01012012, dikediaman Bpk, Sumintra, Kaliasin, Kerawang


No. 16
Read by Bang Mustofa Ahmad

DASAR-DASAR
PENGETAHUAN UMUM IBADAH

Perlulah kita ketahui satu Muharam atau tahun baru Hijriah ditandai dengan pindahnya Nabi Muhammad SAW dari Makah ke Madinah 14 abad silam. Di samping itu, setiap menyambut datangnya tahun baru Hijriah selalu didahului oleh dua peristiwa yang penting dalam Islam, yaitu:
Idul Fitri, 1 Syawal sebagai akhir puasa, dan Idul Adha, 10 Zulhijah puncak pelaksanaan ibadah haji, adapun baik Idul Fitri maupun Idul Adha kalau kita amati lebih dalam memiliki makna dan hubungan yang erat dengan satu Muharam, datangnya tahun baru Islam.

Adapun samplenya, kita yang akan pindah, selayaknyalah kita mempersiapkan bekal pindah untuk menuju satu tahun ke depan, maka tentu kita dituntut lebih siap lagi yaitu bekal yang diwajibkan Allah SWT untuk persiapan satu tahun adalah ibadah puasa dan haji, adapun ibadah puasa bertujuan agar kita mampu mengendalikan hawa nafsu, dan sedangkan ibadah haji untuk melawan dan menundukkan godaan syaitan yang terkutuk, adapun puasa memang dikhususkan untuk mengendalikan hawa nafsu kita. Sebagaimana disebutkan dalam sebuah hadist,
”Pada bulan puasa syatan-syaitan diikat, sedangkan pintu-pintu Surga dibuka.” (H.R. Bukhari).

Allah mengikat syaitan selama bulan puasa agar kita memusatkan individu kita mengendalikan hawa nafsu yang berasal dari dalam pikiran kita, yaitu nafsu perut dan seks, dan apabila kita masih terjadi kemaksiatan di bulan suci Ramadhan ini, berarti kita ini sendiri tabiatnya sudah sama dengan syaitan,  karena disebutkan dalam surat An-Naas, 114 ayat: 6, bahwa syaitan itu terdiri dari 2 golongan yaitu, 

114:6
From among the jinn and mankind."
dari (golongan) jin dan manusia.


Adapun setelah kita selesai mengendalikan hawa nafsu kita, maka kita harapkan kita semua “lulus” dihari yang fitri, yaitu 1 syawal, dan menjadi insan yang ber “taqwa”, dan kemudian kita dituntut untuk menghadapi dan bahkan melenyapkan musuh yang berasal dari dalam pikiran kita, yaitu godaan syaitan, adapun kendati godaan syaitan dan nafsu sama-sama tidak tampak, karena keduanya berbeda dalam cara dan tujuannya, karena syaitan tidak puas hanya dengan satu cara, dan kalau gagal dengan satu cara, dia mencari jalan lain agar berhasil, serta kalau sudah berhasil, dia berusaha agar hasil godaan ini semakin maksimal, karena syaitan tidak akan puas sebelum berhasil menyesatkan kita sebagai umat Mumammad sebanyak-banyaknya untuk masuk ke Neraka, jadi sangatlah berbeda halnya dengan nafsu kita, dan jika sudah terpenuhi nafsunya, maka sang nafsu tidak menuntut yang lebih besar lagi, samplenya, kita  seseorang yang mempunya nafsu makan karena lapar, dia hanya membutuhkan sepiring nasi untuk memenuhi nafsu kita, serta ketika seseorang bernafsu untuk mendapatkan suatu jabatan, dan akan merasa puas kalau jabatan ini sudah terpenuhi, dan seterusnya.
Jadi yang perlu kita ketahui yaitu bagaimana kita berlatih metode atau cara untuk melawan godaan syaitan, jadi harus tidak dengan berpuasa, akan tetapi yang paling afdol dengan ibadah haji, yaitu ialah satu wajib haji adalah melempar jumrah di Mina yang melambangkan mengusir & melawan syaitan, karena syaitan berada di luar individu kita, karena itni kita perlu mempersiapkan senjata untuk melawannya, yaitu batu.

Adapun dalam puasa, kita dituntut untuk mengendalikan hawa nafsu, dan bukan melenyapkannya, akan tetapi pada saat haji kita dituntut untuk mengalahkan syaitan, dan sekaligus melenyapkannya, adapun mengendalikan hawa nafsu kita diwajibkan setiap tahun, sedangkan memerangi syaitan hanya sekali seumur hidup dengan ibadah “haji”.

Maka setelah keduanya dapat kita taklukkan, berarti kita sudah siap hijrah ke tahun berikutnya, maka dengan demikian ketika menyambut tahun baru 1 Muharam, kita sudah memulai kegiatan dengan bekal yang matang, atau program yang jelas, dan penuh dengan rasa percaya individu kita…... dengan “hati yang berzikir atau bergetar atau berdenut atau hidup atau bersih”
Sungguh tanpa kita sadari Allah SWT telah mengatur urutan-urutan ini, yakni mulai dari perintah puasa dan Idul Fitri, kemudian Haji dan Idul Adha dengan menyembelih hewan qurban, dan pada akhirnya menyambut tahun baru Hijrah dalam puncak ke “taqwa”an...... adapun kondisi puncak ketaqwaan inilah yang harus kita pertahankan sejak memasuki tahun baru Hijriyah hingga 11 bulan kedepan sampai ketemu bulan suci Ramadhan lagi….... dan kondisi seperti inilah....…berulang-ulang kita sepanjang tahun, menjadi hamba Allah yang bertaqwa ini terus-menerus kita pertahankan hingga ajal menjemput kita...... insya Allah kalau bisa seperti ini....… kita dimatikan Allah SWT dalam keadaan khusnul khatimah (akhir yang baik), amin.

Jadi sangat perlu kita ketahui yang mana bulan Muharram bagi kita sebagai umat Islam kita pahami sebagai bulan Hijrahnya Nabi Muhammad SAW dari Makkah ke Madinah, yang mana sebelumnya bernama “Yastrib”, adapun yang sebenarnya  kejadian hijrah Rasulullah tersebut terjadi pada malam tanggal 27 Shafar dan sampai di Yastrib (Madinah) pada tanggal 12 Rabiul awal, adapun pemahaman kita bulan Muharram sebagai bulan Hijrah Nabi SAW, karena bulan Muharram adalah bulan yang pertama dalam kalender Qamariyah yang oleh Umar bin Khattab, yang ketika itu beliau sebagai khalifah kedua sesudah Abu Bakar Sidiq, maka dijadikan titik awal mula kalender bagi umat Islam dengan diberi nama Tahun Hijriah.

Memang kita bisa merasakan bedanya peristiwa penyambutan tahun baru Masehi dan tahun baru Islam (Hijriah), dan sementara tahun baru Islam kita sambut biasa-biasa saja, yaitu jauh dari suasana meriah, serta tidak seperti tahun baru Masehi yang kita sambut meriah termasuk diantara kita sebagai muslim sendiri, adapun hal ini sesungguhnya sebagai titik awal perkembangan Islam, yang mana seharusnya kita sebagai umat Islam menyambut tahun baru Islam ini dengan semarak, dan penuh  kesadaran sambil introspeksi atau merenungkan apa yang telah kita lakukan dalam kurun waktu setahun yang telah berlalu, aklan tetapi ada satu kelebihan yang masih banyak kita lakukan di Majelis Taklim Mudzakaroh kita ini yaitu setiap minggu pagi holas ba’da Subuh kita membaca hafalan-halan Al Qur’an, membaca Ratib, dalam memperingati tahun baru Islam (Hijriah) yaitu setiap minggu pagi, dan dilanjutkan penghayatan makna peringatan ini sendiri untuk bisa kita jadikan sebagai sarana instrospeksi individu kita, adapun sebaliknya, di awal tahun baru Masehi pada umumnya yang kita tonjolkan hanya aspek yang berkaitan dengan duniawi atau kulit luarnya saja.

Maka banyak diantara kita yang terlena oleh momen pergantian tahun, yaitu waktu penting yang seharusnya kita jadikan sarana instrospeksi individu kita yang kordinatnya didalam diantara dua rongga dada diatas perut kita yang mana seharus kita sadar atau merasakan hati individu kita ini hidup dan agar kita pada saat mendirikan shalat kita dapat menyaksikan atau melihat dengan senyata-nyata yang kita ibadati yaitu akbar-Nya atau wajah-Nya, malah telah kita salah gunakan sebagai sikap melampaui batas, berhura-hura semalam suntuk hingga terbit matahari…...bukannya untuk mendekatkan individu kita....…memohon ampun kepada Allah SWT, akan tetapi malah sebaliknya, mengatas namakan kegembiraan, kita melupakan nikmat Allah dengan menggelar kemungkaran dan sikap-sikap yang membawa kehancuran dan amarah Allah SWT....… naudzubillahimindaliq.

Dalam bahasa Arab, hijrah bisa diartikan sebagai pindah atau migrasi, adapun tafsiran hijrah disini diartikan sebagai awal perhitungan kalender Hijriyah, sehingga setiap tanggal 1 Muharam ditetapkan sebagi hari besar Islam, dan memang sejak hijrahnya Rasulullah ke Yatsrib yaitu sebuah kota subur yang terletak 400 kilometer dari Makkah, Islam lebih memfokuskan pada pembentukan masyarakat muslim yang tidak kampungan dibawah pimpinan Rasulullah SAW, dan itulah sebabnya kota Yastrib dirubah namanya menjadi Al-Madinah yang artinya “kota” atau lebih tenar lagi disebut kota Rasulullah, dan inilah satu nilai yang sangat penting kenapa hijrah kita jadikan sebagai titik awal terbitnya fajar baru peradaban umat Islam, atau terbitnya fajar baru ini berkat hijrah, maka hijrah dengan demikian selalu membuat perubahan, karena hijrah merupakan usaha dan semangat besar kita yang ingin merubah masyarakat yang beku  menjadi kita yang maju, sempurna dan bersemangat.
Jadi walhasil esensinya atau intinya dari peringatan tahun baru Hijriah ini adalah pada soal perubahan,  maka ada baiknya momen pergantian tahun ini kita jadikan sebagai saat saat untuk merubah menjadi lebih baik, yaitu yang tadinya kita mendirikan shalat hanya nunggang-nungging saja dan komat-kamit saja  serta hanya tahu arti sebuah bacaannya sanya, maka hari ini menjadikan perubahan menjadikan suatui makana mendirikan shalat khusyu’, inilah fungsi peringatan tahun baru Islam.

Maka sekianlah dahulu dasar-dasar pengetahuan umum ibadah ini, dan marilah kita berdoa bersama, agar kita semua yang hadir diminggu pagi yang dimuliakan Allah SWT ini dapat mengamalkan dan sangat mudah memahaminya!

"Ya Allah, gantungkanlah kami dan orang-orang yang bekonsultasi atau curhat atau ‘berobat’ kepada kami hanyalah kepada-MU, dan jangan Engkau datangkan kepada kami orang-orang yang tak mau mendatangi-Mu, kecuali bila itu sudah menjadi ketetapan-Mu".

ASYHADU AN LAA ILAAHA ILLA ALLAAHu, WA ASYHADU ANNA MUHAMMADAN RASUULU ALLAAHI.

Ya Allah Yang Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana, lindungilah kami dari ilmu yang tidak bermanfaat, dari ilmu yang menjauhkan kami dari-Mu, dari ilmu yang hanya berorientasi kepada harta dan dunia, dari ilmu yang membuat kami sombong dan merasa hebat, dari ilmu yang menginvestasikan banyak kesulitan bagi kami di akhirat kelak.

Ya Allah Yang Maha Mengetahui Isi Hati (Qolbu/Quluub) yang ada Di Dalam Dada (Shodr/Shuduur), lindungilah kami dari hati yang tidak khusyu’’, dari hati yang mudah jatuh pada godaan wanita (pria), dari hati yang merasa tinggi, dari hati yang suka pujian manusia, dari hati yang takut cacian dari manusia, dari hati yang mudah terprovokasi oleh dunia yang menipu, dan dari hati yang sering lalai dari-Mu.  

Ya Allah Yang Maha Menguasai, lindungilah kami dari pikiran yang tidak efektif, dari pikiran yang tidak menentu, dari pikiran yang tidak bermutu, dari pikiran yang suka menganalisa takdir-Mu, dan dari pikiran yang tidak tunduk kepada hati yang Engkau kuasai.  

Ya Allah Yang Maha Pemberi Rizki, lindungilah kami dari harta yang haram, dari harta yang syubhat, dari harta yang tidak bisa membantu hamba-Mu lainnya, dan dari harta yang tidak berkah.

Ya Allah Yang Maha Menganugerahkan, lindungilah kami dari sikap yang tidak pandai bersyukur atas ilmu, atas hati, atas pikiran, dan atas harta yang telah Engkau berikan kepada kami.

Ya Allah Yang Maha Berkehendak, lindungilah kami dari keinginan yang tidak kami butuhkan, dari keinginan yang tidak Engkau ridhoi, dan dari keinginan yang tidak bisa dikendalikan.

Ya Allah Yang Maha Menenangkan, lindungilah kami dari jiwa yang tidak pernah puas, dari jiwa yang tidak pernah kenyang, dari jiwa yang tidak bisa tenang, dan dari jiwa yang tidak pandai bersyukur. 

Ya Allah Yang Maha Menghentikan Keburukan, lindungilah kami dari kesulitan yang menghadirkan kesulitan, dari hutang yang menghadirkan hutang, dan dari penyakit yang menghadirkan penyakit.  

Ya Allah Yang Maha Mengabulkan, lindungilah kami dari do'a-do'a yang tidak penting, dari do'a-do'a yang justru menjauhkan kami untuk mencintai-Mu, dan dari do'a-do'a yang tidak Engkau kabulkan.
Amin ya rabbal alamin






















                                                                                                                           

25122011, dikediaman Bang Tony, Teluk Ampel, Kerawang

No.15
Read by Bang Jimmy
DASAR-DASAR 
PENGETAHUAN UMUM
IBADAH

Perlulah kita ketahui bahwa masalah shalat khusyu adalah masalah Kontemplasi dan keterputusan hubungan saat shalat dengan dunia nyata. Jadi bukanlah hal yang dimaksud dengan khusyu itu sendiri. Sample-nya, ibarat kita sedang mengemudi dijalan raya. Adapun dikatakan khusyu kalau kita berkonsentrasi dalam berkendaraan, sedangkan yang dimaksud berkonsentrasi tentu bukan berarti mata kita tertutup atau telinga kita disumbat sehingga tidak melihat atau mendengar apapun agar konsen, bahkan malah bila kita melakukan hal-hal tersebut, besar kemungkinan akan terjadi kecelakaan dijalan, sebab apa yang kita lakukan bukan konsentrasi, melainkan menutup individu kita dari semua petunjuk, dan lalu lalang dijalan raya. Maka marilah kita perhatikan firman Allah SWT QS. Al An`am (6) ayat 104 lihat quran klik disini

6:104

There has come to you enlightenment from your Lord. So whoever will see does so for [the benefit of] his soul, and whoever is blind [does harm] against it. And [say], "I am not a guardian over you."
Sesungguhnya telah datang dari Tuhanmu bukti-bukti yang terang; maka barangsiapa melihat (kebenaran itu), maka (manfaatnya) bagi dirinya sendiri; dan barangsiapa buta (tidak melihat kebenaran itu), maka kemudharatannya kembali kepadanya. Dan aku (Muhammad) sekali-kali bukanlah pemelihara(mu).
Jadi ayat ini sudah sungguh jelas buat kita bahwasanya pada saat kita mendirikan shalat haruslah mata kita terbuka, agar dapat menyaksikan atau melihat sesuatu kebenaran yang datangnya dari Allah SWT. Adapun kekhusyuan mendirikan shalat ini tidak akan bias kita capai, kalau kita mengerti ilmu tauhid, yaitu mengerti akan Allah secara hakiki, karena dasar tauhid inilah yang menjadi bekal kita untuk menuju Tawajjuh kepada Allah SWT, dan merupakan jalan yang membedakan dari peribadatan-peribadatan agama lain, yaitu selain islam. Adapun didalam surat Al Mu`minun (23) ayat 1 dan 2disebutkan beberapa ciri orang beriman, salah satunya adalah apabila shalat, maka shalatnya itu khusyu. lihat quran klik disini

23:1
Certainly will the believers have succeeded:
Sesungguhnya beruntunglah orang-orang yang beriman,

23:2

They who are during their prayer humbly submissive
(yaitu) orang-orang yang khusyu' dalam sembahyangnya,
Apabila kita buka kitab tafsir untuk mengetahui apa latar belakang turunnya ayat ini, kita dapati bahwa Rasulullah SAW dan beberapa sahabat sebelumnya pernah melakukan gerakan tertentu didalam shalatnya, lalu diarahkan agar tidak lagi melakukannya. adapun bentuk arahnya adalah menerapkan shalat yang khusyu.

Dari Abi Hurairah ra. berkata bahwa dahulu Rasulullah SAW bila shalat mengarahkan pandangannya kelangit. maka turunlah ayat: yaitu orang yang didalam shalatnya khusyu. Maka beliau menundukan pandangannya. (HR.Al Hakim)

Didalam histories ibnu Maradawaih meriwayatkan bahwa sebelumnya Beliau SAW menoleh saat shalat. Sa`ad bin Manshur dari Abi Sirin meriwayatkan secara mursal bahwa Beliau SAW sebelumnya shalat dengan memejamkan mata, lalu turunlah ayat ini, maka demikian pula Ibnu Abi Hatim menghistoriskan dengan mursal bahwa para sahabat dahulu pernah shalat dengan memandang ke langit, lalu turunlah ayat ini.
 lihatlah tafsir Al Baidhawi halaman 451 dan Tafsir Al Munir oleh Dr. Wahbah Az Zuhaili jilid 18 halaman 10.

Khusyu, Bukan Keluar dari Dunia Nyata.

dan dari tafsir tentang ayat khusyu tersebut jelaslah bahwa taujih atau arahan Robbani dari Allah SWT tentang shalat khusyu, bukan lantaran nabi SAW tidak melakukan kontemplasi dalam shalat, melainkan karena beliau dan para sahabat melakukan gerakan-gerakan yang dianggap tidak layak untuk dilakukan didalam shalat, sample-nya memandang kelangit, memejamkan mata atau menoleh kekanan dan kekiri.

Maka sudah sungguh sangat jelas kita yang shalat dengan khusyu bukanlah kita yang shalat dengan menutup mata, menutup telinga dan menutup individu kita dari keadaan lingkungan sekitar kita, bahkan sebaliknya, justru kita yang shalatnya khusyu ini adalah kita yang sangat peduli dan sadar atas apa yang terjadi pada individu kita, lingkungan kita serta situasi yang ada saat itu, maka yang menjadi pertanyaan kita yaitu, Siapa sih ! orang yang paling khusyu shalatnya didunia ini? ..... pasti kita sepakat menjawab Nabi Muhammad SAW adalah orang yang paling khusyu dalm shalat, maka definisi dan standarisasi khusyu yang benar hanyalah semata-mata yang paling sesuai dengan shabat beliau, dan kita tidak dibenarkan untuk membuat definisi dan standar shalat khusyu sendiri menurut logika serta khayal kita, sebab nanti akan muncul ribuan bahkan jutaan definisi shalat khusyu yang sangat beragam, bahkan satu dengan yang lainnya saling bertolak belakang, padahal satu-satunya rujukan dalam masalah shalat hanyalah apa yang pernah dikerjakan oleh Rasulullah SAW, yang mana beliau menegaskan dengan sabdanya.

"Shalatlah kalian sebagaimana kalian meliahat aku shalat"

Maka gambaran shalat khusyu ini perlu kita pahami secara lebih luas, tidak terbatas pada bentuk-bentuk yang selama ini umumnya dipahami kita, sebab kenyataanya begitu banyak fakta yang menunjukan bahwa Rasulullah SAW melakukan shalat dengan berbagai keadaan, diantaranya:
  • Rasulullah SAW pernah shalat sambil menggendong bayi
  • Rasulullah SAW pernah memperlama sujudnya, karena ada cucunya yang naik keatas punggungnya.
  • Rasulullah SAW pernah mempercepat shalatnya saat menjadi imam, hanya lantaran beliau mendengar ada anak kecil menangis.
  • Rasulullah SAW memerintahkan orang yang shalat untuk mencegah seseorang lewat didepannya, bahkan menghalanginya.
  • Rasulullah SAW pernah memerintahkan orang yang shalat untuk membunuh ular serta hewan liar lainnya.
  • Rasulullah SAW saat menjadi imam pernah lupa gerakan shalat tertentu, bahkan salah menetapkan jumlah bilangan rakaat, sehingga beliau melakukan sujud sahwi.
  • Rasulullah SAW mensyariatkan Fath kepada makmum bila mendapati imam yang lupa bacaan atau gerakan, sedangkan buat jamaah wanita cukup dengan bertepuk tangan.
  • Rasulullah SAW mengajarkan shalat Khauf dengan berjamaah yang gerakannya sangat unik dan jauh dari kesan khusyu
  • Rasulullah SAW pernah melakukan shalat diatas kendaraan (hewan tunggangan / unta) yang berjalan, baik shalat wajib maupun shalat sunnah, beliau membiarkan tunggangannya menghadap kemanapun
  • Rasulullah SAW pernah memindahkan tubuh atau kaki istrinya saat sedang shalat karena dianggap menghalangi tempat shalatnya.
  • Rasulullah SAW mengajarkan orang yang shalat untuk menjawab dengan isyarat.
Maka dengan semua fakta diatas tersebut, masihkah kita akan mengatakan bahwa shalat khusyu itu harus selalu berupa kontemplasi ritual tertentu?.... dah haruskah shalat khusyu ini membuatk kita sebagai pelakunya seolah meninggalkan alam nyata menuju alam ghaib tertentu, lalu bertemu Allah SWT seolah pergi menuju Sidratil muntaha (bermikraj?).... serta benarkah shalat khusyu ini harus membuat seseorang tidak ingat apa-apa didalam benaknya, kecuali hanya ada wujud Allah saja?.... demikian pula benarkah shalat khusyu ini harus membuat kita seseorang bersatu kepada Allah SWT?.... maka jika kita kaitkan dengan realita dan fakta shalat Nabi SAW sendiri nabi yang memang tugasnya mengajarkan kita untuk shalat, ternyata shalatnya tidak seperti yang kita bayangkan, bahkan Beliau tidak pernah "kehilangan ingatan" saat shalat, dan juga Beliau tidak pernah memanjangkan shalat saat jadi imam shalat berjamaah, kecuali barangkali hanya pada shalat shubuh, karena fadhilahnya.

Walaupun di suatu histories beliau pernah shalat sampai bengkak kakinya, maka ini bukan shalat wajib, melainkan shalat sunah, dan panjangnya shalat beliau bukan karena beliau asik "meninggalkan alam nyata" lantaran berkontemplasi, namun karena beliau membaca ayat-ayat Al Quran dengan jumlah lumayan banyak, maka tentunya dengan fasih dan tartil, sebagaimana yang Jibril ajarkan, bahkan beliau pernah membaca surat Al Baqarah (286 ayat), surat Ali Imron (200 ayat) dan surat Annisa (176 ayat) hanya dalam satu rakaat, maka untuk bisa membaca ayat Al Quran sebanyak ini, tentu kita seseorang harus ingat dan hafal ap yang dibaca, serta tentunya memahami makna dari nilai-nilai yang terkandung didalam tiap ayat itu, maka kalau kita yang membaca sibuk "berkontemplasi dengan dunia ghaib" maka tidak mungkin bisa membaca ayat sebanyak ini, jadi walhasil shalat khusyu ini adalah shalat yang mengikuti Nabi SAW, baik dalam sifat, rukun, atuaran, cara, serta semua gerakan dan bacaannya sebagaimana Nabi SAW melakukan shalat, maka itulah shalat khusyu.

Maka demikian dahulu sekelumit dasar-dasar pengetahuan umum ibadah ini semoga Allah SWT memberikan Rahmat dan Hidayah kepada seluruh kita yang hadir pada hari ini, dan agar kita dapat melaksanakan seluruh perintah-perintah-Nya.

maka marilah kita berdo`a bersama!


"Ya Allah, gantungkanlah kami dan orang-orang yang bekonsultasi atau curhat atau ‘berobat’ kepada kami hanyalah kepada-MU, dan jangan Engkau datangkan kepada kami orang-orang yang tak mau mendatangi-Mu, kecuali bila itu sudah menjadi ketetapan-Mu".

ASYHADU AN LAA ILAAHA ILLA ALLAAHu,WA ASYHADU ANNA MUHAMMADAN RASUULU ALLAAHI.

Ya Allah Yang Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana, lindungilah kami dari ilmu yang tidak bermanfaat, dari ilmu yang menjauhkan kami dari-Mu, dari ilmu yang hanya berorientasi kepada harta dan dunia, dari ilmu yang membuat kami sombong dan merasa hebat, dari ilmu yang menginvestasikan banyak kesulitan bagi kami di akhirat kelak.

Ya Allah Yang Maha Mengetahui Isi Hati (Qolbu/Quluub) yang ada Di Dalam Dada (Shodr/Shuduur), lindungilah kami dari hati yang tidak khusyu’, dari hati yang mudah jatuh pada godaan wanita (pria), dari hati yang merasa tinggi, dari hati yang suka pujian manusia, dari hati yang takut cacian dari manusia, dari hati yang mudah terprovokasi oleh dunia yang menipu, dan dari hati yang sering lalai dari-Mu.  

Ya Allah Yang Maha Menguasai, lindungilah kami dari pikiran yang tidak efektif, dari pikiran yang tidak menentu, dari pikiran yang tidak bermutu, dari pikiran yang suka menganalisa takdir-Mu, dan dari pikiran yang tidak tunduk kepada hati yang Engkau kuasai.  

Ya Allah Yang Maha Pemberi Rizki, lindungilah kami dari harta yang haram, dari harta yang syubhat, dari harta yang tidak bisa membantu hamba-Mu lainnya, dan dari harta yang tidak berkah. 

Ya Allah Yang Maha Menganugerahkan, lindungilah kami dari sikap yang tidak pandai bersyukur atas ilmu, atas hati, atas pikiran, dan atas harta yang telah Engkau berikan kepada kami.

Ya Allah Yang Maha Berkehendak, lindungilah kami dari keinginan yang tidak kami butuhkan, dari keinginan yang tidak Engkau ridhoi, dan dari keinginan yang tidak bisa dikendalikan.

Ya Allah Yang Maha Menenangkan, lindungilah kami dari jiwa yang tidak pernah puas, dari jiwa yang tidak pernah kenyang, dari jiwa yang tidak pandai bersyukur, dan dari jiwa yang tidak bisa tenang. 

Ya Allah Yang Maha Menghentikan Keburukan, lindungilah kami dari kesulitan yang menghadirkan kesulitan, dari hutang yang menghadirkan hutang, dan dari penyakit yang menghadirkan penyakit.  

Ya Allah Yang Maha Mengabulkan, lindungilah kami dari do'a-do'a yang tidak penting, dari do'a-do'a yang justru menjauhkan kami untuk mencintai-Mu, dan dari do'a-do'a yang tidak Engkau kabulkan.
Aamiiin.

18122011, dikediaman Dr. Agus, Cabang Pulobambu Cikarang

No.14
Read By Bang. Nuri
DASAR-DASAR 
PENGETAHUAN IBADAH

Perlulah kita ketahui mengapa pada saat kita ibadat tidak dapat menyaksikan yang kita ibadati atau melihat Kebesaran-Nya pada saat mendirikan Shalat. Adapun ini adalah permasalahan pikiran kita, yang mana sebenarnya otak kita ini hanyalah fasilitas bagi sang jiwa kita saja, karena ia sama saja dengan fasilitas lainnya, yaitu tidak memiliki derajat lebih tinggi atau lebih rendah, karena Otak sama saja dengan jantung atau sama saja dengan ginjal atau sama saja dengan liver atau sama saja dengan mata atau sama saja dengan tangan, dan sama saja dengan lainnya...... otak hanyalah fasilitas dari Allah SWT yang harus kita gunakan sebagaimana mestinya sesuai dengan petunjuk-Nya. 
Adapun mengapa dalam Al-Quran otak tidak begitu spesial? Dan buktinya tidak ada satu pun kata "OTAK" disebutkan di Al-Quran, akan tetapi Al-Quran menyebutkan kata "HATI" dengan sangat banyak dalam berbagai pendekatannya, samplenya ada Hati Qolbu, ada Hati Shodr, dan ada Hati Fuad....... dan Al-Quran pun menyuruh kita berpikir atau Iqro’ atau bertabayyun dan lain sebagainya. Akan tetapi bukan dengan menggunakan Panglima Otak kita, melainkan dengan menggunakan Panglima Hati individu kita. Adapun keberadaan Otak kita ini hanyalah sebagai ASISTEN bagi Sang HATI individu kita saja. Logika hanyalah asisten saja bagi sang HATI individu kita yang tunduk kepada ALLAH.... maka diantara kita-kita yang sudah menjadikan Otak kita sebagai panglima......wajar saja hidup kita tidak akan tenang, sering gelisah, merasa tertekan, mudah mengkritik, bahkan suka menganalisa takdir Tuhan dan lain sebagainya......
Jadi yang sangat perlu kita ketahui ialah Otak dihadirkan Allah SWT kepada kita memang sebagai ujian........ dan kalau kita bisa lolos dari ujian otak ini, insya Allah, kita bisa lebih mulia dari Malaikat. Akan tetapi jika kita terjebak di dalam otak kita, maka kita bisa jauh lebih hina dari pada binatang....... yah.....kalau kita gagal merujuk agar dapat merasakan hidup Sang Hati individu kita yang koordinatnya didalam diantara dua rongga dada diatas perut kita yang tunduk pada-Nya, lalu sibuk merujuk kepada Otak kita yang sombong karena merasa posisinya berada di atas sang Hati, maka wajarlah bila kita diberi label "lebih buruk dari binatang" akan jatuh kepada kita ini..... maka marilah kita perhatikan firman Allah SWT dalam Al-Qur’an surat Al-A’raaf [7] ayat: 179. lihat quran klik disini
7:179

And We have certainly created for Hell many of the jinn and mankind. They have hearts with which they do not understand, they have eyes with which they do not see, and they have ears with which they do not hear. Those are like livestock; rather, they are more astray. It is they who are the heedless.

Dan sesungguhnya Kami jadikan untuk (isi neraka Jahannam) kebanyakan dari jin dan manusia, mereka mempunyai hati, tetapi tidak dipergunakannya untuk memahami (ayat-ayat Allah) dan mereka mempunyai mata (tetapi) tidak dipergunakannya untuk melihat (tanda-tanda kekuasaan Allah), dan mereka mempunyai telinga (tetapi) tidak dipergunakannya untuk mendengar (ayat-ayat Allah). Mereka itu sebagai binatang ternak, bahkan mereka lebih sesat lagi. Mereka itulah orang-orang yang lalai.
Dan sesungguhnya Kami jadikan untuk (isi neraka Jahannam) kebanyakan dari jin dan manusia, mereka mempunyai hati, tetapi tidak dipergunakannya untuk memahami (ayat-ayat Allah) dan mereka mempunyai mata (tetapi) tidak dipergunakannya untuk melihat (tanda-tanda kekuasaan Allah), dan mereka mempunyai telinga (tetapi) tidak dipergunakannya untuk mendengar (ayat-ayat Allah). Mereka itu sebagai binatang ternak, bahkan mereka lebih sesat lagi. Mereka itulah orang-orang yang lalai.

Maka sesungguhnya kita harus tahu, yang mana sudah sungguh sangat jelas buat kita dari penjelasan ayat ini yang mana sesungguhnya sejatinya kita-kita yang hadir diminggu pagi yang dimuliakan Allah SWT sebagai orang-orang yang beriman, tidaklah perlu lagi mudah percaya dengan apa yang kita logikakan pada otak kita. Jadi sekali lagi kalau kita sudah tahu maka kita tingkatkan, kita harus mengetahui karena yang mana semestinya kita-kita orang beriman bisa lebih menguatkan ikatan kita hanya kepada Allah SWT saja, yaitu dapat mengetahui memahami ayat-ayat Allah ini, maka sekali lagi mengetahui dengan jalan merasakan setiap sesuatu yang turun dan naik dari tenggorokan kita sehingga menyentuh hati individu menjadi hidup atau berdenyut atau bergetar yang koordinatnya didalam diantara dua rongga dada diatas perut kita yang mana setiap hembusan napas kita yang keluar dan masuk dari kerongkongan via mulut atau hidung kita, karena apabila kita telah mengetahui yang tersirat ini, maka sudah dapat dikatakan pasti kita sebagai orang beriman tidak tunduk kepada pikiran otak kita lagi, akan tetapi kita sebagai orang beriman akan dibantu-Nya untuk menundukkan pikiran otak kita yang koordinatnya didalam diatas batok kepala kita. 
Nah, inilah mengapa Allah menyuruh kita bersujud kepada-Nya, yakni maksudnya agar mengetahui dan merasakan hidup hati individu kita. Adapun syariatnya yaitu dimana posisi BERSUJUD kepala kita adalah posisi OTAK sejajar dengan LUTUT, maka tidak heran dalam posisi sujudlah kita seorang hamba berada sangat dekat dengan Tuhan kita, yakni ketika sang otak mau ikhlas tunduk dan merendah-rendah di bawah sang Hati individu kita, sehingga tidak heran jika Rasulullah Saw bersabda:
“Saat yang paling dekat antara seorang hamba dengan tuhannya adalah ketika SUJUD, maka perbanyaklah kamu berdo’a ketika sujud.”( H.R. Ahmad dan Muslim).
Adapun Otak kita yang tidak mau "bersujud" kepada Sang Hati individu kita ini, ibarat Iblis yang tidak mau bersujud kepada Nabi Adam As. Coba kita perhatikan Firman Allah SWT dalam Al-Qur’an surat Al-Hijr[15] ayat 32-35 berikut ini; lihat quran klik disini
15:32
[ Allah ] said, O Iblees, what is [the matter] with you that you are not with those who prostrate?"
Allah berfirman: "Hai iblis, apa sebabnya kamu tidak (ikut sujud) bersama-sama mereka yang sujud itu?"

15:33
He said, "Never would I prostrate to a human whom You created out of clay from an altered black mud."

Berkata Iblis: "Aku sekali-kali tidak akan sujud kepada manusia yang Engkau telah menciptakannya dari tanah liat kering (yang berasal) dari lumpur hitam yang diberi bentuk"

15:34
[ Allah ] said, "Then get out of it, for indeed, you are expelled.
Allah berfirman: "Keluarlah dari surga, karena sesungguhnya kamu terkutuk,

15:35
And indeed, upon you is the curse until the Day of Recompense."
dan sesungguhnya kutukan itu tetap menimpamu sampai hari kiamat".


Jadi sudah sungguh jelas yang mana Iblis merasa individunya lebih hebat, maka ia enggan sujud kepada Adam, dan begitupun, karena kita sudah banyak yang sukses mengenali kehebatan Otak kita ini, samplenya,
“Gue kan terhormat, disimpennya aja diatas, beda dong dengan hati disimpennya saja dibawah..., ape lagi sama lutut yang disimpennya saja dibawah....”, Masya Allah!!! Apalagi kita yang sok pintar jago logika, kalau marahin anak buah kita atau teman kita sendiri: “lu gimane sih! kalo punya otak dipake dong, jangan lu simpen di lutut”. Astaghfirullah.....
Begitulah tabiat Otak kita, ia tidak mau mengalah dari organ tubuh kita lainnya, karena ia maunya menjadi leader bagi tubuh kita lainnya, maka baru sedikit diantara kita peneliti yang sukses menemukan kehebatan Hati, dan kita yang belum mengetahui hal ini, maka akhirnya Otak kita pun enggan sujud kepada Sang Hati individu kita, padahal Otak kita pun menggumpal dalam posisi sedang bersujud di dalam kepala kita.
Dengan demikian para ikhwan yang bijak dimuliakan Allah SWT, marilah kita sering-sering sujud kepada-Nya dengan pikiran yang lepas terhadap keterikatan dunia.......lepas.......lepas.......lepas.......dan biarkan sang Hati individu kita mengikatkan individunya dengan kuat kepada Allah SWT........
Wahai Otak, kau pintar bukan karena engkau terus berpikir dan menggunakan logikamu, tapi engkau pintar karena Allah SWT- lah, yang memasukkan pengetahuan itu ke dalam otakmu, maka janganlah kau merasa hebat, lalu menjadi tersesat dengan kehebatanmu.
Wahai Otak, kau tenang sajalah di dalam kepala hamba Allah, tak usah sibuk kesana kemari sampai kau lepaskan ikatan dari imammu, sang Hati. Hai Otak, tenanglah, tak usah lagi gelisah, biarkan Allah yang menanam pengetahuan yang benar dalam dirimu, sebab kalau kau terus mencari-cari lagi tentang kehebatanmu, tentang kemampuanmu, maka kau hanya bertambah sombong, kecuali kalau kau sudah beritikad kuat untuk ta'at kepada sang Hati, maka silakan...berkelanalah.... 

Wahai Otak, sadarlah... bahwa engkau tidak lebih mulia dari sang hati, bahkan engkau sama saja dan sejajar dengan lutut kami sebagai sang hamba di kala kami ini bersujud pada-Nya.......

Wahai Otak, Stoplah berpikir sendirian, mohonlah izin kepada imammu, sang Hati, jika kau hendak berpikir, agar pikiranmu tak merusak kehidupanku.......

Wahai Otak, bermamkmumlah kepada Sang Hati dengan sempurna dan penuh tuma'ninah......

Wahai Hati, jadilah imam yang baik bagi Otak dan Organ Tubuh lainnya kami, dan sembahlah Allah dengan sempurna......

Wahai Allah, ampunilah Imam dalam individuku, ampunilah Makmum dalam individuku........

Jadikanlah Hati individuku dan Otakku bersinergi untuk selalu terus berada di atas Shiroothol Mustaqim-Mu.......

Berikanlah AmpunanMu dan RahmatMu kedalam NAFS kami ini........

"Ya Allah, gantungkanlah kami dan orang-orang yang bekonsultasi atau curhat atau ‘berobat’ kepada kami hanyalah kepada-MU, dan jangan Engkau datangkan kepada kami orang-orang yang tak mau mendatangi-Mu, kecuali bila itu sudah menjadi ketetapan-Mu".

ASYHADU AN LAA ILAAHA ILLA ALLAAHu,WA ASYHADU ANNA MUHAMMADAN RASUULU ALLAAHI.

Ya Allah Yang Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana, lindungilah kami dari ilmu yang tidak bermanfaat, dari ilmu yang menjauhkan kami dari-Mu, dari ilmu yang hanya berorientasi kepada harta dan dunia, dari ilmu yang membuat kami sombong dan merasa hebat, dari ilmu yang menginvestasikan banyak kesulitan bagi kami di akhirat kelak.

Ya Allah Yang Maha Mengetahui Isi Hati (Qolbu/Quluub) yang ada Di Dalam Dada (Shodr/Shuduur), lindungilah kami dari hati yang tidak khusyu’, dari hati yang mudah jatuh pada godaan wanita (pria), dari hati yang merasa tinggi, dari hati yang suka pujian manusia, dari hati yang takut cacian dari manusia, dari hati yang mudah terprovokasi oleh dunia yang menipu, dan dari hati yang sering lalai dari-Mu.  

Ya Allah Yang Maha Menguasai, lindungilah kami dari pikiran yang tidak efektif, dari pikiran yang tidak menentu, dari pikiran yang tidak bermutu, dari pikiran yang suka menganalisa takdir-Mu, dan dari pikiran yang tidak tunduk kepada hati yang Engkau kuasai.  

Ya Allah Yang Maha Pemberi Rizki, lindungilah kami dari harta yang haram, dari harta yang syubhat, dari harta yang tidak bisa membantu hamba-Mu lainnya, dan dari harta yang tidak berkah. 

Ya Allah Yang Maha Menganugerahkan, lindungilah kami dari sikap yang tidak pandai bersyukur atas ilmu, atas hati, atas pikiran, dan atas harta yang telah Engkau berikan kepada kami.

Ya Allah Yang Maha Berkehendak, lindungilah kami dari keinginan yang tidak kami butuhkan, dari keinginan yang tidak Engkau ridhoi, dan dari keinginan yang tidakbisa dikendalikan.

Ya Allah Yang Maha Menenangkan, lindungilah kami dari jiwa yang tidak pernah puas, dari jiwa yang tidak pernah kenyang, dari jiwa yang tidak pandai bersyukur, dan dari jiwa yang tidak bisa tenang. 

Ya Allah Yang Maha Menghentikan Keburukan, lindungilah kami dari kesulitan yang menghadirkan kesulitan, dari hutang yang menghadirkan hutang, dan dari penyakit yang menghadirkan penyakit.  

Ya Allah Yang Maha Mengabulkan, lindungilah kami dari do'a-do'a yang tidak penting, dari do'a-do'a yang justru menjauhkan kami untuk mencintai-Mu, dan dari do'a-do'a yang tidak Engkau kabulkan. Aamiiin.

11122011, Dikediaman Bpk. Sumarna. TNIAD, Mayanggi Bekasi Timur


No.13
Read by Bang Muksin 

DASAR DASAR 

PEGETAHUAN UMUM IBADAH

 

            Perlulah kita ketahui apakah pada saat kita mendirikan Shalat, kita sudah dapat berhadapan kepada yang kita ibadati atau dapat menyaksikan Kebesaran-Nya......., dan kalau seandainya belum maka sudah dapat dipastikan kita masih mencintai sesembahan selain Allah SWT, dan memang cinta bikin kita gila, begitu kata sebagian diantara kita, dan mungkin hal ini barangkali ada benarnya. Buktinya, banyak diantara kita para pemuda yang rela melanggar aturan-aturan agama demi mencari keridhaan pacar kita. Alasan kita ‘cinta itu membutuhkan pengorbanan’. Adapun hal yang sedemikian ini kalau berkorban harta atau bahkan nyawa untuk membela agama Allah, tentu tidak kita ingkari, namun bagaimana jika yang kita korbankan adalah syariat Islam dan yang kita cari bukan keridhaan Ar-Rahman?.......... dan semoga penjelasan dasar-dasar pengetahuan umum ibadah ini bisa menjadi bahan renungan bagi kita bersama, agar cinta yang mengalir di peredaran darah kita tidak berubah menjadi bencana.

Allah ta’ala berfirman dalam Al Qur’an surat Al Baqarah, 2 ayat: 165. lihat quran klik disini

2:165
And [yet], among the people are those who take other than Allah as equals [to Him]. They love them as they [should] love Allah . But those who believe are stronger in love for Allah . And if only they who have wronged would consider [that] when they see the punishment, [they will be certain] that all power belongs to Allah and that Allah is severe in punishment.

Dan diantara manusia ada orang-orang yang menyembah tandingan-tandingan selain Allah; mereka mencintainya sebagaimana mereka mencintai Allah. Adapun orang-orang yang beriman amat sangat cintanya kepada Allah. Dan jika seandainya orang-orang yang berbuat zalim itu mengetahui ketika mereka melihat siksa (pada hari kiamat), bahwa kekuatan itu kepunyaan Allah semuanya, dan bahwa Allah amat berat siksaan-Nya (niscaya mereka menyesal).

Jadi sudah sungguh jelas Allah SWT menceritakan khususnya kepada pribadi kita yang membaca, yaitu kalau kita mencintai pujaan kita atau sesembahan tandingan ini sebagaimana kecintaan kita kepada Allah SWT, dan sementara juga kita mencintai Allah SWT dengan kecintaan yang sangat besar, maka hal ini menunjukkan bahwa kita belum bisa memasukkan kita kedalam Islam, karena mana mungkin kita yang mencintai pujaan selain Allah SWT dengan rasa cinta yang lebih besar daripada kecintaan kepada Allah SWT?...... dan lalu apa jadinya kita yang hanya mencintai pujaan tandingan ini dengan sama sekali tidak mencintai Allah SWT?.........
Dalam histories Ibnu Katsir rahimahullah dijelaskan:
“Allah ta’ala menyebutkan tentang kondisi orang-orang musyrik ketika hidup di dunia dan ketika berada di akhirat. Mereka itu telah mengangkat sekutu-sekutu bagi Allah yaitu [sesembahan-sesembahan] tandingan. Mereka menyembahnya disamping menyembah Allah. Dan mereka mencintainya sebagaimana mencintai Allah. Dia itu adalah Allah yang tidak ada sesembahan yang hak kecuali Dia, tidak ada yang sanggup menentang-Nya, tidak ada yang bisa menandingi-Nya dan tiada sekutu bersama-Nya. Di dalam Ash-Shahihain [Sahih Bukhari dan Muslim] dari Abdullah bin Mas’ud -radhiyallahu’anhu-, dia berkata : Aku bertanya : “Wahai Rasulullah, dosa apakah yang terbesar.” Beliau menjawab : “Yaitu engkau mengangkat selain Allah sebagai sekutu bagi-Nya padahal Dialah yang menciptakanmu.” Sedangkan firman Allah, “adapun orang-orang beriman lebih dalam cintanya kepada Allah.” Hal itu dikarenakan kecintaan mereka (orang yang beriman) ikhlas untuk Allah dan karena kesempurnaan mereka dalam mengenali-Nya, penghormatan dan tauhid mereka kepada-Nya. Mereka tidak mempersekutukan apapun dengan-Nya. Akan tetapi mereka hanya menyembah-Nya semata, bertawakal kepada-Nya dan mengembalikan segala urusan kepada-Nya…” Tafsir Al-Qur’an Al-’Azhim, I/262.
Jadi sudah sangat jelas Allah ta’ala mengabarkan kepada kita bahwasanya barangsiapa diantara kita-kita yang mencintai sesuatu selain Allah sebagaimana mencintai Allah ta’ala maka kita termasuk kategori orang yang telah menjadikan selain Allah sebagai sekutu, jadi juga perlu kita ketahui Syirik ini terjadi dalam hal kecintaan bukan dalam hal penciptaan dan rububiyah…... karena sesungguhnya mayoritas diantara kita-kita ini telah mengangkat selain Allah sebagai sekutu dalam perkara cinta dan pengagungan, sehingga yang mana pada saat kita beribadah, tidak dapat menyaksikan yang kita ibadahi atau dapat melihat Kebesaran-Nya pada saat kita mendirikan Shalat. 
Adapun dalam histories Syaikh Hamad bin ‘Atiq rahimahullah menjelaskan:
“Orang-orang musyrik itu menyetarakan sesembahan mereka dengan Allah dalam hal kecintaan dan pengagungan. Inilah pemaknaan ayat tersebut sebagaimana dipilih oleh Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah…” Ibthaalu Tandiid, hal. 180.
Dan dalam histories Syaikhul Islam mengatakan: “Penyetaraan semacam itulah yang disebutkan di dalam firman Allah ta’ala tatkala menceritakan penyesalan mereka di akhirat ketika berada di neraka. Mereka berkata kepada sesembahan-sesembahan dan sekutu-sekutu mereka dalam keadaan mereka sama-sama mendapatkan adzab (yang artinya) : “Demi Allah, dahulu kami di dunia berada dalam kesesatan yang nyata, karena kami mempersamakan kamu dengan Rabb semesta alam.” QS. Asy-Syu’araa’ : 97-98. Telah dimaklumi bersama, bahwasanya mereka bukan mensejajarkan sesembahan mereka dengan Rabbul ‘alamin dalam hal penciptaan dan rububiyah. Namun mereka hanya mensejajarkan pujaan-pujaan itu dengan Allah dalam hal cinta dan pengagungan…” dinukil dari Fathul Majid, hal. 320-321.
Adapun didalam histories Syaikh Muhammad bin Shalih Al-’Utsaimin rahimahullah dijelaskan : “Kecintaan orang-orang yang beriman lebih dalam dikarenakan kecintaan tersebut adalah kecintaan yang murni yang tidak terdapat noda syirik di dalamnya. Sehingga kecintaan orang-orang yang beriman menjadi lebih dalam daripada kecintaan mereka (orang-orang kafir) kepada Allah.” Al-Qaul Al-Mufid, II/4-5.
Adapun dalam histories Syaikh As-Sa’di rahimahullah dijelaskan bahwa makna ‘orang-orang yang beriman lebih dalam cintanya kepada Allah, yaitu apabila dibandingkan dengan kecintaan para pengangkat tandingan itu terhadap sekutu-sekutu mereka. Karena orang-orang yang beriman itu memurnikan cinta untuk Allah, sedangkan mereka mempersekutukan-Nya. Selain itu, mereka juga mencintai sesuatu yang memang layak untuk dicintai, dan kecintaan kepada-Nya merupakan sumber kebaikan, kebahagiaan dan kemenangan hamba. Adapun orang-orang musyrik itu telah mencintai sesuatu yang pada hakikatnya tidak berhak sama sekali untuk dicintai. Dan mencintai tandingan-tandingan itu justru menjadi sumber kebinasaan dan kehancuran hamba serta tercerai-berainya urusannya.” Tafsir Al-Karim Ar-Rahman, hal. 80.
Ibnul Qayyim rahimahullah berkata :
“Sumber terjadinya kesyirikan terhadap Allah adalah syirik dalam perkara cinta. Sebagaimana firman Allah ta’ala, 
2:165

And [yet], among the people are those who take other than Allah as equals [to Him]. They love them as they [should] love Allah . But those who believe are stronger in love for Allah . And if only they who have wronged would consider [that] when they see the punishment, [they will be certain] that all power belongs to Allah and that Allah is severe in punishment.

Dan diantara manusia ada orang-orang yang menyembah tandingan-tandingan selain Allah; mereka mencintainya sebagaimana mereka mencintai Allah. Adapun orang-orang yang beriman amat sangat cintanya kepada Allah. Dan jika seandainya orang-orang yang berbuat zalim itu mengetahui ketika mereka melihat siksa (pada hari kiamat), bahwa kekuatan itu kepunyaan Allah semuanya, dan bahwa Allah amat berat siksaan-Nya (niscaya mereka menyesal).

” Beliau menegaskan : “Maksud dari pembicaraan ini adalah bahwasanya hakikat penghambaan tidak akan bisa diraih apabila diiringi dengan kesyirikan kepada Allah dalam urusan cinta. Lain halnya dengan mahabbah lillah. Karena sesungguhnya kecintaan tersebut merupakan salah satu konsekwensi dan tuntutan dari penghambaan kepada Allah. Karena sesungguhnya kecintaan kepada rasul –bahkan harus mendahulukan kecintaan kepadanya daripada kepada diri sendiri, orang tua dan anak-anak− merupakan perkara yang menentukan kesempurnaan iman. Sebab mencintai Beliau termasuk bagian dari mencintai Allah. Demikian pula halnya pada kecintaan fillah dan lillah…” Ad-Daa’ wad-Dawaa’, hal. 212-213.
Maka perhatikanlah wahai para ikhwan yang dimuliakan Allah SWT, yang mana kecenderungan dan gerak-gerik pikiran kita, jangan-jangan selama ini kita telah menobatkan sesembahan selain Allah jauh di dalam ilustrasi kita, entah itu harta, kedudukan, jabatan, benda, atau sesosok seseorang, dan yang mana sehingga kita mengharapkannya, menggantungkan cita-cita kita kepadanya, dikarenakan takut kehilangan darinya sebagaimana rasa takut kita kehilangan bantuan dari Allah ta’ala, bahkan sehingga keridhaannya pun menjadi tujuan segala perbuatan dan tingkah laku kita, dan pada akhirnya Halal dan haram tidak lagi kita pedulikan, aturan Allah pun kita lupakan, yang mana pada saat kita kita ibadah, sudah tidak dapat berhadapan kepada yang kita ibadati atau pada saat mendirikan Shalat kita dapat lagi menyaksikan Akbar-Nya, aduhai, betapa malangnya kita yang telah menjadikan makhluk yang lemah dan tak berdaya sebagai tumpuan harapan hidup kita. Sungguh benar Ibnul Qayyim rahimahullah yang mengatakan, “Sesungguhnya mayoritas penduduk bumi ini telah mengangkat selain Allah sebagai sekutu dalam perkara cinta dan pengagungan.” dinukil dari Fathul Majid, hal. 320.
Semoga Allah menyelamatkan hati individu kita yang koordinatnya didalam diantara dua rongga dada diatas perut kita agar hidup dari tipu daya Iblis dan balatentaranya, dan semoga Allah meneguhkan hati individu kita terasa hidup senantiasa untuk menjunjung tinggi kecintaan kepada Allah SWT di atas segala-galanya, sebab tidak ada lagi yang lebih melegakan hati dan perasaan kita selain tatkala Allah ta’ala telah menetapkan cinta-Nya untuk kita sehingga kita dapat menyaksikan Akbar-Nya dengan mata kepala senyata-nyatanya pada saat mendirikan Shalat. Sesungguhnya Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengabulkan doa. Semoga shalawat dan salam tercurah kepada Nabi-Nya, segala puji bagi Allah Rabb penguasa seluruh alam semesta.

"Ya Allah, gantungkanlah kami dan orang-orang yang bekonsultasi atau curhat atau ‘berobat’ kepada kami hanyalah kepada-MU, dan jangan Engkau datangkan kepada kami orang-orang yang tak mau mendatangi-Mu, kecuali bila itu sudah menjadi ketetapan-Mu".

ASYHADU AN LAA ILAAHA ILLA ALLAAHu,WA ASYHADU ANNA MUHAMMADAN RASUULU ALLAAHI.

Ya Allah Yang Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana, lindungilah kami dari ilmu yang tidak bermanfaat, dari ilmu yang menjauhkan kami dari-Mu, dari ilmu yang hanya berorientasi kepada harta dan dunia, dari ilmu yang membuat kami sombong dan merasa hebat, dari ilmu yang menginvestasikan banyak kesulitan bagi kami di akhirat kelak.

Ya Allah Yang Maha Mengetahui Isi Hati (Qolbu/Quluub) yang ada Di Dalam Dada (Shodr/Shuduur), lindungilah kami dari hati yang tidak khusyu’, dari hati yang mudah jatuh pada godaan wanita (pria), dari hati yang merasa tinggi, dari hati yang suka pujian manusia, dari hati yang takut cacian dari manusia, dari hati yang mudah terprovokasi oleh dunia yang menipu, dan dari hati yang sering lalai dari-Mu.  

Ya Allah Yang Maha Menguasai, lindungilah kami dari pikiran yang tidak efektif, dari pikiran yang tidak menentu, dari pikiran yang tidak bermutu, dari pikiran yang suka menganalisa takdir-Mu, dan dari pikiran yang tidak tunduk kepada hati yang Engkau kuasai.  

Ya Allah Yang Maha Pemberi Rizki, lindungilah kami dari harta yang haram, dari harta yang syubhat, dari harta yang tidak bisa membantu hamba-Mu lainnya, dan dari harta yang tidak berkah. 

Ya Allah Yang Maha Menganugerahkan, lindungilah kami dari sikap yang tidak pandai bersyukur atas ilmu, atas hati, atas pikiran, dan atas harta yang telah Engkau berikan kepada kami.

Ya Allah Yang Maha Berkehendak, lindungilah kami dari keinginan yang tidak kami butuhkan, dari keinginan yang tidak Engkau ridhoi, dan dari keinginan yang tidakbisa dikendalikan.

Ya Allah Yang Maha Menenangkan, lindungilah kami dari jiwa yang tidak pernah puas, dari jiwa yang tidak pernah kenyang, dari jiwa yang tidak pandai bersyukur, dan dari jiwa yang tidak bisa tenang. 

Ya Allah Yang Maha Menghentikan Keburukan, lindungilah kami dari kesulitan yang menghadirkan kesulitan, dari hutang yang menghadirkan hutang, dan dari penyakit yang menghadirkan penyakit.  

Ya Allah Yang Maha Mengabulkan, lindungilah kami dari do'a-do'a yang tidak penting, dari do'a-do'a yang justru menjauhkan kami untuk mencintai-Mu, dan dari do'a-do'a yang tidak Engkau kabulkan.
Aamiiin.


04122011, dikediaman Bpk. Heru, Perum Alinda Kencana 1

No.12
Read By Bpk Winarto
DASAR-DASAR
PENGETAHUAN UMUM IBADAH

Perlu kita kethui bahwa mendirikan shalat bukan hanya sekedar menyebut nama Allah didalam lisan atau didalam piliran dan dihati individu kita saja. tetapi shalat ialah ingat kepada Asma, Dzat, Sifat dan Af`al-Nya dan kemudian memasrahkan kepada-Nya hidup dan mati kita, sehingga tidak akan ada lagi rasa khawatir dan takut maupun gentar dalam menghadapi segala macam mara-bahaya dan cobaan, sebab kematian bagi kita adalah merupakan pertemuan dan kembalinya ruh kepada Raja-Diraja Yang Maha Kuasa, maka mustahil kita dikatakan mendirikan shalat kepada Allah yang sangat dekat, ternyata pikiran kita masih resah dan takut, serta berbohong, bahkan tidak patuh terhadap perintah-Nya dll, adapun kongkretnya mendirikan shalat adalah merasakan keberadaan Allah ini sangat dekat, sehingga mustahil kita berlaku tidak senonoh dihadapan-Nya dan berbuat curang, serta tidak mengindahkan perintah-Nya

semple-nya yang pernah kita singgung mengenai syetan yang ma`rifat kepada Allah, bertauhid kepada Allah, dan berdo`a kepada-Nya, memuja-Nya, namun ia enggan mengikuti perintah-Nya, maka demikian pula kita yang tidak pernah meninggalkan mendirikan shalat dan sunah-sunahnya, serta bertauhid kepada Allah SWT, namun enggan mengikuti perintah Allah SWT, maka hal seperti ini sama kedudukannya dengan kedudukan syetan yang terkutuk.

perhatiakn firman Allah SWT dalam Al-Quran surat Shaad 38ayat: 75-83 lihat quran klik disini

38:75
[ Allah ] said, "O Iblees, what prevented you from prostrating to that which I created with My hands? Were you arrogant [then], or were you [already] among the haughty?"
Allah berfirman: "Hai iblis, apakah yang menghalangi kamu sujud kepada yang telah Ku-ciptakan dengan kedua tangan-Ku. Apakah kamu menyombongkan diri ataukah kamu (merasa) termasuk orang-orang yang (lebih) tinggi?".

38:76
He said, "I am better than him. You created me from fire and created him from clay."
Iblis berkata: "Aku lebih baik daripadanya, karena Engkau ciptakan aku dari api, sedangkan dia Engkau ciptakan dari tanah".

38:77
[ Allah ] said, "Then get out of Paradise, for indeed, you are expelled.
Allah berfirman: "Maka keluarlah kamu dari surga; sesungguhnya kamu adalah orang yang terkutuk,

38:78
And indeed, upon you is My curse until the Day of Recompense."
Sesungguhnya kutukan-Ku tetap atasmu sampai hari pembalasan".

38:79
He said, "My Lord, then reprieve me until the Day they are resurrected."
Iblis berkata: "Ya Tuhanku, beri tangguhlah aku sampai hari mereka dibangkitkan".

38:80
[ Allah ] said, "So indeed, you are of those reprieved
Allah berfirman: "Sesungguhnya kamu termasuk orang-orang yang diberi tangguh,

38:81
Until the Day of the time well-known."
sampai kepada hari yang telah ditentukan waktunya (hari Kiamat)".

38:82
[Iblees] said, "By your might, I will surely mislead them all
Iblis menjawab: "Demi kekuasaan Engkau aku akan menyesatkan mereka semuanya,

38:83
Except, among them, Your chosen servants."
kecuali hamba-hamba-Mu yang mukhlis di antara mereka.
jadi jikalau kita perhatiakn dialog iblis dengan Allah tersebut ini, maka sangat kelihatan sekali keakraban antara Khaliq dan makhluk-Nya, dan dia sangat percaya kepada Allah, dia bertauhid, serta mengetahui bahwa tidak ada tuhan kecuali Allah, bahkan dia juga memuja Allah dengan menyebut "Fabi`izzatika" "demi kekuasaan Engkau", dia selalu memanggil Allah dengan sebutan "Ya Rabbi" "Ya tuhanku", dan yang terakhir dia dikabulkan do`anya agar dipanjangkan usianya sampai hari kiamat, maka hampir saja sempurna sang iblis sebagai hamba yang sangat dekat, memohon kepada Allah yaitu dengan berdo`a, bertauhid dan berma`rifat kepada-Nya, akan tetapi hanya satu kesalahan sang iblis ini, yaitu tidak mau mengindahkan perintah-Nya untuk bersujud atau menghormati kepada Adam, maka berarti ia tidak mengakui atau tidak menerima keputusan Allah yang maha Bijaksana. adapun hal ini disebabkan kesombongan merasa paling baik dari makhluk lainnya, "Ana khairu minhu", "aku lebih baik dari adam !!!"
perhatikan firman Allah SWT dalam Al-Quran surat Thaahaa(20) ayat: 14 lihat quran klik disini

20:14
Indeed, I am Allah . There is no deity except Me, so worship Me and establish prayer for My remembrance.
Sesungguhnya Aku ini adalah Allah, tidak ada Tuhan (yang hak) selain Aku, maka sembahlah Aku dan dirikanlah shalat untuk mengingat Aku.

maka marilah kita bandingkan dengan sikap syetan yang tidak mengikuti kemauan Ilahi, yaitu perbuatan Khariqul`adah atau meninggalkan kebiasaan syariat, dan bahkan kita menganggap perbuatan seorang waliyullah, padahal nabi Muhammad SAW dan para sahabat menegakan syariat shalat, dan mu`amalah, padahal kedudukan beliau berada diatas para wali manapun di dunia, akan tetapi kita merasa memiliki alasan yang seakan-akan masuk akal, serta dengan kita tandai atau ditambahi kelebihan-kelebihan spiritual yang menakjubkan, maka janganlah kita heran jika setanpun mampu menembus alam-alam ghaib dan mampu menyelami pikiran dan hati individu kita sebagai manusia,....
bahkan ia mampu berjalan melalui Yajri majraddam atau aliran darah, karena memang ia dikabulkan permintaanya. adapun yang perlu kita ketahui sekali lagi bahwa seorang wali adalah kekasih Allah SWT, dan merupakan wakil Allah didalam melaksanakan tugas-tugas menegakan syariat Al-Qur`an dan As-sunah.

jadi yang menjadi pertanyaan kita, lalu apa yang dimaksud dengan Dzikir Lisan, Dzikir Qalbi atau Dzikir Sirri? .....

Didalam histories Syeh Ahmad Bahjad dalam bukunya "Mengenal Allah", memberi peringatan sbb: "Dzikir secara lisan seperti menyebut nama Allah berulang-ulang. dan satu tingkat diatas dzikir lisan adalah hadirnya pemikiran tentang Allah dalam Qolbu, kemudian upaya menegakan hukum syariat Allah dimuka bumi dan membumikan Al-Quran dalam kehidupan. juga termasuk dzikir adalah memperbagus kualitas amal sehari-hari dan menjadikan dzikir ini sebagai pemacu kreatifitas baru dalam bekerja dengan mengarahkan niat Lillahita`ala atau kepada Allah".

Adapun sebagian diantara kita membagi dzikir menjadi dua, yaitu: dzikir dengan lisan dan dzikir didalam hati.

Pertama:
Dzikir lisan merupakan jalan yang akan menghantarkan pikiran kita dan perasaan kita yang kacau menuju kepada ketetapan dzikir hati individu kita agar hidup yang koordinatnya didalam diantara dua rongga dada diatas perut kita.

Kedua:
Hati individu kita inilah semua kedalaman ruhani kita akan kelihatan lebih luas, sebab dalam wilayah hati individu kita inilah Allah akan mengirimkan pengetahuan berupa Ilham.

adapun didalam histories Imam Al-Qusyairi, megatakan: "Jika seorang hamba berdzikir dengan lisan dan hatinya, berati dia adalah seorang yang sempurna dalam sifat dan tingkah lakunya"

jadi yang perlu kita ketahui bahwasanya dzikir kepada Allah bermakna, bahwa kita sadar akan individu kita yang berasal dari Sang Khalik, yaitu yang senantiasa mengawasi segala perbuatan kita, dengan demikian kita mustahil akan berani berbuat curang dan maksiat dihadapan-Nya, karena dzikir berarti kehidupan, dan kita ini adalah makhluk yang fana atau binasa, sedangkan Allah senantiasa hidup, melihat, berkuasa, dekat, dan mendengar. jadi dzikir atau menghubungkan dengan Allah, berarti kita menghubungkan dengan Al-Hayyu atau sumber kehidupan.
didalm histories Bukhari, mengatakan, Rasulullah bersabda: "Perumpamaan orang yang dzikir dengan orang yang tidak berdzikir seperti oarang yang hidup dengan orang yang mati".

Maka itulah gambaran Dzikir yang dituturkan Rasulullah SAW, bahwa dzikir kepada Allah ini bukan sekedar ungkapan sastra atau nyanyian atau hitung-hitungan lafadz, akan tetapi melainkan suatu hakikat yang kita yakini didalam jiwa kita dan menyaksikan kehadiran Allah disegenap keadaan, serta bepegang teguh dan menyandarkan kepada-Nya hidup dan mati kita hanya untuk Allah semata.

firman Allah SWT dalam Al-Quran surat AlA`raf (7) ayat: 205 lihat quran klik disini

7:205
And remember your Lord within yourself in humility and in fear without being apparent in speech - in the mornings and the evenings. And do not be among the heedless.
Dan sebutlah (nama) Tuhanmu dalam hatimu dengan merendahkan diri dan rasa takut, dan dengan tidak mengeraskan suara, di waktu pagi dan petang, dan janganlah kamu termasuk orang-orang yang lalai.
Maka demikianlah dahulu sekelumit dasar-dasar pengetahuan umum ibadah ini. Semoga Allah SWT memberikan rahmat dan hidayah kepada seluruh kita yang hadir pada hari ini, dan agar dapt melaksanakan seluruh perintah-Nya

maka marilah kita berdo`a bersama !

"Ya Allah, gantungkanlah kami dan orang-orang yang bekonsultasi atau curhat atau ‘berobat’ kepada kami hanyalah kepada-MU, dan jangan Engkau datangkan kepada kami orang-orang yang tak mau mendatangi-Mu, kecuali bila itu sudah menjadi ketetapan-Mu".

ASYHADU AN LAA ILAAHA ILLA ALLAAHu, WA ASYHADU ANNA MUHAMMADAN RASUULU ALLAAHI.

Ya Allah Yang Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana, lindungilah kami dari ilmu yang tidak bermanfaat, dari ilmu yang menjauhkan kami dari-Mu, dari ilmu yang hanya berorientasi kepada harta dan dunia, dari ilmu yang membuat kami sombong dan merasa hebat, dari ilmu yang menginvestasikan banyak kesulitan bagi kami di akhirat kelak.

Ya Allah Yang Maha Mengetahui Isi Hati (Qolbu/Quluub) yang ada Di Dalam Dada (Shodr/Shuduur), lindungilah kami dari hati yang tidak khusyu’, dari hati yang mudah jatuh pada godaan wanita (pria), dari hati yang merasa tinggi, dari hati yang suka pujian manusia, dari hati yang takut cacian dari manusia, dari hati yang mudah terprovokasi oleh dunia yang menipu, dan dari hati yang sering lalai dari-Mu.  

Ya Allah Yang Maha Menguasai, lindungilah kami dari pikiran yang tidak efektif, dari pikiran yang tidak menentu, dari pikiran yang tidak bermutu, dari pikiran yang suka menganalisa takdir-Mu, dan dari pikiran yang tidak tunduk kepada hati yang Engkau kuasai.  

Ya Allah Yang Maha Pemberi Rizki, lindungilah kami dari harta yang haram, dari harta yang syubhat, dari harta yang tidak bisa membantu hamba-Mu lainnya, dan dari harta yang tidak berkah. 

Ya Allah Yang Maha Menganugerahkan, lindungilah kami dari sikap yang tidak pandai bersyukur atas ilmu, atas hati, atas pikiran, dan atas harta yang telah Engkau berikan kepada kami.

Ya Allah Yang Maha Berkehendak, lindungilah kami dari keinginan yang tidak kami butuhkan, dari keinginan yang tidak Engkau ridhoi, dan dari keinginan yang tidak bisa dikendalikan.

Ya Allah Yang Maha Menenangkan, lindungilah kami dari jiwa yang tidak pernah puas, dari jiwa yang tidak pernah kenyang, dari jiwa yang tidak pandai bersyukur, dan dari jiwa yang tidak bisa tenang. 

Ya Allah Yang Maha Menghentikan Keburukan, lindungilah kami dari kesulitan yang menghadirkan kesulitan, dari hutang yang menghadirkan hutang, dan dari penyakit yang menghadirkan penyakit.  

Ya Allah Yang Maha Mengabulkan, lindungilah kami dari do'a-do'a yang tidak penting, dari do'a-do'a yang justru menjauhkan kami untuk mencintai-Mu, dan dari do'a-do'a yang tidak Engkau kabulkan.
Aamiiin.