08042012

DASAR-DASAR
PENGETAHUAN UMUM IBADAH

Perlulah kita ketahui mengapa mendirikan shalat menjadi rutinitas yang membosankan kita, dan kita lakukan hanya untuk memenuhi kewajiban?........ jadi sangat perlulah kita ketahui karena di bawah sadar kita, selama ini ada perasaan tak suka melakukan mendirikan shalat, adapun rasa tak suka ini dikarenakan kita tak merasakan nikmatnya mendirikan shalat, sebab tidak khusyunya dalam mendirikan shalat kita.
Adapun untuk mengecek rasa tak suka ini sangatlah mudah saja, yaitu tanyakan ke individu kita yang kordinatnya didalam diantara dua rongga dada diatas perut kita, sudahkah kita merasakan ia berdenyut atau hidup atau bergetar atau berzikir, dan selanjutnya apakah seandainya mendirikan shalat lima waktu ini tidak diwajibkan oleh syariat, apakah kita akan tetap mendirikan shalat?........ dan ada lagi perintah untuk kita bertahajjud, akan tetapi hal ini tidak diwajibkan, apakah kita bisa bergegas untuk mendirikan shalat malam ini?........ padahal hal sudah dijanjikan untuk kita, jika kita melakukan tahajjud akan diberi kemuliaan oleh Allah SWT.
Begitu pula saat kita mendengar suara azan, di bawah sadar kita selalu ”berkata” meski hal ini kadang tak kita ucapkan ”Ya… Azan…” dan ”Inilah pertanda di bawah sadar kita tak suka mendirikan shalat”, adapun perasaan bawah sadar kita tak suka shalat ini dikarenakan kita tak  pernah mengalami nikmatnya mendirikan shalat, karena nikmat mendirikan shalat kita dapat dari ke-khusyu-an, jadi wal hasil sekali lagi yang sangat perlu kita ketahui yaitu hal ini disebabkan ada ”doktrin” yang selalu, dan sejak lama masuk ke file otak kita, bahwa mendirikan shalat khusyu ini sanmgat sulit, maka saking  lama file ini terpendam, yang mana sehingga ”doktrin” ini menjadi suatu keniscayaan di alam mindset kita atau bawah sadar kita, maka sama halnya ketika mengatakan kita bodoh atau tak bisa, maka akan benar-benar menjadi bodohlah dan tak bisalah kita.
Untuk membuktikan kata-kata atau ”doktrin” sangat berpengaruh kepada kita, cobalah ukur panjang hasta tangan kiri kita mulai dari siku ke ujung jari tengah dengan menggunakan jengkal tangan kanan kita, maka kurang lebih panjangnya dua jengkal, lalu pejamkan mata kita, dan rentang tangan kiri kita kembali, dan perintahkan tangan kiri kita menjadi lebih panjang, sebutkan panjang… panjang… semakin panjang, setelah terasa semakin panjang kemudian buka mata kita, lalu ukur kembali, pasti ukurannya lebih panjang dari ukuran semula, dan selanjutnya marilah kita lakukan sebaliknya, serta perintahkan untuk menjadi lebih pendek, ”Nah, kita bayangkan, sekian tahun otak kita dijejali perkataan ”bahwa mendirikan shalat khusyu’ ini sulit”, maka sulitlah untuk kita menjadi khusyu’ ini,”, karena ini ubahlah  mindset kita menjadi ”mendirikan shalat khusyu’ ini mudah”, dan memang mudah, buktinya nabi dan para sahabat, para ulama dan masih banyak lagi diantara kita-kita yang bisa meraih kekhusyukan, bukankah mereka juga manusia yang sama seperti kita, diciptakan dan diberikan fasilitas yang sama oleh Allah SWT.
Firman Allah SWT dalam Al Qur’an surat Al Baqaroh, 2 ayat: 45-46.
(#qãZŠÏètFó$#ur ÎŽö9¢Á9$$Î/ Ío4qn=¢Á9$#ur 4 $pk¨XÎ)ur îouŽÎ7s3s9 žwÎ) n?tã tûüÏèϱ»sƒø:$# ÇÍÎÈ tûïÏ%©!$# tbqZÝàtƒ Nåk¨Xr& (#qà)»n=B öNÍkÍh5u öNßg¯Rr&ur Ïmøs9Î) tbqãèÅ_ºu ÇÍÏÈ

 “Jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolongmu. dan Sesungguhnya yang demikian itu sungguh berat, kecuali bagi orang-orang yang khusyu', (yaitu) orang-orang yang meyakini, bahwa mereka akan menemui Tuhannya, dan bahwa mereka akan kembali kepada-Nya”.
Sayid Qutb dalam Tafsir Fi Zhilalil Quran menyebutkan shalat adalah shilatun atau nyambung dan liqo atau pertemuan antara seorang hamba dan Tuhannya. Rasa sambung atau hubungan itu dapat menguatkan hati, hubungan yang dirasakan ruh, hubungan yang dengannya jiwa mendapat bekal di dalam menghadapi realitas kehidupan dunia. Dalam QS AlFath (48):4

uqèd üÏ%©!$# tAtRr& spoYÅ3¡¡9$# Îû É>qè=è% tûüÏZÏB÷sßJø9$# (#ÿrߊ#yŠ÷zÏ9 $YZ»yJƒÎ) yì¨B öNÍkÈ]»yJƒÎ) 3 ¬!ur ߊqãZã_ ÏNºuq»yJ¡¡9$# ÇÚöF{$#ur 4 tb%x.ur ª!$# $¸JÎ=tã $VJÅ3ym ÇÍÈ
  “Dia-lah yang Telah
menurunkan ketenangan ke dalam hati orang-orang mukmin supaya keimanan mereka bertambah di samping keimanan mereka (yang Telah ada)”.
Mendirikan shalat memiliki efek terhadap fisik dan psikis atau kejiwaan kita secara fisik, dalam sebuah hadits disebutkan, mendirikan shalat adalah istirahat  bagi tubuh kita, dan dalam gerakannya mendirikan shalat menuntut streching atau peregangan dan memaksimalisasi aliran oksigen serta darah ke otak kita pada saat sujud, adapun terpenuhinya oksigen dan darah yang membawa berbagai nutrisi ke otak kita akan membuat seluruh fisik kita dalam kondisi fit.
Adapun dari sisi kejiwaan kita, mendirikan shalat idealnya dapat menenangkan jiwa kita atau kedamaian kita atau ketenangan kita, yang mana sehingga kita tak emosional, dan jiwa kita yang damai, serta kita tenang yang pada akhirnya melahirkan prilaku yang juga positif seperti disebutkan ”shalat dapat mencegah perbuatan keji dan munkar”, nah yang menjadi pertanyaan kita yaitu mendirikan shalat seperti apa yang dapat mencegah perbuatan keji dan mungkar ini?......... yaitu mendirikan shalat yang kita laksanakan dengan menghidupkan atau menghadirkan hati individu kita yang kordinatnya didalam diantara dua rongga dada diatas perut kita dalam setiap gerakan dan bacaan kita, adapun bacaan mendiriksasn shalat kita tidak sekadar kita baca, akan tetapi kita hayati, yang mana sehingga terjadi dialog serta rasa sambung kepada Allah, adapun metode atau cara untuk memunculkan rasa sambung ini adalah dengan menghadirkan kesadaran sang ”aku” atau ruh atau jiwa yang turun dari tenggorokan kita kedalam dada kita kepada Allah  SWT yaitu pada saat mendirikan shalat.
Menghadirkan sang aku (jiwa) dalam shalat dimulai dari mengetahui siapa sesungguhnya ”aku”. Aku bukanlah fisik. Tubuhku bukan ”aku”, sama seperti  ketika menyebutkan ”rumahku” berarti rumahku bukan ”aku”. Karena rumah dan aku adalah dua wujud yang berbeda dan terpisah. Begitu pula tubuhku, tanganku, kepalaku. Semuanya terpisah dengan aku. Jadi tubuh kita yang
bergerak bukan ”aku”-nya kita. ”Aku” adalah jiwa. Allah SWT berfirman dalam Al Qur’an surat Al Fajr, 89 ayat: 27-28.

$pkçJ­ƒr'¯»tƒ ߧøÿ¨Z9$# èp¨ZÍ´yJôÜßJø9$# ÇËÐÈ
ûÓÉëÅ_ö$# 4n<Î) Å7În/u ZpuŠÅÊ#u Zp¨ŠÅÊó£D ÇËÑÈ
                 ”wahai jiwa yang tenang kembalilah ke Rab-mu dengan hati yang puas lagi diridhoi-Nya”.
Jadi sesungguhnya saat mendirikan shalat jiwa kitalah yang pergi menghadap Allah SWT, menghadirkan jiwa kita saat mendirikan shalat menghadap Allah SWT inilah yang kita sebut dengan menghadirkan ”sang aku”, adapun sang aku secara fitrah senantiasa akan tunduk dan patuh kepada Allah SWT, karena sang aku tercipta dari min ruhi atau tiupan ruh Tuhan.
Adfapun menghadirkan jiwa kita merupakan kesadaran sang aku, kesadaran inilah harus tetap kita jaga selama mendirikan shalat, bahkan kesadaran ini nantinya akan tetap terjaga dalam keseharian, adapun sadar bahwa sang aku secara fitrah taat, dan tunduk kepada Allah SWT, yang mana sehingga kesadaran ini akan menjadikan mendirikan shalat bisa mencegah perbuatan buruk dan mungkar, jadi, untuk menjadi khusyu, kita harus ubah mindset dari mengganggap khusyu ini sulit menjadi khusyu ini mudah, dan jangan gunakan persepsi dalam mendirikan shalat, karena mendirikan shalat dimulai dengan ketundukan hati individu kita hidup, dan apabila kita selama masih menggunakan persepsi, maka selama ini pula kita menggunakan pikiran kita, maka mulailah kita dengan hati individu kita yang kordinatnya didalam diantara dua rongga dada dioatas perut kita, karena hatilah yang kemudian akan mempengaruhi otak dan fisik kita.
Seperti yang kita sebut, bahwa kita yanmg khusyu adalah kita yang senantiasa yakin dapat menyaksikan yang kita ibadati atau aklbar-Nya atau wajah-Nya atau bertemu Allah SWT, adapun syarat kedua, yakin, danm jika kita masih sulit untuk yakin, maka berdoalah. ”Ya, Allah turunkan keyakinan kepadaku” dan perintahkan ke otak kita dengan sepenuh hati. ”Aku yakin ya Allah, yakin ya Allah” terus begitu, jadi,
untuk yakin tak perlu kita buat-buat, pasrah saja kepada Allah  SWT, nah, pasrah inilah syarat ketiga untuk khusyu, samplenya seperti pasrahnya saat kita akan tidur, danm bukankah saat kita akan tidur tidak berpersepsi?........ tidak pakai ilmu, bagaimana tidur, tidur, ya tidur saja, akan tetapi tak perlu ilmu tidur, tidak perlu kita pikirkan, karena ketika kita pikirkan justru tak akan bisa tidur, jadi, pasrah saja.
Adapun dalam pengertian lain yaitu pasrah adalah rela, dan relakan jiwa kita bertemu Allah SWT, sebagaimana pasrah dan rela ini tidak usah kita pikirkan, yaitu pasrah begitu saja, karena salah satu jalan untuk rela dengan mengakui segala kelemahan dan kesalahan lalu bermohon, samplenya, katakan ”Ya Allah ini hambamu yang berdosa datang menghadap, tundukkan hati individuku, turunkan ketenangan di hati individuku,” lalu panggil Allah dengan penuh pengharapan, ”ya Allah, ya Allah”, ikuti saja apa yang kita rasakan, sehingga terasa di hati individu kita suatu perasaan yakin, tenang dan damai, adapun keyakinan dan ketengangan ini merupakan suatu pengalaman yang diturunkan Allah SWT, lalu muncul pertanyaan kita, khusyu ini seperti apa?........ perhatikanlah firman Allah SWT dalan surat Al Baqarah, 2 ayat: 465-46 yang berbunyi “orang-orang yang khusyu', (yaitu) orang-orang yang meyakini, bahwa mereka akan menemui Tuhannya”, jadi musyahadah atau rukun Islam yang pertama atau bersahadat ini Allah SWT yang menurunkan ”Sesuatu yang given atau diberi,” kepada kita yang mau, jadi wal hasil kata kuncinya yaitu mau atau tidak, atau beriman atau tidak.

Maka sekianlah dahulu dasar-dasar pengetahuan umum ibadah ini, dan marilah kita berdoa bersama, agar kita semua yang hadir diminggu pagi yang dimuliakan Allah SWT ini dapat mengamalkan dan sangat mudah memahaminya!

"Ya Allah, gantungkanlah kami dan orang-orang yang bekonsultasi atau curhat atau ‘berobat’ kepada kami hanyalah kepada-MU, dan jangan Engkau datangkan kepada kami orang-orang yang tak mau mendatangi-Mu, kecuali bila itu sudah menjadi ketetapan-Mu".

ASYHADU AN LAA ILAAHA ILLA ALLAAHu, WA ASYHADU ANNA MUHAMMADAN RASUULU ALLAAHI.

Ya Allah Yang Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana, lindungilah kami dari ilmu yang tidak bermanfaat, dari ilmu yang menjauhkan kami dari-Mu, dari ilmu yang hanya berorientasi kepada harta dan dunia, dari ilmu yang membuat kami sombong dan merasa hebat, dari ilmu yang menginvestasikan banyak kesulitan bagi kami di akhirat kelak.

Ya Allah Yang Maha Mengetahui Isi Hati (Qolbu/Quluub) yang ada Di Dalam Dada (Shodr/Shuduur), lindungilah kami dari hati yang tidak khusyu’’, dari hati yang mudah jatuh pada godaan wanita (pria), dari hati yang merasa tinggi, dari hati yang suka pujian manusia, dari hati yang takut cacian dari manusia, dari hati yang mudah terprovokasi oleh dunia yang menipu, dan dari hati yang sering lalai dari-Mu.  

Ya Allah Yang Maha Menguasai, lindungilah kami dari pikiran yang tidak efektif, dari pikiran yang tidak menentu, dari pikiran yang tidak bermutu, dari pikiran yang suka menganalisa takdir-Mu, dan dari pikiran yang tidak tunduk kepada hati yang Engkau kuasai.  

Ya Allah Yang Maha Pemberi Rizki, lindungilah kami dari harta yang haram, dari harta yang syubhat, dari harta yang tidak bisa membantu hamba-Mu lainnya, dan dari harta yang tidak berkah.

Ya Allah Yang Maha Menganugerahkan, lindungilah kami dari sikap yang tidak pandai bersyukur atas ilmu, atas hati, atas pikiran, dan atas harta yang telah Engkau berikan kepada kami.

Ya Allah Yang Maha Berkehendak, lindungilah kami dari keinginan yang tidak kami butuhkan, dari keinginan yang tidak Engkau ridhoi, dan dari keinginan yang tidak bisa dikendalikan.

Ya Allah Yang Maha Menenangkan, lindungilah kami dari jiwa yang tidak pernah puas, dari jiwa yang tidak pernah kenyang, dari jiwa yang tidak bisa tenang, dan dari jiwa yang tidak pandai bersyukur. 

Ya Allah Yang Maha Menghentikan Keburukan, lindungilah kami dari kesulitan yang menghadirkan kesulitan, dari hutang yang menghadirkan hutang, dan dari penyakit yang menghadirkan penyakit.  

Ya Allah Yang Maha Mengabulkan, lindungilah kami dari do'a-do'a yang tidak penting, dari do'a-do'a yang justru menjauhkan kami untuk mencintai-Mu, dan dari do'a-do'a yang tidak Engkau kabulkan.
Amin ya rabbal alamin

Tidak ada komentar:

Posting Komentar