15042012

DASAR-DASAR
PENGETAHUAN UMUM IBADAH

Perlulah kita ketahui sesungguhnya Ibadah Mendirikan Shalat merupakan sebaik-baiknya amal, karena ia mempunyai kedudukan yang mulia di sisi Allah Subhânahu wa Ta’âla, justru ibadah inilah yang membedakan antara kita sebagai orang mukmin dan seseorang yang lari dari tuntunan Allah SWT, karena ia merupakan ibadah yang mampu melebur dosa kita seseorang.

Maka ketika kita seorang mukmin mengetahui betapa pentingnya mendirikan shalat dan begitu mulianya kedudukannya di sisi Allah Subhânahu wa Ta’âla, tentu sebagai seorang muslim kita harus melaksanakannya sesuai dengan ketentuan-ketentuan yang telah digariskan oleh aturan Syariat kita, yaitu Islam.

Adapun Shalat khusyu’ merupakan dambaan setiap kita, bahkan berbagai macam cara yang kita lakukan untuk menggapai Shalat khusyu’, diantara kita ada yang mematikan lampu ketika mendirikan shalat, ada yang memejamkan mata kita, ada yang mengosongkan semua fikiran kita, ada yang merasakan terbangnya roh kita ketika shalat, bahkan untuk menggapai kekhusyukan kita membuat pelatihan-pelatihan shalat khusyu’, dan tentunya semua hal ini menimbulkan suatu pertanyaan buat kita, apakah memang seperti itu shalat khusyu’?.......

Dan selanjutnya yang menjadi pertanyaan kita, apakah cara-cara seperti tersebut sudah sesuai menurut tuntunan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam?....... Insya Allah melalui beberapa dasar-dasar pengetahuan umum ibadah ini kita akan kupas, karena kenapa pentingnya shalat khusyu’?.......... serta apa definisi khusyu’?........ demikian pula apa hukumnya dan apa kiat-kiat untuk menggapainya?........

Jadi sekali lagi sangatlah perlu kita ketahui yang mana sangatlah pentingnya Khusyu’ dalam mendirikan Shalat, karena khusyu’ merupakan perkara agung, yaitu cepat sirnanya dan jarang keberadaanya kita temukan, karena khusyu’ di akhir era ini yang penuh dengan berbagai macam fitnah dan godaan, baik godaan dari diantara kita maupun godaan dari pikiran kita yang berupaya memalingkan individu kita sejati dari kekhusyukan.

Jauhnya kita dari ke-khusyu-an dalam melaksanakan mendirikan shalat, hal ini adalah benar adanya, bahkan seorang sahabat besar yang bernama Huzaifah ibnu Yaman radhiyallahu ‘anhu telah menggambarkan:
“Yang pertama kali yang akan hilang dari agamamu adalah khusyuk’, dan hal yang terakhir yang akan hilang dari agamamu adalah shalat. Betapa banyak orang shalat tetapi tiada kebaikan padanya, hampir saja engkau memasuki masjid, sementara tidak ditemukan diantara mereka orang yang khusyuk.” (Madarijussalikin, Imam Ibnul Qayyim 1/521)

        Bila kita tanyakan dan kita pantau shalat yang dilakukan oleh kita sebagai komunitas muslimin, maka jawabannya adalah kita jauh dari ke-khusyu-an, karena pikiran kita menerawang entah kemana, dan hati individu kita yang kordinatnya didalam diantara dua rongga dada diatas perut kita lalai, yaitu kita hidup akan tetapi tidak merasakan adanya kehidupan, bahkan was-was dari pikiran yang muncul tatkala kita melaksanakan shalat sehingga yang mana kita, oleh karena ini pembahasan seputar tentang shalat khusyuk ini merupakan pembahasan yang sangat penting sekali, dan dibutuhkan oleh kita sebagai kominitas muslimin yang ingin meningkatkan kualitas ibadah shalat kita, dimana hal ini akan membawa kita kepada kebahagian dan kemenangan, sebagaimana yang telah disebutkan Allah Subhânahu wa Ta’âla di dalam al-Qurân surat Al Muminuun, 23 ayat: 1-2.
ôs% yxn=øùr& tbqãZÏB÷sßJø9$# ÇÊÈ tûïÏ%©!$# öNèd Îû öNÍkÍEŸx|¹ tbqãèϱ»yz ÇËÈ
“Sesungguhnya beruntunglah orang-orang yang beriman, yaitu orang yang khusyu’ dalam shalatnya.”

Adapun makna Khusyu’ Imam Ibnu Katsir rahimahullah dalam tafsirnya mengatakan bahwa Khusyu’ adalah:
“Ketenangan, tuma’ninah, pelan-pelan, ketetapan hati, tawadhu’, serta merasa takut dan selalu merasa diawasi oleh Allah ‘Azza wa Jalla.”

Imam Ibnul Qayyim rahimahullah mengatakan bahwa Khusyu’ adalah:
“Menghadapnya hati di hadapan Robb ‘Azza wa Jalla dengan sikap tunduk dan rendah diri.” Madarijusslikin 1/520

Definisi lain dari khusyu’ dalam shalat adalah:
“Hadirnya hati di hadapan Allah Subhânahu wa Ta’âla, sambil mengkonsertasikan hati agar dekat kepada Allah Subhânahu wa Ta’âla, dengan demikian akan membuat hati tenang, tenangnya gerakan-gerakannya, beradab di hadapan Robbnya, konsentrasi terhadap apa yang dia katakan dan yang dilakukan dalam shalat dari awal sampai akhir, jauh dari was-was syaithan dan pemikiran yang jelek, dan ia merupakan ruh shalat. Shalat yang tidak ada kekhusyukan adalah shalat yang tidak ada ruhnya.” Tafsir Taisir Karimirrahman, oleh Syaikh Abdurrahman Nashir as-Sa’di.

Jadi sudah sangat jelas buat kita yaitu tempatnya khusyu’ adalah di hati individu, sedangkan buahnya akan tampak pada anggota badan, yaitu anggota badan kita hanya akan mengikuti hati individu kita, jika ke-khusyu-an ini rusak akibat kelalaian dan kelengahan kita, serta was-was, maka rusaklah ‘ubudiyah anggota badan kita yang lain, sebab hati individu kita adalah ibarat raja, sedangkan anggota badan kita yang lainnya sebagai pasukan dan bala tentaranya, maka kepadanya-lah pikiran kita ta’at dan darinya-lah sumber segala perintah, dan jika sang raja kita pecat dengan bentuk hilangnya penghambaan hati individu kita, maka hilanglah rakyat yaitu anggota-anggota badan kita, dan apabila hal ini terjadi p

Dengan demikian, menampakkan ke-khusyu-an dengan anggota badan, atau melalui gerakan-gerakan, supaya orang menyangka bahwa kita khusyu’, maka hal ini adalah sikap yang tercela, sebab diantara tanda-tanda keikhlasan adalah menyembunyikan kekhusyukan.

Suatu ketika Huzaifah bin Yaman radhiyallahu ‘anhu berkata:
“Jauhilah oleh kalian kekhusyukan munafik”.
lalu ditanyakan kepadanya: Apa yang dimaksud kekhusyukan munafik? Ia menjawab: “Engkau melihat jasadnya khusyu’ sementara hatinya tidak”.

Imam Ibnul Qayyim rahimahullah membagi khusyu’ kepada dua macam, yaitu khusyu’ nifaq dan khusyuk iman.
Khusyu’ nifaq adalah: “Khusyu’ yang tampak pada permukaan anggota badan saja dalam sifatnya, yang dipaksakan dan dibuat-buat, sementara hatinya tidak khusyuk.”

Khusyuk iman adalah: “Khusyuknya hati kepada Allah Subhânahu wa Ta’âla dengan sikap mengagungkan, memuliakan, sikap tenang, takut dan malu. Hatinya terbuka untuk Allah Subhânahu wa Ta’âla, dengan keterbukaan yang diliputi kehinaan karena khawatir, malu bercampur cinta menyaksikan nikmat-nikmat Allah ‘Azza wa Jalla dan kejahatan dirinya sendiri. Dengan demikian secara otomatis hati menjadi khusyu’ yang kemudian diikuti khusyu’nya anggota badan.”

Adapun hukum Khusyu’ dalam Shalat, menurut pendapat yang kuat, bahwa khusyu’ dalam shalat hukumnya wajib. Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah rahimahullah berkata dalam menafsirkan firman Allah Ta’âla:
(#qãZŠÏètFó$#ur ÎŽö9¢Á9$$Î/ Ío4qn=¢Á9$#ur 4 $pk¨XÎ)ur îouŽÎ7s3s9 žwÎ) n?tã tûüÏèϱ»sƒø:$# ÇÍÎÈ
 “Jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolongmu, dan sesungguhnya yang demikian itu lebih berat, kecuali bagi orang-orang yang khusyu’.” (QS. al-Baqarah: 45)
Beliau rahimahullah mengomentari ayat tersebut dengan mengatakan: “Ayat tersebut mengandung celaan atas orang-orang yang tidak khusyu’ dalam shalat, celaan tidak akan terjadi kecuali karena meninggalkan perkara-perkara penting atau wajib, atau karena keharaman yang dilakukan”.

Kemudian bila kita lihat dalam al-Qurân Allah Subhânahu wa Ta’âla menjelaskan sifat-sifat calon penghuni surga firdaus:
ôs% yxn=øùr& tbqãZÏB÷sßJø9$# ÇÊÈ tûïÏ%©!$# öNèd Îû öNÍkÍEŸx|¹ tbqãèϱ»yz ÇËÈ
 “Sungguh beruntunglah orang yang beriman, yaitu mereka yang khusyu’ dalam shalatnya.” (QS. al-Mu’minuun: 1-2), pada ayat ke 11 Allah Subhânahu wa Ta’âla memberikan isyarat, (bagi orang yang khusyu’), dengan mengatakan:
šúïÏ%©!$# tbqèO̍tƒ }¨÷ryŠöÏÿø9$# öNèd $pkŽÏù tbrà$Î#»yz ÇÊÊÈ
 “Mereka itulah, orang-orang yang mewarisi Surga Firdaus, mereka kekal di dalamnya.” (QS. al-Mu’minuun: 11)

Maka melalui ayat tersebut Allah Subhânahu wa Ta’âla mengabarkan bahwa mereka (orang yang khusyu’) adalah calon pewaris Jannatul Firdaus. Hal tersebut mengisyaratkan bahwa selain mereka tidak layak mewarisinya. Meraih surga bagi seorang muslim hukumnya adalah wajib, maka jalan atau wasilah untuk mencapai surga tersebut hukumnya juga wajib, dan shalat yang khusyu’ hukumnya ikut menjadi wajib karena merupakan salah satu sarana untuk meraih surga firdaus.

Maka sekianlah dahulu dasar-dasar pengetahuan umum ibadah ini, dan marilah kita berdoa bersama, agar kita semua yang hadir diminggu pagi yang dimuliakan Allah SWT ini dapat mengamalkan dan sangat mudah memahaminya!

"Ya Allah, gantungkanlah kami dan orang-orang yang berkonsultasi atau curhat atau ‘berobat’ kepada kami hanyalah kepada-MU, dan jangan Engkau datangkan kepada kami orang-orang yang tak mau mendatangi-Mu, kecuali bila itu sudah menjadi ketetapan-Mu".

ASYHADU AN LAA ILAAHA ILLA ALLAAHu, WA ASYHADU ANNA MUHAMMADAN RASUULU ALLAAHI.

Ya Allah Yang Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana, lindungilah kami dari ilmu yang tidak bermanfaat, dari ilmu yang menjauhkan kami dari-Mu, dari ilmu yang hanya berorientasi kepada harta dan dunia, dari ilmu yang membuat kami sombong dan merasa hebat, dari ilmu yang menginvestasikan banyak kesulitan bagi kami di akhirat kelak.

Ya Allah Yang Maha Mengetahui Isi Hati (Qolbu/Quluub) yang ada Di Dalam Dada (Shodr/Shuduur), lindungilah kami dari hati yang tidak khusyu’’, dari hati yang mudah jatuh pada godaan wanita (pria), dari hati yang merasa tinggi, dari hati yang suka pujian manusia, dari hati yang takut cacian dari manusia, dari hati yang mudah terprovokasi oleh dunia yang menipu, dan dari hati yang sering lalai dari-Mu.  

Ya Allah Yang Maha Menguasai, lindungilah kami dari pikiran yang tidak efektif, dari pikiran yang tidak menentu, dari pikiran yang tidak bermutu, dari pikiran yang suka menganalisa takdir-Mu, dan dari pikiran yang tidak tunduk kepada hati yang Engkau kuasai.  

Ya Allah Yang Maha Pemberi Rizki, lindungilah kami dari harta yang haram, dari harta yang syubhat, dari harta yang tidak bisa membantu hamba-Mu lainnya, dan dari harta yang tidak berkah.

Ya Allah Yang Maha Menganugerahkan, lindungilah kami dari sikap yang tidak pandai bersyukur atas ilmu, atas hati, atas pikiran, dan atas harta yang telah Engkau berikan kepada kami.

Ya Allah Yang Maha Berkehendak, lindungilah kami dari keinginan yang tidak kami butuhkan, dari keinginan yang tidak Engkau ridhoi, dan dari keinginan yang tidak bisa dikendalikan.

Ya Allah Yang Maha Menenangkan, lindungilah kami dari jiwa yang tidak pernah puas, dari jiwa yang tidak pernah kenyang, dari jiwa yang tidak bisa tenang, dan dari jiwa yang tidak pandai bersyukur. 

Ya Allah Yang Maha Menghentikan Keburukan, lindungilah kami dari kesulitan yang menghadirkan kesulitan, dari hutang yang menghadirkan hutang, dan dari penyakit yang menghadirkan penyakit.  

Ya Allah Yang Maha Mengabulkan, lindungilah kami dari do'a-do'a yang tidak penting, dari do'a-do'a yang justru menjauhkan kami untuk mencintai-Mu, dan dari do'a-do'a yang tidak Engkau kabulkan.
Amin ya rabbal alamin

Tidak ada komentar:

Posting Komentar