DASAR-DASAR
PENGETAHUAN UMUM
IBADAH
Perlulah kita ketahui
menyambung pembahasan minggu lalu dasar-dasar pengetahuan umum ibadah tentang
kiat-kiat meraih Shalat Khusyu’ menurut tuntunan Rasulullah shallallahu ‘alaihi
wa sallam, dalam meraih shalat khusyu’ Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam
telah memberikan kiat-kiat yang jelas, yaitu menjelaskan bahwa untuk mencapai
khusyu’ dalam shalat ada dua hal pokok yang perlu kita perhatikan:
1. Memperhatikan hal-hal yang
mendatangkan ke-khusyu-an dalam shalat.
2. Menolak hal-hal yang
menghilangkan ke-khusyu-an dan melemahkannya.
Adapun
yang dimaksud memperhatikan hal-hal yang mendatangkan ke-khusyu’-an dalam
shalat ada beberapa kiat yang dijelaskan dalam hadits Rasulullah shallallahu
‘alaihi wa sallam, diantaranya:
Pertama,
Meletakkan
sutrah atau tabir pembatas dan mendekatkan individu kita kepada-Nya, adapun hal
ini lebih bertujuan untuk memperpendek dan menjaga penglihatan kita yang sedang
melaksankan Shalat, sekaligus menjaga pikiran kita dari syetan, dan disamping
ini juga dapat menjauhkan kita dari lalu lalangnya orang yang lewat di sekitar
kita, karena lewatnya orang lain secara hilir mudik dapat mengganggu
ke-khusyu-an shalat kita.
Dalam
hal ini Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
“Jika
salah seorang diantara kalian melaksanakan Shalat dengan menggunakan tabir,
maka hendaklah ia mendekat padanya, sehingga syetan tidak akan memotong
Shalatnya”.(HR. Abu Daud, no. 446/1695)
Adapun
jarak antara kita dengan tabir atau sutrah adalah tiga kali panjang lengan, dan
antara tabir dengan tempat sujud kita adalah, seluas tempat lewatnya seekor
kambing, sebagaimana yang banyak disebut dalam hadits-hadits shahih. (lihat
Fathul Bari 1/574-579).
Kedua.
Meletakkan
tangan kanan diatas tangan kiri di dada kita.
“Adalah
Rasulullah jika sedang Shalat, beliau meletakkan tangan kanan diatas tangan kiri”. (HR. Muslim ).
Imam
Ibnu Hajar rahimahullah berkata:
“Para
ulama berkata: ‘Hikmah dari sikap tersebut (meletakkan tangan kanan diatas
tangan kiri di dada) merupakan bentuk sifat dari seseorang yang meminta-minta dengan perasaan
hina, sikap tersebut lebih mampu menghindarkan sifat main-main, dan lebih dekat
kepada ke-khusyu-an”. (lihat Fathul Bari 2/224)
Ketiga.
Melihat
kearah tempat sujud, dalam hadits yang dihistorieskan oleh ‘Aisyah radhiyallahu
‘anha:
“Adalah
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam jika sedang shalat, beliau shallallahu
‘alaihi wa sallam menundukkan kepala serta mengarahkan pandangannya ke tanah
(tempat sujud)”. (HR. al-Hakim 1/479, dia berkata shahih menurut syarat Bukhari
dan Muslim, disepakati juga oleh al-Albani dalam buku shifatus Shalatin Nabi
shallallahu ‘alaihi wa sallam hal 89)
Dari
sini jelaslah bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dalam Shalat
melihat ke arah tempat sujud dan tidak memejamkan matanya, maka kita yang
memejamkan mata kita berarti amalannya bertentangan dengan sunnah.
Keempat.
Memohon
perlindungan kepada Allah Subhânahu wa Ta’âla dari godaan syetan, karena godaan
syetan akan selalu datang kepada kita yang akan menghadap Allah Subhânahu wa
Ta’âla, oleh karena ini kita sebagai seorang hamba hendaknya tegar dalam
beribadah kepada Allah Ta’âla, seraya tetap melakukan amalan-amalan shalat, dan
jangan sampai goyah, sebab dengan selalu menekuni hal-hal tersebut, godaan dan
tipu daya syetan akan hilang dengan sendirinya. Allah ‘Azza wa Jalla berfirman:
¨bÎ) yøx. Ç`»sÜø¤±9$# tb%x. $¸ÿÏè|Ê ÇÐÏÈ
“Sesungguhnya tipu daya syetan itu adalah
lemah.(QS. an-Nisa’: 76)
Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
“Jika
seorang diantara kalian berdiri shalat, maka datanglah syetan, kemudian ia
mengacaukannya (mengacaukan shalatnya dan memasukkan padanya keraguan) sehingga
tidak mengetahui berapa rakaat ia shalat. Jika salah seorang diantara kalian
mendapati hal demikian, maka hendaklah ia bersujud dua kali ketika dia sedang
duduk”. (HR. Bukhari)
Inilah
diantara hal-hal yang membantu kekhusyukan, yang tidak bisa kami sebutkan
semuanya karena keterbatasan tempat, namun setidak-tidaknya ini sebagai suatu
jalan bagi kita untuk menuju khusyu’.
Adapun
faktor yang kedua dari hal-hal yang akan membawa kekhusyukan adalah dengan
mengetahui penghalang-penghalang kekhusyukan dan menolaknya. Adapun
penghalang-penghalang kekhusyukan adalah sebagai berikut:
A. Menghilangkan sesuatu yang
mengganggu di tempat shalat
Diriwayatkan dari Anas bin
Malik radhiyallahu ‘anhu, dia berkata: “Adalah ‘Aisyah memiliki selembar kain
yang berwarna-warni yang digunakan untuk menutupi bagian samping rumahnya.
Melihat itu Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam berkata kepadanya:
“Hilangkan itu dari pandanganku, sebab gambar-gambarnya selalu terbayang dan
menggoda pandanganku pada waktu shalat”. (HR. Bukhari/lihat Fathul Bari
10/391). Dan termasuk perkara yang harus dihindari adalah Shalat di tempat lalu
lalang manusia, tempat yang ramai dan gaduh serta berisik, di dekat orang yang
sedang bercakap-cakap.
B. Tidak shalat di tempat yang
terlalu dingin atau terlalu panas, jika hal tersebut memungkinkan
Karena hal ini jelas akan mengganggu
kekhusyukan dalam shalat.
C. Menghindari shalat di dekat
makanan yang disukai
Rasulullah shallallahu ‘alaihi
wa sallam bersabda: “Tidak baik Shalat dilaksanakan di hadapan (di dekat)
makanan yang telah dihidangkan”. (HR. Muslim, no. 560). Jika makanan yang telah
dihidangkan dan berada dihadapannya, maka ia berhak mendahulukan makan, sebab
jika ia tidak makan dan meninggalkannya (tidak makan terlebih dahulu), ia tidak
akan merasa khusyu’ dan hatinya akan selalu teringat pada makanan tersebut,
bahkan seyogyanya dia tidak tergesa-gesa dalam makannya sehingga betul-betul
terpenuhi hajatnya.
D.Menghindari shalat dalam
kondisi mengantuk
Diriwayatkan dari Anas bin
Malik radhiyallahu ‘anhu bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam
bersabda: “Jika salah seorang dari kalian merasa mengantuk dalam shalat,
hendaklah ia tidur terlebih dahulu, sehingga ia mengetahui apa yang
diucapkannya”. (HR. Bukhari, no. 210)
E. Jangan shalat di belakang
orang-orang yang bercakap-cakap ataupun tidur
Rasulullah shallallahu ‘alaihi
wa sallam bersabda: “Janganlah Shalat di belakang orang yang sedang tidur dan
juga orang-orang yang sedang bercakap-cakap”. (HR. Abu Daud, no. 694)
Karena suara orang-orang yang
sedang bercakap-cakap dapat merusak konsentrasi seseorang yang sedang Shalat.
F. Menghindari shalat dalam
keadaan menahan buang air besar ataupun kecil
Karena hal ini jelas akan
mengganggu kekhusyukan. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam melarang
seseorang shalat dalam kondisi Haaqin yaitu menahan buang air kecil dan besar.
(HR. Ibnu Majah dalam Sunannya no. 617)
G. Tidak menyibukkan diri untuk
membersihkan debu
H. Dimakruhkan mengusap dahi
dan hidung dalam shalat
I. Tidak boleh mengganggu orang
yang sedang shalat dengan mengeraskan bacaan
J. Tidak boleh menoleh ke kiri
dan ke kanan ketika shalat
K. Tidak mengarahkan pandangan
ke langit
L. Jangan meludah ke depan
ketika sedang shalat
M. Berusaha untuk tidak menguap
ketika shalat
N. Tidak mencontoh gerakan atau
tingkah laku binatang
Driwayatkan dalam hadits
bahwasanya: “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam melarang tiga perkara
dalam Shalat, yaitu perilaku mematuk seperti burung gagak, duduk seperti
duduknya binatang buas, mengambil tempat tertentu sebagaimana unta mengambil
tempat duduknya (menderum)”. (HR. Ahmad 3/428)
Demikianlah beberapa kiat-kiat
dalam meraih Shalat Khusyu, semoga dengan mengetahuinya akan mengantarkan kita
menuju Shalat yang khusyu’, yang pada intinya sangat praktis, mudah dan
ekonomis tanpa membutuhkan biaya yang besar.
Maka
sekianlah dahulu dasar-dasar pengetahuan umum ibadah ini, dan marilah kita
berdoa bersama, agar kita semua yang hadir diminggu pagi yang dimuliakan Allah
SWT ini dapat mengamalkan dan sangat mudah memahaminya!
"Ya Allah, gantungkanlah
kami dan orang-orang yang berkonsultasi atau curhat atau
‘berobat’ kepada kami hanyalah kepada-MU, dan jangan Engkau datangkan kepada
kami orang-orang yang tak mau mendatangi-Mu, kecuali bila itu sudah menjadi
ketetapan-Mu".
ASYHADU AN LAA ILAAHA ILLA
ALLAAHu, WA ASYHADU ANNA MUHAMMADAN RASUULU ALLAAHI.
Ya Allah Yang Maha Mengetahui
lagi Maha Bijaksana, lindungilah kami dari ilmu yang tidak bermanfaat, dari
ilmu yang menjauhkan kami dari-Mu, dari ilmu yang hanya berorientasi kepada
harta dan dunia, dari ilmu yang membuat kami sombong dan merasa hebat, dari
ilmu yang menginvestasikan banyak kesulitan bagi kami di akhirat kelak.
Ya Allah Yang Maha Mengetahui
Isi Hati (Qolbu/Quluub) yang ada Di Dalam Dada (Shodr/Shuduur), lindungilah
kami dari hati yang tidak khusyu’’, dari hati yang mudah jatuh pada godaan
wanita (pria), dari hati yang merasa tinggi, dari hati yang suka pujian
manusia, dari hati yang takut cacian dari manusia, dari hati yang mudah
terprovokasi oleh dunia yang menipu, dan dari hati yang sering lalai dari-Mu.
Ya Allah Yang Maha Menguasai,
lindungilah kami dari pikiran yang tidak efektif, dari pikiran yang tidak
menentu, dari pikiran yang tidak bermutu, dari pikiran yang suka menganalisa
takdir-Mu, dan dari pikiran yang tidak tunduk kepada hati yang Engkau kuasai.
Ya Allah Yang Maha Pemberi
Rizki, lindungilah kami dari harta yang haram, dari harta yang syubhat, dari
harta yang tidak bisa membantu hamba-Mu lainnya, dan dari harta yang tidak
berkah.
Ya Allah Yang Maha
Menganugerahkan, lindungilah kami dari sikap yang tidak pandai bersyukur atas
ilmu, atas hati, atas pikiran, dan atas harta yang telah Engkau berikan kepada
kami.
Ya Allah Yang Maha Berkehendak,
lindungilah kami dari keinginan yang tidak kami butuhkan, dari keinginan yang
tidak Engkau ridhoi, dan dari keinginan yang tidak bisa dikendalikan.
Ya Allah Yang Maha Menenangkan,
lindungilah kami dari jiwa yang tidak pernah puas, dari jiwa yang tidak pernah
kenyang, dari jiwa yang tidak bisa tenang, dan dari jiwa yang tidak pandai
bersyukur.
Ya Allah Yang Maha Menghentikan
Keburukan, lindungilah kami dari kesulitan yang menghadirkan kesulitan, dari
hutang yang menghadirkan hutang, dan dari penyakit yang menghadirkan penyakit.
Ya Allah Yang Maha Mengabulkan,
lindungilah kami dari do'a-do'a yang tidak penting, dari do'a-do'a yang justru
menjauhkan kami untuk mencintai-Mu, dan dari do'a-do'a yang tidak Engkau
kabulkan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar