan cemerlangnya hati individu kita, serta kekhusyuan sehingga kita dapat menyaksikan akbar-Nya dalam mendirikan shalat, maka pada akhirnya kita akan sulit berbuat baik, karena hal ini disebabkan adanya bisikan pembimbing yang setia setiap saat dalam melakukan kekejian dan kemungkaran, yaitu setan laknatullah. Sebagaimana dicantumkan dalam Al Quran Surat Az Zukhruf 43 ayat 36:
"Barang siapa yang berpaling dari dzikir kepada yang maha pemurah, kami adakan baginya setan (yang menyesatkan) maka setan itulah yang menjadi teman yang selalu menyertainya"

Sedangkan dalam surat Al Mujaadilah 58 ayat 19 Allah berfirman:
"Telah dikerasi mereka oleh setan, maka setan itu telah menjadikan mereka lupa kepada menyebut Allah"


Dilanjutkan dalam surat An Nisaa 4 ayat 142:
"Mereka gemar memperlihatkan amalan-amalannya kepada manusia ramai dan mereka tiada menyebut Allah kecuali hanya sedikit"


Juga dalam surat An Nur 24 ayat 21:
"Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengikuti langkah-langkah setan, barang siapa yang mengikuti langkah-langkah setan itu menyuruh berbuat keji dan mungkar. sekiranya tidak karunia Allah dan Rahmat-Nya kepada kamu sekalian niscaya tidak seorangpun dari kamu bersih (dari berbuat keji dan mungkar) selam-lamanya, tetapi Allah membersihkan siapa yang dikehendaki-Nya, dan Allah maha mendengar lagi maha mengetahui.


Maka sekian dahulu dasar-dasar pengetahuan umum ibadah ini, dan marilah kita berdoa bersama, agar kita semua yang hadir di Mingggu pagi yang dimuliakan Allah SWT ini dapat mengamalkan dan sangat mudah memahaminya!


"Ya Allah, gantungkanlah kami dan orang-orang yang berkonsultasi atau curhat atau ‘berobat’ kepada kami hanyalah kepada-MU, dan jangan Engkau datangkan kepada kami orang-orang yang tak mau mendatangi-Mu, kecuali bila itu sudah menjadi ketetapan-Mu".

ASYHADU AN LAA ILAAHA ILLA ALLAAHu, WA ASYHADU ANNA MUHAMMADAN RASUULU ALLAAHI.

Ya Allah Yang Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana, lindungilah kami dari ilmu yang tidak bermanfaat, dari ilmu yang menjauhkan kami dari-Mu, dari ilmu yang hanya berorientasi kepada harta dan dunia, dari ilmu yang membuat kami sombong dan merasa hebat, dari ilmu yang menginvestasikan banyak kesulitan bagi kami di akhirat kelak.

Ya Allah Yang Maha Mengetahui Isi Hati (Qolbu/Quluub) yang ada Di Dalam Dada (Shodr/Shuduur), lindungilah kami dari hati yang tidak khusyu’’, dari hati yang mudah jatuh pada godaan wanita (pria), dari hati yang merasa tinggi, dari hati yang suka pujian manusia, dari hati yang takut cacian dari manusia, dari hati yang mudah terprovokasi oleh dunia yang menipu, dan dari hati yang sering lalai dari-Mu.  

Ya Allah Yang Maha Menguasai, lindungilah kami dari pikiran yang tidak efektif, dari pikiran yang tidak menentu, dari pikiran yang tidak bermutu, dari pikiran yang suka menganalisa takdir-Mu, dan dari pikiran yang tidak tunduk kepada hati yang Engkau kuasai.  

Ya Allah Yang Maha Pemberi Rizki, lindungilah kami dari harta yang haram, dari harta yang syubhat, dari harta yang tidak bisa membantu hamba-Mu lainnya, dan dari harta yang tidak berkah.

Ya Allah Yang Maha Menganugerahkan, lindungilah kami dari sikap yang tidak pandai bersyukur atas ilmu, atas hati, atas pikiran, dan atas harta yang telah Engkau berikan kepada kami.

Ya Allah Yang Maha Berkehendak, lindungilah kami dari keinginan yang tidak kami butuhkan, dari keinginan yang tidak Engkau ridhoi, dan dari keinginan yang tidak bisa dikendalikan.

Ya Allah Yang Maha Menenangkan, lindungilah kami dari jiwa yang tidak pernah puas, dari jiwa yang tidak pernah kenyang, dari jiwa yang tidak bisa tenang, dan dari jiwa yang tidak pandai bersyukur. 

Ya Allah Yang Maha Menghentikan Keburukan, lindungilah kami dari kesulitan yang menghadirkan kesulitan, dari hutang yang menghadirkan hutang, dan dari penyakit yang menghadirkan penyakit.  

Ya Allah Yang Maha Mengabulkan, lindungilah kami dari do'a-do'a yang tidak penting, dari do'a-do'a yang justru menjauhkan kami untuk mencintai-Mu, dan dari do'a-do'a yang tidak Engkau kabulkan.

Amin ya rabbal alamin.                          ma

Tidak ada komentar:

Posting Komentar