DASAR-DASAR
PENGETAHUAN UMUM
IBADAH
Perlulah kita ketahui
sesungguhnya Ibadah Mendirikan Shalat merupakan sebaik-baiknya amal, karena ia
mempunyai kedudukan yang mulia di sisi Allah Subhânahu wa Ta’âla, justru ibadah
inilah yang membedakan antara kita sebagai orang mukmin dan seseorang yang lari
dari tuntunan Allah SWT, karena ia merupakan ibadah yang mampu melebur dosa
kita seseorang.
Maka
ketika kita seorang mukmin mengetahui betapa pentingnya mendirikan shalat dan
begitu mulianya kedudukannya di sisi Allah Subhânahu wa Ta’âla, tentu sebagai
seorang muslim kita harus melaksanakannya sesuai dengan ketentuan-ketentuan
yang telah digariskan oleh aturan Syariat kita, yaitu Islam.
Adapun
Shalat khusyu’ merupakan dambaan setiap kita, bahkan berbagai macam cara yang
kita lakukan untuk menggapai Shalat khusyu’, diantara kita ada yang mematikan
lampu ketika mendirikan shalat, ada yang memejamkan mata kita, ada yang
mengosongkan semua fikiran kita, ada yang merasakan terbangnya roh kita ketika
shalat, bahkan untuk menggapai kekhusyukan kita membuat pelatihan-pelatihan
shalat khusyu’, dan tentunya semua hal ini menimbulkan suatu pertanyaan buat
kita, apakah memang seperti itu shalat khusyu’?.......
Dan
selanjutnya yang menjadi pertanyaan kita, apakah cara-cara seperti tersebut
sudah sesuai menurut tuntunan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam?.......
Insya Allah melalui beberapa dasar-dasar pengetahuan umum ibadah ini kita akan
kupas, karena kenapa pentingnya shalat khusyu’?.......... serta apa definisi
khusyu’?........ demikian pula apa hukumnya dan apa kiat-kiat untuk
menggapainya?........
Jadi
sekali lagi sangatlah perlu kita ketahui yang mana sangatlah pentingnya Khusyu’
dalam mendirikan Shalat, karena khusyu’ merupakan perkara agung, yaitu cepat
sirnanya dan jarang keberadaanya kita temukan, karena khusyu’ di akhir era ini
yang penuh dengan berbagai macam fitnah dan godaan, baik godaan dari diantara
kita maupun godaan dari pikiran kita yang berupaya memalingkan individu kita
sejati dari kekhusyukan.
Jauhnya
kita dari ke-khusyu-an dalam melaksanakan mendirikan shalat, hal ini adalah
benar adanya, bahkan seorang sahabat besar yang bernama Huzaifah ibnu Yaman
radhiyallahu ‘anhu telah menggambarkan:
“Yang pertama kali yang akan
hilang dari agamamu adalah khusyuk’, dan hal yang terakhir yang akan hilang
dari agamamu adalah shalat. Betapa banyak orang shalat tetapi tiada kebaikan
padanya, hampir saja engkau memasuki masjid, sementara tidak ditemukan diantara
mereka orang yang khusyuk.” (Madarijussalikin, Imam Ibnul Qayyim 1/521)
Bila kita tanyakan dan kita pantau shalat yang dilakukan oleh kita sebagai komunitas muslimin, maka jawabannya adalah kita jauh dari ke-khusyu-an, karena pikiran kita menerawang entah kemana, dan hati individu kita yang kordinatnya didalam diantara dua rongga dada diatas perut kita lalai, yaitu kita hidup akan tetapi tidak merasakan adanya kehidupan, bahkan was-was dari pikiran yang muncul tatkala kita melaksanakan shalat sehingga yang mana kita, oleh karena ini pembahasan seputar tentang shalat khusyuk ini merupakan pembahasan yang sangat penting sekali, dan dibutuhkan oleh kita sebagai kominitas muslimin yang ingin meningkatkan kualitas ibadah shalat kita, dimana hal ini akan membawa kita kepada kebahagian dan kemenangan, sebagaimana yang telah disebutkan Allah Subhânahu wa Ta’âla di dalam al-Qurân surat Al Muminuun, 23 ayat: 1-2.
Bila kita tanyakan dan kita pantau shalat yang dilakukan oleh kita sebagai komunitas muslimin, maka jawabannya adalah kita jauh dari ke-khusyu-an, karena pikiran kita menerawang entah kemana, dan hati individu kita yang kordinatnya didalam diantara dua rongga dada diatas perut kita lalai, yaitu kita hidup akan tetapi tidak merasakan adanya kehidupan, bahkan was-was dari pikiran yang muncul tatkala kita melaksanakan shalat sehingga yang mana kita, oleh karena ini pembahasan seputar tentang shalat khusyuk ini merupakan pembahasan yang sangat penting sekali, dan dibutuhkan oleh kita sebagai kominitas muslimin yang ingin meningkatkan kualitas ibadah shalat kita, dimana hal ini akan membawa kita kepada kebahagian dan kemenangan, sebagaimana yang telah disebutkan Allah Subhânahu wa Ta’âla di dalam al-Qurân surat Al Muminuun, 23 ayat: 1-2.
ôs% yxn=øùr& tbqãZÏB÷sßJø9$# ÇÊÈ tûïÏ%©!$# öNèd Îû öNÍkÍEx|¹ tbqãèϱ»yz ÇËÈ
“Sesungguhnya beruntunglah
orang-orang yang beriman, yaitu orang yang khusyu’ dalam shalatnya.”
Adapun
makna Khusyu’ Imam Ibnu Katsir rahimahullah dalam tafsirnya mengatakan bahwa
Khusyu’ adalah:
“Ketenangan, tuma’ninah,
pelan-pelan, ketetapan hati, tawadhu’, serta merasa takut dan selalu merasa
diawasi oleh Allah ‘Azza wa Jalla.”
Imam
Ibnul Qayyim rahimahullah mengatakan bahwa Khusyu’ adalah:
“Menghadapnya hati di hadapan
Robb ‘Azza wa Jalla dengan sikap tunduk dan rendah diri.” Madarijusslikin 1/520
Definisi lain dari khusyu’
dalam shalat adalah:
“Hadirnya hati di hadapan Allah
Subhânahu wa Ta’âla, sambil mengkonsertasikan hati agar dekat kepada Allah
Subhânahu wa Ta’âla, dengan demikian akan membuat hati tenang, tenangnya
gerakan-gerakannya, beradab di hadapan Robbnya, konsentrasi terhadap apa yang
dia katakan dan yang dilakukan dalam shalat dari awal sampai akhir, jauh dari
was-was syaithan dan pemikiran yang jelek, dan ia merupakan ruh shalat. Shalat
yang tidak ada kekhusyukan adalah shalat yang tidak ada ruhnya.” Tafsir Taisir
Karimirrahman, oleh Syaikh Abdurrahman Nashir as-Sa’di.
Jadi
sudah sangat jelas buat kita yaitu tempatnya khusyu’ adalah di hati individu,
sedangkan buahnya akan tampak pada anggota badan, yaitu anggota badan kita
hanya akan mengikuti hati individu kita, jika ke-khusyu-an ini rusak akibat
kelalaian dan kelengahan kita, serta was-was, maka rusaklah ‘ubudiyah anggota
badan kita yang lain, sebab hati individu kita adalah ibarat raja, sedangkan
anggota badan kita yang lainnya sebagai pasukan dan bala tentaranya, maka
kepadanya-lah pikiran kita ta’at dan darinya-lah sumber segala perintah, dan
jika sang raja kita pecat dengan bentuk hilangnya penghambaan hati individu
kita, maka hilanglah rakyat yaitu anggota-anggota badan kita, dan apabila hal
ini terjadi p
Dengan
demikian, menampakkan ke-khusyu-an dengan anggota badan, atau melalui
gerakan-gerakan, supaya orang menyangka bahwa kita khusyu’, maka hal ini adalah
sikap yang tercela, sebab diantara tanda-tanda keikhlasan adalah menyembunyikan
kekhusyukan.
Suatu
ketika Huzaifah bin Yaman radhiyallahu ‘anhu berkata:
“Jauhilah oleh kalian kekhusyukan
munafik”.
lalu ditanyakan kepadanya: Apa
yang dimaksud kekhusyukan munafik? Ia menjawab: “Engkau melihat jasadnya khusyu’
sementara hatinya tidak”.
Imam
Ibnul Qayyim rahimahullah membagi khusyu’ kepada dua macam, yaitu khusyu’ nifaq
dan khusyuk iman.
Khusyu’
nifaq adalah: “Khusyu’ yang tampak pada permukaan anggota badan saja dalam
sifatnya, yang dipaksakan dan dibuat-buat, sementara hatinya tidak khusyuk.”
Khusyuk
iman adalah: “Khusyuknya hati kepada Allah Subhânahu wa Ta’âla dengan sikap
mengagungkan, memuliakan, sikap tenang, takut dan malu. Hatinya terbuka untuk
Allah Subhânahu wa Ta’âla, dengan keterbukaan yang diliputi kehinaan karena
khawatir, malu bercampur cinta menyaksikan nikmat-nikmat Allah ‘Azza wa Jalla
dan kejahatan dirinya sendiri. Dengan demikian secara otomatis hati menjadi
khusyu’ yang kemudian diikuti khusyu’nya anggota badan.”
Adapun
hukum Khusyu’ dalam Shalat, menurut pendapat yang kuat, bahwa khusyu’ dalam
shalat hukumnya wajib. Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah rahimahullah berkata dalam
menafsirkan firman Allah Ta’âla:
(#qãZÏètFó$#ur Îö9¢Á9$$Î/ Ío4qn=¢Á9$#ur 4
$pk¨XÎ)ur îouÎ7s3s9 wÎ) n?tã tûüÏèϱ»sø:$# ÇÍÎÈ
“Jadikanlah sabar dan shalat sebagai
penolongmu, dan sesungguhnya yang demikian itu lebih berat, kecuali bagi
orang-orang yang khusyu’.” (QS. al-Baqarah: 45)
Beliau rahimahullah mengomentari ayat tersebut dengan mengatakan: “Ayat tersebut mengandung celaan atas orang-orang yang tidak khusyu’ dalam shalat, celaan tidak akan terjadi kecuali karena meninggalkan perkara-perkara penting atau wajib, atau karena keharaman yang dilakukan”.
Beliau rahimahullah mengomentari ayat tersebut dengan mengatakan: “Ayat tersebut mengandung celaan atas orang-orang yang tidak khusyu’ dalam shalat, celaan tidak akan terjadi kecuali karena meninggalkan perkara-perkara penting atau wajib, atau karena keharaman yang dilakukan”.
Kemudian
bila kita lihat dalam al-Qurân Allah Subhânahu wa Ta’âla menjelaskan
sifat-sifat calon penghuni surga firdaus:
ôs% yxn=øùr& tbqãZÏB÷sßJø9$# ÇÊÈ tûïÏ%©!$# öNèd Îû öNÍkÍEx|¹ tbqãèϱ»yz ÇËÈ
“Sungguh beruntunglah orang yang beriman,
yaitu mereka yang khusyu’ dalam shalatnya.” (QS. al-Mu’minuun: 1-2), pada ayat
ke 11 Allah Subhânahu wa Ta’âla memberikan isyarat, (bagi orang yang khusyu’),
dengan mengatakan:
úïÏ%©!$# tbqèOÌt }¨÷ryöÏÿø9$# öNèd $pkÏù tbrà$Î#»yz ÇÊÊÈ
“Mereka itulah, orang-orang yang mewarisi
Surga Firdaus, mereka kekal di dalamnya.” (QS. al-Mu’minuun: 11)
Maka melalui
ayat tersebut Allah Subhânahu wa Ta’âla mengabarkan bahwa mereka (orang yang
khusyu’) adalah calon pewaris Jannatul Firdaus. Hal tersebut mengisyaratkan
bahwa selain mereka tidak layak mewarisinya. Meraih surga bagi seorang muslim
hukumnya adalah wajib, maka jalan atau wasilah untuk mencapai surga tersebut
hukumnya juga wajib, dan shalat yang khusyu’ hukumnya ikut menjadi wajib karena
merupakan salah satu sarana untuk meraih surga firdaus.
Maka
sekianlah dahulu dasar-dasar pengetahuan umum ibadah ini, dan marilah kita
berdoa bersama, agar kita semua yang hadir diminggu pagi yang dimuliakan Allah
SWT ini dapat mengamalkan dan sangat mudah memahaminya!
"Ya Allah, gantungkanlah
kami dan orang-orang yang berkonsultasi atau curhat atau
‘berobat’ kepada kami hanyalah kepada-MU, dan jangan Engkau datangkan kepada
kami orang-orang yang tak mau mendatangi-Mu, kecuali bila itu sudah menjadi
ketetapan-Mu".
ASYHADU AN LAA ILAAHA ILLA
ALLAAHu, WA ASYHADU ANNA MUHAMMADAN RASUULU ALLAAHI.
Ya Allah Yang Maha Mengetahui
lagi Maha Bijaksana, lindungilah kami dari ilmu yang tidak bermanfaat, dari
ilmu yang menjauhkan kami dari-Mu, dari ilmu yang hanya berorientasi kepada
harta dan dunia, dari ilmu yang membuat kami sombong dan merasa hebat, dari
ilmu yang menginvestasikan banyak kesulitan bagi kami di akhirat kelak.
Ya Allah Yang Maha Mengetahui
Isi Hati (Qolbu/Quluub) yang ada Di Dalam Dada (Shodr/Shuduur), lindungilah
kami dari hati yang tidak khusyu’’, dari hati yang mudah jatuh pada godaan
wanita (pria), dari hati yang merasa tinggi, dari hati yang suka pujian
manusia, dari hati yang takut cacian dari manusia, dari hati yang mudah
terprovokasi oleh dunia yang menipu, dan dari hati yang sering lalai dari-Mu.
Ya Allah Yang Maha Menguasai,
lindungilah kami dari pikiran yang tidak efektif, dari pikiran yang tidak
menentu, dari pikiran yang tidak bermutu, dari pikiran yang suka menganalisa
takdir-Mu, dan dari pikiran yang tidak tunduk kepada hati yang Engkau kuasai.
Ya Allah Yang Maha Pemberi
Rizki, lindungilah kami dari harta yang haram, dari harta yang syubhat, dari
harta yang tidak bisa membantu hamba-Mu lainnya, dan dari harta yang tidak
berkah.
Ya Allah Yang Maha
Menganugerahkan, lindungilah kami dari sikap yang tidak pandai bersyukur atas
ilmu, atas hati, atas pikiran, dan atas harta yang telah Engkau berikan kepada
kami.
Ya Allah Yang Maha Berkehendak,
lindungilah kami dari keinginan yang tidak kami butuhkan, dari keinginan yang
tidak Engkau ridhoi, dan dari keinginan yang tidak bisa dikendalikan.
Ya Allah Yang Maha Menenangkan,
lindungilah kami dari jiwa yang tidak pernah puas, dari jiwa yang tidak pernah
kenyang, dari jiwa yang tidak bisa tenang, dan dari jiwa yang tidak pandai
bersyukur.
Ya Allah Yang Maha Menghentikan
Keburukan, lindungilah kami dari kesulitan yang menghadirkan kesulitan, dari
hutang yang menghadirkan hutang, dan dari penyakit yang menghadirkan penyakit.
Ya Allah Yang Maha Mengabulkan,
lindungilah kami dari do'a-do'a yang tidak penting, dari do'a-do'a yang justru
menjauhkan kami untuk mencintai-Mu, dan dari do'a-do'a yang tidak Engkau
kabulkan.
Amin ya rabbal alamin
Tidak ada komentar:
Posting Komentar