26022012


DASAR-DASAR PENGETAHUAN UMUM IBADAH
Perlulah kita ketahui yang mana pada saat mendirikan shalat dan kita sudah dapat menyaksikan Akbar-Nya, maka pada saat inilah kita akan mampu melihat fenomena-fenomena alam di bawah, samplenya, intuisi yang ditimbulkan oleh halusinasi kita, fikiran kita, perasaan kita, dan getaran gelombang-gelombang pendek kita yang dihembuskan syetan dan jin, maka kita yang dapat menyaksikan wajah-Nya pada saat mendirikan shalat sesungguhnya jiwa kita telah melampaui tahapan-tahapan dari ikatan seluruh alam semesta menjulang menuju yang bukan alam, yaitu Dzat yang maha mutlak.

Firman Allah
SWT dalam Al Qur’an surat Al A’raaf, 7 ayat: 201
Sesungguhnya orang-orang yang bertakwa bila mereka ditimpa was-was dari syaitan, mereka ingat kepada Allah, maka ketika itu juga mereka melihat kesalahan-kesalahannya.

Dan selanjutnya firman SWT dalam QS Ash Shaaffat, 37 ayat: 8
syaitan syaitan itu tidak dapat mendengar-dengarkan (pembicaraan) para malaikat dan mereka dilempari dari segala penjuru.

Serta berikutnya dalam firman Allah SWT surat An Nahl, 16 ayat: 99-100
Sesungguhnya syaitan itu tidak ada kekuasaannya atas orang-orang yang beriman dan bertawakkal kepada Tuhannya.
Sesungguhnya kekuasaannya (syaitan) hanyalah atas orang-orang yang mengambilnya jadi pemimpin dan atas orang-orang yang mempersekutukannya dengan Allah.

Jadi ayat-ayat ini sudah sungguh jelas buat kita menjelaskan yang mana pada saat kita mendirikan shalat sudah khusyu’’, yaitu dapat menyaksikan tertuju kepada yang tak terhingga, yaitu zat yang tidak sama dengan makhluq-Nya, dan selain ini adalah wilayah syetan dan anak cucunya yang siap menerkam jiwa-jiwa kita yang tersesat, karena hanya Akbar-Nya lah syetan tidak akan mampu memasukinya, adapun sebaliknya yaitu ciri kita yang belum dapat menyaksikan Akbar-Nya atau Wajah-Nya pada saat mendirikan shalat yaitu kita sering mengucapkan bahwa kita yang paling benar dan orang lain sesat, dan kita sering mengaku-ngaku kita harus berpegang Al Qur’an dan As Sunnah,

Maka yang sangat perlu kita ketahui untuk diketahui bahwa kita yang sampai kepada Allah SWT adalah kita yang mampu menangkap ilham-ilham Allah dan ini tidak akan bertentangan dengan perintah yang tertulis dalam Al Qur'an dan Al sunnah, adapun kesombongan dan keangkuhan merupakan bukti keadaan jiwa kita masih terikat oleh pengaruh alam ciptaan, maka untuk ini islam menolak didalam ibadah kita menggunakan sarana yang bukan Allah, seperti pembayangan guru, wasilah rasul, dan mantra-mantra, untuk menghantarkan jiwa kita menuju Allah SWT, karena hal ini sangat mustahil kita akan sampai kepada Allah SWT yang maha mutlak, sebab bayangan sesuatu hanya akan menyampaikan jiwa kita menuju alam yang paling rendah yaitu alam-alam halusinasi, kekuatan alam, kekuatan jin dan syetan, walaupun kita menggunakan sarana kalimat thayyibah samplenya, "Allah, laa ilaha illah, subhanallah", karena kalimat-kalimat ini bukan sekedar kata-kata yang tidak mempunyai makna, samplenya, seperti kita yang mendirikan shalat ketika memulainya menggunakan sarana bayangan tulisan Allah, atau gambar Ka’bah, maka hasilnya akan menjadi sama saja hanya sampai kepada pemuasan rasa tenang dan bahagia semata dan memanfaaatkan fenomena-fenomena kekuasaan dan ke"aku"an kita seseorang, karena alam ini masih termasuk dunia syahwat.

Selama
pengetahuan  kita mengenai Tuhan terbatas kepada apa yang kita bayangkan oleh pikiran kita dan perasaan kita sebagai obyek dalam mendirikan shalat, maka selama ini pula kita berkutat dalam mendirikan shalat yang menyimpang dari ketentuan Islam.

Didalam akhir bab ini mari kita perhatikan firman-firman Allah tentang perdebatan kecil antara Allah dan syetan: (QS 38:75-83)
Allah berfirman: "Hai iblis, apakah yang menghalangi kamu sujud kepada yang telah Ku-ciptakan dengan kedua tangan-Ku. Apakah kamu menyombongkan diri ataukah kamu (merasa) termasuk orang-orang yang (lebih) tinggi?".
Iblis berkata: "Aku lebih baik daripadanya, karena Engkau ciptakan aku dari api, sedangkan dia Engkau ciptakan dari tanah".
Allah berfirman: "Maka keluarlah kamu dari surga; sesungguhnya kamu adalah orang yang terkutuk,
Sesungguhnya kutukan-Ku tetap atasmu sampai hari pembalasan".
Iblis berkata: "Ya Tuhanku, beri tangguhlah aku sampai hari mereka dibangkitkan".
Allah berfirman: "Sesungguhnya kamu termasuk orang-orang yang diberi tangguh,
sampai kepada hari yang telah ditentukan waktunya (hari Kiamat)".
Iblis menjawab: "Demi kekuasaan Engkau aku akan menyesatkan mereka semuanya,
kecuali hamba-hamba-Mu yang mukhlis di antara mereka.


Adapun kemenangan perjuangan Rasulullah menghadapi tantangan dan gangguan syetan saat beliau pergi mi'raj dengan kekuatan jiwa muthmainnah sabda Nabi:

    "Orang yang gagah berani bukanlah orang yang dapat menyerbu musuhnya dengan tangkas dalam pertempuran, akan tetapi orang yang gagah berani itu sebenarnya yang kuasa dan mampu menahan hawa nafsunya" (al hadist)

    "Kalaulah syetan-syetan itu tidak berkerumun di hati Bani Adam, niscaya mereka dapat memandang ke alam ghaib (abstrak)" (Hr Ahmad dari abu Hurairah)

Demikian penjelasan keadaan atau suasana
shalat, serta tanjakan-tanjakan yang banyak dilalui kita didalam mendirikan shalat yang bersifat universal, adapun hal yang membedakan adalah akhir dari perjalanan jiwa kita tersebut yaitu kembali pasrah kepada Allah yang maha mutlak Atau ber-Islam atau berserah individu kita secara total.....Inna lIlahi wa inna ilaihi raji'un…..atau tidak berhenti pada tahapan-tahapan alam.

Maka marilah kita berdoa bersama!

"Ya Allah, gantungkanlah kami dan orang-orang yang bekonsultasi atau curhat atau ‘berobat’ kepada kami hanyalah kepada-MU, dan jangan Engkau datangkan kepada kami orang-orang yang tak mau mendatangi-Mu, kecuali bila itu sudah menjadi ketetapan-Mu".

ASYHADU AN LAA ILAAHA ILLA ALLAAHu, WA ASYHADU ANNA MUHAMMADAN RASUULU ALLAAHI.

Ya Allah Yang Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana, lindungilah kami dari ilmu yang tidak bermanfaat, dari ilmu yang menjauhkan kami dari-Mu, dari ilmu yang hanya berorientasi kepada harta dan dunia, dari ilmu yang membuat kami sombong dan merasa hebat, dari ilmu yang menginvestasikan banyak kesulitan bagi kami di akhirat kelak.

Ya Allah Yang Maha Mengetahui Isi Hati (Qolbu/Quluub) yang ada Di Dalam Dada (Shodr/Shuduur), lindungilah kami dari hati yang tidak khusyu’’, dari hati yang mudah jatuh pada godaan wanita (pria), dari hati yang merasa tinggi, dari hati yang suka pujian manusia, dari hati yang takut cacian dari manusia, dari hati yang mudah terprovokasi oleh dunia yang menipu, dan dari hati yang sering lalai dari-Mu.  

Ya Allah Yang Maha Menguasai, lindungilah kami dari pikiran yang tidak efektif, dari pikiran yang tidak menentu, dari pikiran yang tidak bermutu, dari pikiran yang suka menganalisa takdir-Mu, dan dari pikiran yang tidak tunduk kepada hati yang Engkau kuasai.  

Ya Allah Yang Maha Pemberi Rizki, lindungilah kami dari harta yang haram, dari harta yang syubhat, dari harta yang tidak bisa membantu hamba-Mu lainnya, dan dari harta yang tidak berkah.

Ya Allah Yang Maha Menganugerahkan, lindungilah kami dari sikap yang tidak pandai bersyukur atas ilmu, atas hati, atas pikiran, dan atas harta yang telah Engkau berikan kepada kami.

Ya Allah Yang Maha Berkehendak, lindungilah kami dari keinginan yang tidak kami butuhkan, dari keinginan yang tidak Engkau ridhoi, dan dari keinginan yang tidak bisa dikendalikan.

Ya Allah Yang Maha Menenangkan, lindungilah kami dari jiwa yang tidak pernah puas, dari jiwa yang tidak pernah kenyang, dari jiwa yang tidak bisa tenang, dan dari jiwa yang tidak pandai bersyukur. 

Ya Allah Yang Maha Menghentikan Keburukan, lindungilah kami dari kesulitan yang menghadirkan kesulitan, dari hutang yang menghadirkan hutang, dan dari penyakit yang menghadirkan penyakit.  

Ya Allah Yang Maha Mengabulkan, lindungilah kami dari do'a-do'a yang tidak penting, dari do'a-do'a yang justru menjauhkan kami untuk mencintai-Mu, dan dari do'a-do'a yang tidak Engkau kabulkan.
Amin ya rabbal alamin.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar