06052012, dikediaman Bpk Muhidin, Pakis, Kerawang


DASAR-DASAR
PENGETAHUAN UMUM IBADAH

Perlulah kita ketahui menyambung pembahasan minggu lalu dasar-dasar pengetahuan umum ibadah tentang kiat-kiat meraih Shalat Khusyu’ menurut tuntunan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, dalam meraih shalat khusyu’ Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam telah memberikan kiat-kiat yang jelas, yaitu menjelaskan bahwa untuk mencapai khusyu’ dalam shalat ada dua hal pokok yang perlu kita perhatikan:

1. Memperhatikan hal-hal yang mendatangkan ke-khusyu-an dalam shalat.
2. Menolak hal-hal yang menghilangkan ke-khusyu-an dan melemahkannya.

Adapun yang dimaksud memperhatikan hal-hal yang mendatangkan ke-khusyu’-an dalam shalat ada beberapa kiat yang dijelaskan dalam hadits Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, diantaranya:

Pertama,
Meletakkan sutrah atau tabir pembatas dan mendekatkan individu kita kepada-Nya, adapun hal ini lebih bertujuan untuk memperpendek dan menjaga penglihatan kita yang sedang melaksankan Shalat, sekaligus menjaga pikiran kita dari syetan, dan disamping ini juga dapat menjauhkan kita dari lalu lalangnya orang yang lewat di sekitar kita, karena lewatnya orang lain secara hilir mudik dapat mengganggu ke-khusyu-an shalat kita.
Dalam hal ini Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
“Jika salah seorang diantara kalian melaksanakan Shalat dengan menggunakan tabir, maka hendaklah ia mendekat padanya, sehingga syetan tidak akan memotong Shalatnya”.(HR. Abu Daud, no. 446/1695)
Adapun jarak antara kita dengan tabir atau sutrah adalah tiga kali panjang lengan, dan antara tabir dengan tempat sujud kita adalah, seluas tempat lewatnya seekor kambing, sebagaimana yang banyak disebut dalam hadits-hadits shahih. (lihat Fathul Bari 1/574-579).

Kedua.
Meletakkan tangan kanan diatas tangan kiri di dada kita.
“Adalah Rasulullah jika sedang Shalat, beliau meletakkan tangan kanan diatas tangan kiri”. (HR. Muslim ).
Imam Ibnu Hajar rahimahullah berkata:
“Para ulama berkata: ‘Hikmah dari sikap tersebut (meletakkan tangan kanan diatas tangan kiri di dada) merupakan bentuk sifat dari seseorang yang meminta-minta dengan perasaan hina, sikap tersebut lebih mampu menghindarkan sifat main-main, dan lebih dekat kepada ke-khusyu-an”. (lihat Fathul Bari 2/224)

Ketiga.
Melihat kearah tempat sujud, dalam hadits yang dihistorieskan oleh ‘Aisyah radhiyallahu ‘anha:
“Adalah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam jika sedang shalat, beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam menundukkan kepala serta mengarahkan pandangannya ke tanah (tempat sujud)”. (HR. al-Hakim 1/479, dia berkata shahih menurut syarat Bukhari dan Muslim, disepakati juga oleh al-Albani dalam buku shifatus Shalatin Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam hal 89)
Dari sini jelaslah bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dalam Shalat melihat ke arah tempat sujud dan tidak memejamkan matanya, maka kita yang memejamkan mata kita berarti amalannya bertentangan dengan sunnah.

Keempat.
Memohon perlindungan kepada Allah Subhânahu wa Ta’âla dari godaan syetan, karena godaan syetan akan selalu datang kepada kita yang akan menghadap Allah Subhânahu wa Ta’âla, oleh karena ini kita sebagai seorang hamba hendaknya tegar dalam beribadah kepada Allah Ta’âla, seraya tetap melakukan amalan-amalan shalat, dan jangan sampai goyah, sebab dengan selalu menekuni hal-hal tersebut, godaan dan tipu daya syetan akan hilang dengan sendirinya. Allah ‘Azza wa Jalla berfirman:
 ¨bÎ) yøŠx. Ç`»sÜø¤±9$# tb%x. $¸ÿŠÏè|Ê ÇÐÏÈ  
 “Sesungguhnya tipu daya syetan itu adalah lemah.(QS. an-Nisa’: 76)
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
“Jika seorang diantara kalian berdiri shalat, maka datanglah syetan, kemudian ia mengacaukannya (mengacaukan shalatnya dan memasukkan padanya keraguan) sehingga tidak mengetahui berapa rakaat ia shalat. Jika salah seorang diantara kalian mendapati hal demikian, maka hendaklah ia bersujud dua kali ketika dia sedang duduk”. (HR. Bukhari)

Inilah diantara hal-hal yang membantu kekhusyukan, yang tidak bisa kami sebutkan semuanya karena keterbatasan tempat, namun setidak-tidaknya ini sebagai suatu jalan bagi kita untuk menuju khusyu’.

Adapun faktor yang kedua dari hal-hal yang akan membawa kekhusyukan adalah dengan mengetahui penghalang-penghalang kekhusyukan dan menolaknya. Adapun penghalang-penghalang kekhusyukan adalah sebagai berikut:

A. Menghilangkan sesuatu yang mengganggu di tempat shalat
Diriwayatkan dari Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu, dia berkata: “Adalah ‘Aisyah memiliki selembar kain yang berwarna-warni yang digunakan untuk menutupi bagian samping rumahnya. Melihat itu Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam berkata kepadanya: “Hilangkan itu dari pandanganku, sebab gambar-gambarnya selalu terbayang dan menggoda pandanganku pada waktu shalat”. (HR. Bukhari/lihat Fathul Bari 10/391). Dan termasuk perkara yang harus dihindari adalah Shalat di tempat lalu lalang manusia, tempat yang ramai dan gaduh serta berisik, di dekat orang yang sedang bercakap-cakap.

B. Tidak shalat di tempat yang terlalu dingin atau terlalu panas, jika hal tersebut memungkinkan
Karena hal ini jelas akan mengganggu kekhusyukan dalam shalat.

C. Menghindari shalat di dekat makanan yang disukai
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Tidak baik Shalat dilaksanakan di hadapan (di dekat) makanan yang telah dihidangkan”. (HR. Muslim, no. 560). Jika makanan yang telah dihidangkan dan berada dihadapannya, maka ia berhak mendahulukan makan, sebab jika ia tidak makan dan meninggalkannya (tidak makan terlebih dahulu), ia tidak akan merasa khusyu’ dan hatinya akan selalu teringat pada makanan tersebut, bahkan seyogyanya dia tidak tergesa-gesa dalam makannya sehingga betul-betul terpenuhi hajatnya.

D.Menghindari shalat dalam kondisi mengantuk
Diriwayatkan dari Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Jika salah seorang dari kalian merasa mengantuk dalam shalat, hendaklah ia tidur terlebih dahulu, sehingga ia mengetahui apa yang diucapkannya”. (HR. Bukhari, no. 210)

E. Jangan shalat di belakang orang-orang yang bercakap-cakap ataupun tidur
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Janganlah Shalat di belakang orang yang sedang tidur dan juga orang-orang yang sedang bercakap-cakap”. (HR. Abu Daud, no. 694)
Karena suara orang-orang yang sedang bercakap-cakap dapat merusak konsentrasi seseorang yang sedang Shalat.

F. Menghindari shalat dalam keadaan menahan buang air besar ataupun kecil
Karena hal ini jelas akan mengganggu kekhusyukan. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam melarang seseorang shalat dalam kondisi Haaqin yaitu menahan buang air kecil dan besar. (HR. Ibnu Majah dalam Sunannya no. 617)

G. Tidak menyibukkan diri untuk membersihkan debu

H. Dimakruhkan mengusap dahi dan hidung dalam shalat

I. Tidak boleh mengganggu orang yang sedang shalat dengan mengeraskan bacaan

J. Tidak boleh menoleh ke kiri dan ke kanan ketika shalat

K. Tidak mengarahkan pandangan ke langit

L. Jangan meludah ke depan ketika sedang shalat

M. Berusaha untuk tidak menguap ketika shalat

N. Tidak mencontoh gerakan atau tingkah laku binatang
Driwayatkan dalam hadits bahwasanya: “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam melarang tiga perkara dalam Shalat, yaitu perilaku mematuk seperti burung gagak, duduk seperti duduknya binatang buas, mengambil tempat tertentu sebagaimana unta mengambil tempat duduknya (menderum)”. (HR. Ahmad 3/428)
Demikianlah beberapa kiat-kiat dalam meraih Shalat Khusyu, semoga dengan mengetahuinya akan mengantarkan kita menuju Shalat yang khusyu’, yang pada intinya sangat praktis, mudah dan ekonomis tanpa membutuhkan biaya yang besar.

Maka sekianlah dahulu dasar-dasar pengetahuan umum ibadah ini, dan marilah kita berdoa bersama, agar kita semua yang hadir diminggu pagi yang dimuliakan Allah SWT ini dapat mengamalkan dan sangat mudah memahaminya!

"Ya Allah, gantungkanlah kami dan orang-orang yang berkonsultasi atau curhat atau ‘berobat’ kepada kami hanyalah kepada-MU, dan jangan Engkau datangkan kepada kami orang-orang yang tak mau mendatangi-Mu, kecuali bila itu sudah menjadi ketetapan-Mu".

ASYHADU AN LAA ILAAHA ILLA ALLAAHu, WA ASYHADU ANNA MUHAMMADAN RASUULU ALLAAHI.

Ya Allah Yang Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana, lindungilah kami dari ilmu yang tidak bermanfaat, dari ilmu yang menjauhkan kami dari-Mu, dari ilmu yang hanya berorientasi kepada harta dan dunia, dari ilmu yang membuat kami sombong dan merasa hebat, dari ilmu yang menginvestasikan banyak kesulitan bagi kami di akhirat kelak.

Ya Allah Yang Maha Mengetahui Isi Hati (Qolbu/Quluub) yang ada Di Dalam Dada (Shodr/Shuduur), lindungilah kami dari hati yang tidak khusyu’’, dari hati yang mudah jatuh pada godaan wanita (pria), dari hati yang merasa tinggi, dari hati yang suka pujian manusia, dari hati yang takut cacian dari manusia, dari hati yang mudah terprovokasi oleh dunia yang menipu, dan dari hati yang sering lalai dari-Mu.  

Ya Allah Yang Maha Menguasai, lindungilah kami dari pikiran yang tidak efektif, dari pikiran yang tidak menentu, dari pikiran yang tidak bermutu, dari pikiran yang suka menganalisa takdir-Mu, dan dari pikiran yang tidak tunduk kepada hati yang Engkau kuasai.  

Ya Allah Yang Maha Pemberi Rizki, lindungilah kami dari harta yang haram, dari harta yang syubhat, dari harta yang tidak bisa membantu hamba-Mu lainnya, dan dari harta yang tidak berkah.

Ya Allah Yang Maha Menganugerahkan, lindungilah kami dari sikap yang tidak pandai bersyukur atas ilmu, atas hati, atas pikiran, dan atas harta yang telah Engkau berikan kepada kami.

Ya Allah Yang Maha Berkehendak, lindungilah kami dari keinginan yang tidak kami butuhkan, dari keinginan yang tidak Engkau ridhoi, dan dari keinginan yang tidak bisa dikendalikan.

Ya Allah Yang Maha Menenangkan, lindungilah kami dari jiwa yang tidak pernah puas, dari jiwa yang tidak pernah kenyang, dari jiwa yang tidak bisa tenang, dan dari jiwa yang tidak pandai bersyukur. 

Ya Allah Yang Maha Menghentikan Keburukan, lindungilah kami dari kesulitan yang menghadirkan kesulitan, dari hutang yang menghadirkan hutang, dan dari penyakit yang menghadirkan penyakit.  

Ya Allah Yang Maha Mengabulkan, lindungilah kami dari do'a-do'a yang tidak penting, dari do'a-do'a yang justru menjauhkan kami untuk mencintai-Mu, dan dari do'a-do'a yang tidak Engkau kabulkan.

Amin ya rabbal alamin.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar