13052012,dikediaman Bang Munan, Gebang Tinggi, Bekasi


DASAR-DASAR
PENGETAHUAN UMUM IBADAH

Perlulah kita ketahui ada banyak sekali pertanyaan pada benak pikiran kita, namun terkadang jawabannya tidak mewakili keinginan kita, yaitu yang mana pertanyaan-pertanyaan yang terlintas oleh pikiran  kita akan tetapi  selalu mendapat jawaban yang tidak sederhana, samplenya, ketika kita melihat kapal terbang bergerak diangkasa, terbetik dibenak kita suatu pertanyaan, bagai mana bahan-bahan yang berat itu bisa melayang dan bergerak serta meluncur, maka tak lama kemudian kita akan sampai kepada pemikiran tentang alat-alat dan mesin itulah yang meluncurkan keangkasa, maka yang menjadi pertanyan kita yaitu adakah setelah itu kita dibenarkan jika berpendapat bahwa alat kapal terbang itu sendiri yang menerbangkan?...... maka perkara ini tidak semudah itu, sebab kita tidak boleh mengabaikan bahwa disana ada pilot yang mengendalikan mesin tersebut, dan kemudian ada insinyur yang menciptakan rancangan dan ketentuan-ketentuan yang ditetapkan, maka pada hakekatnya tak ada wujud bagi kapal terbang itu, dan tidaklah terjadi pergerakan peluncuran keangkasa tanpa kerja insinyur, karena mesin-mesin itu bukanlah akhir dari certa sebuah kapal tebang, akan tetapi hakekat yang paling akhir adalah akal yang telah mengadakan mesin itu, kemudian menggerakkan menurut rencana yang telah dipersiapkan.

Mengikuti ilustrasi realitas kereta api, mulai dari gerbong yang digerakkan oleh roda-roda, kemudian roda-roda digerakkan oleh mesin, mesin digerakkan oleh masinis, dan semua itu direncanakan, oleh yang menciptakan yaitu insinyur. Pertanyaan terakhir adalah : "Mungkinkah roda-roda, mesin, dan alat-alat kereta api itu mampu melihat yang menciptakan?" Jawabannya adalah insinyur itu sendiri yang mengetahui akan dirinya, sebab kereta api dan insinyur berbeda keadaan dan bukan perbandingan….                                          

Adapun realitas instrumen kapal terbang tidak ada satupun yang serupa jika kita bandingkan dengan keadaan realitas insinyur, dan kemudian mengetahui keadaan realitas kapal terbang dari awal sampai akhir, yang mana adalah merupakan kefanaan atau penafian bahwa realitas kapal terbang adalah ciptaan semata. Perhatikanlah firman Allah SWT dalam surat Al An’am,6 ayat: 102-103.

"(yang memiliki sifat-sifat yang..) Demikian itu ialah Tuhan kamu. Tidak ada Tuhan selain Dia. pencipta segala sesuatu maka sembahlah Dia, dan Dia adalah pemelihara segala sesuatu. Dia tidak dapat dicapai oleh penglihatan mata, sedang Dia dapat melihat segala yang kelihatan. Dan Dialah yang maha halus lagi maha mengetahui".

Jadi sudah sungguh jelas realitas bahwa Dzat tuhan tidak bisa dibandingkan dengan sesuatu firman Allah SWT dalam Al Qur’an surat Asy Syu’aaraa, 26 ayat:11.

“(yaitu) kaum Fir'aun. Mengapa mereka tidak bertakwa?"
 ... berlaku sampai diakhirat kelak, walaupun Tuhan sendiri mengatakan bahwa individu kita sejati di alam surga akan melihat realitas Tuhan secara nyata atas eksistensi Allah, bukan berarti kita melihat dengan perbandingan pikiran kita...… yang dimaksud melihat secara hak disini adalah kesadaran jiwa muthmainnah yang telah lepas dari ikatan alam atau kosmos, atau biasa disebut "fana", maka keadaan inilah individu kita sejati sebagai manusia dan alam seperti keadaan sebelum diciptakan yaitu keadaan masih kosong atau 'awang uwung' kata orang jawa, kecuali Allah sendiri yang ada, dan tidak ada yang mengetahui keadaan ini kecuali Allah sendiri.

Keadaan awal
atau Al Awwalu tidak ada yang wujud selain Allah, dan tidak ada ruang, serta tidak ada waktu, bahkan belum ada alam apapun yang tercipta, maka untuk mengetahui keadaan seperti ini marilah kita ikuti histories nabi Musa As. Dalam Firman Allah SWT surat Al A’raaf, 7 ayat: 143.


"Dan tatkala Musa datang (untuk munajat) dengan Kami, pada waktu yang telah Kami tentukan dan Tuhan telah berfirman (langsung) kepadanya. Berkatalah Musa : ya Tuhanku, nampakkanlah (diri Engkau) kepadaku. Agar aku dapat melihat kepada Engkau. Tuhan berfirman: kamu sekali-sekali tidak sanggup melihat-Ku, tetapi melihat-lah ke bukit itu, maka jika ia tetap ditempatnya (sebagaimana sediakala) niscaya kamu dapat melihat-Ku. Tatkala Tuhannya nampak bagi gunung itu, kejadian itu menjadikan gunung itu hancur luluh dan Musa pun jatuh pingsan, maka setelah Musa sadar kembali dia berkata. Maha Suci Engkau, dan aku bertaubat kepada Engkau dan aku orang yang pertama-tama beriman …".

Adapun didalam histories ini ada yang menarik dalam "pertemuan" nabi Musa........ dan kita hubungkan dengan pembahasan mengenai keadaan "kefanaan" individu kita sebagai manusia dan alam, yakni keadaan hancur luluh lantak keadaan gunung Thursina dan keadaan Musa jatuh pingsan!!! Setelah gunung itu hancur dan Musa-pun jatuh pingsan, maka tidak satupun yang terlintas realitas apapun didalam perasan Musa dan fikirannya, kecuali ia tidak tahu apa-apa, akan tetapi yaitu realitas konsepsi kita dan alam tidak ada yaitu fana, maka dalam keadaan inilah Musa melihat realita Tuhan, bahwa benar Tuhan tidak bisa dibandingkan oleh sesuatu apapun. Kemudian Musa kembali sadar memasuki realitas dirinya sebagai manusia dan alam. Musa berkata :aku orang yang pertama-tama beriman..dan percaya bahwa Allah tidak seperti konsepsi "saya".

Setelah kita mengetahui dan faham akan Dzat, sifat, dan af'al Allah,
maka teranglah fikiran dan batin kita, sehingga secara gamblang kedudukan kita dan Allah menjadi jelas, yaitu yang hakiki dan yang bukan hakiki, serta pada akhir terbukalah mata kita dari ketidaktahuan akan Dzat, karena ketidaktahuan inilah yang kita maksudkan dengan tertutupnya hijab, sehingga perlu disadarkan oleh kita sendiri dan kemudian mengenal-Nya atau ma'rifat.
Syekh Ahmad bin `Athaillah, didalam Al Hikam menyebutkan bahwa:
"Tiada sesuatu benda yang menghijab engkau dari Allah, tetapi yang menghijab engkau adalah persangkaanmu adanya sesuatu disamping Allah, sebab segala sesuatu selain dari Allah itu pada hakikatnya tidak maujud atau tidak ada sebab yang wajib ada hanya Allah, sedang yang lainnya terserah kepada belas kasihan Allah untuk diadakan atau ditiadakan".

Sang Syekhk berkata :
"andaikan Allah tidak dhahir pada benda-benda alam ini, tidak mungkin adanya penglihatan pada-Nya. Dan andaikan Allah tidak mendhahirkan sifat-sifat-Nya, pasti lenyaplah alam benda-benda. Ketika Allah bertajalli kepada gunung, hancurlah gunung itu, sedang Musa jatuh pingsan … "

Ada diantara kita berkata :
"Adanya kita semua ini bagaikan adanya bayangan pohon di dalam air, maka ia tidak akan menghalangi jalannya perahu, maka hakikat yang sebenarnya tiada sesuatu benda apapun yang maujud disamping Allah untuk menghijab kita dari Allah, akan tetapi hanya kita sendiri mengira bayangan itu sebagai sesuatu yang maujud."

jadi pertanyaan demi pertanyaan timbul dari pikiran kita karena ketidaktahuan atau hijab, yang mana kenyataaan bahwa Allah sangat dekat....adapun hal ini tertutup oleh kebodohan ilmu kita selama ini, yang mana Allah seakan jauh diluar sana...…sehingga kita tidak merasakan kehadiran-Nya yang terus menerus berada dalam kehidupan kita, jadi walhasil dari keterangan ditersebut menyimpulkan bahwa kita ternyata telah salah kaprah mengartikan sosok dzat selama ini, yang kita sangka adalah konsepsi "saya", dan bukan konsepsi hakiki, yaitu wujud yang tak terbandingkan oleh perasaan, pikiran , mata hati, dan seterusnya. Allah kita adalah Allahnya Musa,....... Allahnya Ibrahim,....... dan Allahnya Muhammad … yaitu yang Maha tak terjangkau oleh apapun.... maka pada saat kita mendirikan shalat saatnyalah kita bertakbir tertuju kepada dzat....…bukan kepada sifat....… fa' bud nii sembahlah AKU...…, sehingga fanalah "individu kita" dan semesta.


Maka sekianlah dahulu dasar-dasar pengetahuan umum ibadah ini, dan marilah kita berdoa bersama, agar kita semua yang hadir diminggu pagi yang dimuliakan Allah SWT ini dapat mengamalkan dan sangat mudah memahaminya!

"Ya Allah, gantungkanlah kami dan orang-orang yang berkonsultasi atau curhat atau ‘berobat’ kepada kami hanyalah kepada-MU, dan jangan Engkau datangkan kepada kami orang-orang yang tak mau mendatangi-Mu, kecuali bila itu sudah menjadi ketetapan-Mu".

ASYHADU AN LAA ILAAHA ILLA ALLAAHu, WA ASYHADU ANNA MUHAMMADAN RASUULU ALLAAHI.

Ya Allah Yang Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana, lindungilah kami dari ilmu yang tidak bermanfaat, dari ilmu yang menjauhkan kami dari-Mu, dari ilmu yang hanya berorientasi kepada harta dan dunia, dari ilmu yang membuat kami sombong dan merasa hebat, dari ilmu yang menginvestasikan banyak kesulitan bagi kami di akhirat kelak.

Ya Allah Yang Maha Mengetahui Isi Hati (Qolbu/Quluub) yang ada Di Dalam Dada (Shodr/Shuduur), lindungilah kami dari hati yang tidak khusyu’’, dari hati yang mudah jatuh pada godaan wanita (pria), dari hati yang merasa tinggi, dari hati yang suka pujian manusia, dari hati yang takut cacian dari manusia, dari hati yang mudah terprovokasi oleh dunia yang menipu, dan dari hati yang sering lalai dari-Mu.  

Ya Allah Yang Maha Menguasai, lindungilah kami dari pikiran yang tidak efektif, dari pikiran yang tidak menentu, dari pikiran yang tidak bermutu, dari pikiran yang suka menganalisa takdir-Mu, dan dari pikiran yang tidak tunduk kepada hati yang Engkau kuasai.  

Ya Allah Yang Maha Pemberi Rizki, lindungilah kami dari harta yang haram, dari harta yang syubhat, dari harta yang tidak bisa membantu hamba-Mu lainnya, dan dari harta yang tidak berkah.

Ya Allah Yang Maha Menganugerahkan, lindungilah kami dari sikap yang tidak pandai bersyukur atas ilmu, atas hati, atas pikiran, dan atas harta yang telah Engkau berikan kepada kami.

Ya Allah Yang Maha Berkehendak, lindungilah kami dari keinginan yang tidak kami butuhkan, dari keinginan yang tidak Engkau ridhoi, dan dari keinginan yang tidak bisa dikendalikan.

Ya Allah Yang Maha Menenangkan, lindungilah kami dari jiwa yang tidak pernah puas, dari jiwa yang tidak pernah kenyang, dari jiwa yang tidak bisa tenang, dan dari jiwa yang tidak pandai bersyukur. 

Ya Allah Yang Maha Menghentikan Keburukan, lindungilah kami dari kesulitan yang menghadirkan kesulitan, dari hutang yang menghadirkan hutang, dan dari penyakit yang menghadirkan penyakit.  

Ya Allah Yang Maha Mengabulkan, lindungilah kami dari do'a-do'a yang tidak penting, dari do'a-do'a yang justru menjauhkan kami untuk mencintai-Mu, dan dari do'a-do'a yang tidak Engkau kabulkan.
Amin ya rabbal alamin.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar