|
DASAR-DASAR
PENGETAHUAN UMUM
IBADAH
Perlulah kita ketahui ada banyak sekali pertanyaan pada
benak pikiran kita, namun terkadang jawabannya tidak mewakili keinginan kita,
yaitu yang mana pertanyaan-pertanyaan yang terlintas oleh pikiran kita akan tetapi selalu mendapat jawaban yang tidak sederhana,
samplenya, ketika kita melihat kapal terbang bergerak diangkasa, terbetik dibenak kita suatu pertanyaan, bagai mana
bahan-bahan yang berat itu bisa melayang dan bergerak serta meluncur, maka tak
lama kemudian kita akan sampai kepada pemikiran tentang alat-alat dan mesin
itulah yang meluncurkan keangkasa, maka yang menjadi pertanyan kita yaitu
adakah setelah itu kita dibenarkan jika berpendapat bahwa alat kapal terbang itu
sendiri yang menerbangkan?...... maka perkara ini tidak semudah itu, sebab kita
tidak boleh mengabaikan bahwa disana ada pilot yang mengendalikan mesin
tersebut, dan kemudian ada insinyur yang menciptakan rancangan dan
ketentuan-ketentuan yang ditetapkan, maka pada hakekatnya tak ada wujud bagi
kapal terbang itu, dan tidaklah terjadi pergerakan peluncuran keangkasa tanpa kerja insinyur, karena mesin-mesin
itu bukanlah akhir dari certa sebuah kapal tebang, akan tetapi hakekat yang
paling akhir adalah akal yang telah mengadakan mesin itu, kemudian menggerakkan menurut rencana yang telah dipersiapkan.
Mengikuti ilustrasi realitas kereta api, mulai dari gerbong yang digerakkan oleh roda-roda, kemudian roda-roda digerakkan oleh mesin, mesin digerakkan oleh masinis, dan semua itu direncanakan, oleh yang menciptakan yaitu insinyur. Pertanyaan terakhir adalah : "Mungkinkah roda-roda, mesin, dan alat-alat kereta api itu mampu melihat yang menciptakan?" Jawabannya adalah insinyur itu sendiri yang mengetahui akan dirinya, sebab kereta api dan insinyur berbeda keadaan dan bukan perbandingan….
Adapun realitas instrumen kapal terbang tidak ada satupun yang serupa jika kita bandingkan dengan keadaan realitas insinyur, dan kemudian mengetahui keadaan realitas kapal terbang dari awal sampai akhir, yang mana adalah merupakan kefanaan atau penafian bahwa
realitas kapal
terbang adalah ciptaan semata. Perhatikanlah firman Allah SWT dalam surat Al An’am,6 ayat: 102-103.
"(yang memiliki sifat-sifat yang..) Demikian itu ialah
Tuhan kamu. Tidak ada Tuhan selain Dia. pencipta segala sesuatu maka sembahlah
Dia, dan Dia adalah pemelihara segala sesuatu. Dia tidak dapat dicapai oleh
penglihatan mata, sedang Dia dapat melihat segala yang kelihatan. Dan Dialah
yang maha halus lagi maha mengetahui".
Jadi sudah sungguh jelas realitas bahwa Dzat tuhan tidak bisa dibandingkan
dengan sesuatu firman
Allah SWT dalam Al Qur’an surat Asy Syu’aaraa, 26 ayat:11.
“(yaitu) kaum
Fir'aun. Mengapa mereka tidak bertakwa?"
... berlaku sampai diakhirat kelak, walaupun Tuhan sendiri mengatakan bahwa individu kita sejati di alam surga akan melihat realitas Tuhan
secara nyata atas eksistensi Allah, bukan berarti kita melihat dengan
perbandingan pikiran kita...… yang dimaksud
melihat secara hak disini adalah kesadaran jiwa muthmainnah yang telah lepas
dari ikatan alam atau kosmos, atau biasa disebut
"fana", maka
keadaan inilah individu kita sejati sebagai manusia dan alam
seperti keadaan sebelum diciptakan yaitu keadaan masih kosong atau 'awang uwung' kata orang jawa,
kecuali Allah sendiri yang ada, dan tidak ada yang
mengetahui keadaan ini kecuali Allah sendiri.
Keadaan awal atau Al Awwalu tidak ada yang wujud selain Allah, dan tidak ada ruang, serta tidak ada waktu, bahkan belum ada alam apapun yang tercipta, maka untuk mengetahui keadaan seperti ini marilah kita ikuti histories nabi Musa As. Dalam Firman Allah SWT surat Al A’raaf, 7 ayat: 143.
Keadaan awal atau Al Awwalu tidak ada yang wujud selain Allah, dan tidak ada ruang, serta tidak ada waktu, bahkan belum ada alam apapun yang tercipta, maka untuk mengetahui keadaan seperti ini marilah kita ikuti histories nabi Musa As. Dalam Firman Allah SWT surat Al A’raaf, 7 ayat: 143.
"Dan tatkala Musa datang (untuk munajat) dengan Kami, pada waktu yang
telah Kami tentukan dan Tuhan telah berfirman (langsung) kepadanya. Berkatalah
Musa : ya Tuhanku, nampakkanlah (diri Engkau) kepadaku. Agar aku dapat melihat
kepada Engkau. Tuhan berfirman: kamu sekali-sekali tidak sanggup melihat-Ku,
tetapi melihat-lah ke bukit itu, maka jika ia tetap ditempatnya (sebagaimana
sediakala) niscaya kamu dapat melihat-Ku. Tatkala Tuhannya nampak bagi gunung
itu, kejadian itu menjadikan gunung itu hancur luluh dan Musa pun jatuh
pingsan, maka setelah Musa sadar kembali dia berkata. Maha Suci Engkau, dan aku
bertaubat kepada Engkau dan aku orang yang pertama-tama beriman …".
Adapun didalam histories ini
ada yang menarik dalam
"pertemuan" nabi Musa........ dan kita hubungkan
dengan pembahasan mengenai keadaan "kefanaan" individu kita sebagai manusia dan alam, yakni keadaan hancur luluh lantak
keadaan gunung Thursina dan keadaan Musa jatuh pingsan!!! Setelah gunung itu
hancur dan Musa-pun jatuh pingsan, maka tidak satupun yang terlintas realitas apapun didalam perasan Musa dan
fikirannya, kecuali ia tidak tahu apa-apa, akan tetapi yaitu realitas konsepsi kita dan alam tidak ada yaitu fana, maka
dalam keadaan inilah Musa melihat
realita Tuhan, bahwa benar Tuhan tidak bisa dibandingkan oleh sesuatu apapun.
Kemudian Musa kembali sadar memasuki realitas dirinya sebagai manusia dan alam.
Musa berkata :aku orang yang pertama-tama beriman..dan percaya bahwa Allah
tidak seperti konsepsi "saya".
Setelah kita mengetahui dan faham akan Dzat, sifat, dan af'al Allah, maka teranglah fikiran dan batin kita, sehingga secara gamblang kedudukan kita dan Allah menjadi jelas, yaitu yang hakiki dan yang bukan hakiki, serta pada akhir terbukalah mata kita dari ketidaktahuan akan Dzat, karena ketidaktahuan inilah yang kita maksudkan dengan tertutupnya hijab, sehingga perlu disadarkan oleh kita sendiri dan kemudian mengenal-Nya atau ma'rifat.
Setelah kita mengetahui dan faham akan Dzat, sifat, dan af'al Allah, maka teranglah fikiran dan batin kita, sehingga secara gamblang kedudukan kita dan Allah menjadi jelas, yaitu yang hakiki dan yang bukan hakiki, serta pada akhir terbukalah mata kita dari ketidaktahuan akan Dzat, karena ketidaktahuan inilah yang kita maksudkan dengan tertutupnya hijab, sehingga perlu disadarkan oleh kita sendiri dan kemudian mengenal-Nya atau ma'rifat.
Syekh Ahmad bin
`Athaillah, didalam Al Hikam menyebutkan bahwa:
"Tiada sesuatu
benda yang menghijab engkau dari Allah, tetapi yang menghijab engkau adalah
persangkaanmu adanya sesuatu disamping Allah, sebab segala sesuatu selain dari
Allah itu pada hakikatnya tidak maujud atau tidak ada sebab yang wajib ada hanya Allah, sedang
yang lainnya terserah kepada belas kasihan Allah untuk diadakan atau
ditiadakan".
Sang Syekhk berkata :
"andaikan Allah
tidak dhahir pada benda-benda alam ini, tidak mungkin adanya penglihatan
pada-Nya. Dan andaikan Allah tidak mendhahirkan sifat-sifat-Nya, pasti
lenyaplah alam benda-benda. Ketika Allah bertajalli kepada gunung, hancurlah
gunung itu, sedang Musa jatuh pingsan … "
Ada diantara
kita berkata :
"Adanya kita semua ini bagaikan adanya bayangan
pohon di dalam air, maka ia tidak
akan menghalangi jalannya perahu, maka
hakikat yang sebenarnya tiada sesuatu benda apapun yang maujud disamping Allah
untuk menghijab kita dari Allah, akan tetapi hanya kita sendiri mengira bayangan itu sebagai sesuatu
yang maujud."
jadi pertanyaan demi pertanyaan timbul dari pikiran kita karena ketidaktahuan atau hijab, yang mana kenyataaan bahwa Allah sangat dekat....… adapun hal ini tertutup oleh kebodohan ilmu kita selama ini, yang mana Allah seakan jauh diluar sana...…sehingga kita tidak merasakan kehadiran-Nya yang terus menerus berada dalam kehidupan kita, jadi walhasil dari keterangan ditersebut menyimpulkan bahwa kita ternyata telah salah kaprah mengartikan sosok dzat selama ini, yang kita sangka adalah konsepsi "saya", dan bukan konsepsi hakiki, yaitu wujud yang tak terbandingkan oleh perasaan, pikiran , mata hati, dan seterusnya. Allah kita adalah Allahnya Musa,....... Allahnya Ibrahim,....... dan Allahnya Muhammad … yaitu yang Maha tak terjangkau oleh apapun....… maka pada saat kita mendirikan shalat saatnyalah kita bertakbir tertuju kepada dzat....…bukan kepada sifat....… fa' bud nii sembahlah AKU...…, sehingga fanalah "individu kita" dan semesta.
Maka sekianlah dahulu
dasar-dasar pengetahuan umum ibadah ini, dan marilah kita berdoa bersama, agar
kita semua yang hadir diminggu pagi yang dimuliakan Allah SWT ini dapat
mengamalkan dan sangat mudah memahaminya!
"Ya Allah, gantungkanlah kami dan orang-orang yang
berkonsultasi atau curhat atau
‘berobat’ kepada kami hanyalah kepada-MU, dan jangan Engkau datangkan kepada
kami orang-orang yang tak mau mendatangi-Mu, kecuali bila itu sudah menjadi
ketetapan-Mu".
ASYHADU AN LAA ILAAHA ILLA ALLAAHu, WA ASYHADU ANNA
MUHAMMADAN RASUULU ALLAAHI.
Ya Allah Yang Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana, lindungilah
kami dari ilmu yang tidak bermanfaat, dari ilmu yang menjauhkan kami dari-Mu,
dari ilmu yang hanya berorientasi kepada harta dan dunia, dari ilmu yang
membuat kami sombong dan merasa hebat, dari ilmu yang menginvestasikan banyak
kesulitan bagi kami di akhirat kelak.
Ya Allah Yang Maha Mengetahui Isi Hati (Qolbu/Quluub)
yang ada Di Dalam Dada (Shodr/Shuduur), lindungilah kami dari hati yang tidak
khusyu’’, dari hati yang mudah jatuh pada godaan wanita (pria), dari hati yang
merasa tinggi, dari hati yang suka pujian manusia, dari hati yang takut cacian
dari manusia, dari hati yang mudah terprovokasi oleh dunia yang menipu, dan
dari hati yang sering lalai dari-Mu.
Ya Allah Yang Maha Menguasai, lindungilah kami dari
pikiran yang tidak efektif, dari pikiran yang tidak menentu, dari pikiran yang
tidak bermutu, dari pikiran yang suka menganalisa takdir-Mu, dan dari pikiran
yang tidak tunduk kepada hati yang Engkau kuasai.
Ya Allah Yang Maha Pemberi Rizki, lindungilah kami dari
harta yang haram, dari harta yang syubhat, dari harta yang tidak bisa membantu
hamba-Mu lainnya, dan dari harta yang tidak berkah.
Ya Allah Yang Maha Menganugerahkan, lindungilah kami dari
sikap yang tidak pandai bersyukur atas ilmu, atas hati, atas pikiran, dan atas
harta yang telah Engkau berikan kepada kami.
Ya Allah Yang Maha Berkehendak, lindungilah kami dari
keinginan yang tidak kami butuhkan, dari keinginan yang tidak Engkau ridhoi,
dan dari keinginan yang tidak bisa dikendalikan.
Ya Allah Yang Maha Menenangkan, lindungilah kami dari
jiwa yang tidak pernah puas, dari jiwa yang tidak pernah kenyang, dari jiwa
yang tidak bisa tenang, dan dari jiwa yang tidak pandai bersyukur.
Ya Allah Yang Maha Menghentikan Keburukan, lindungilah
kami dari kesulitan yang menghadirkan kesulitan, dari hutang yang menghadirkan
hutang, dan dari penyakit yang menghadirkan penyakit.
Ya Allah Yang Maha Mengabulkan, lindungilah kami dari
do'a-do'a yang tidak penting, dari do'a-do'a yang justru menjauhkan kami untuk
mencintai-Mu, dan dari do'a-do'a yang tidak Engkau kabulkan.
Amin ya
rabbal alamin.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar