Perlulah kita ketahui yang mana
pada saat mendirikan shalat dan kita sudah dapat menyaksikan Akbar-Nya, maka
pada saat inilah kita akan mampu melihat
fenomena-fenomena alam di bawah, samplenya,
intuisi yang ditimbulkan oleh halusinasi kita,
fikiran kita, perasaan kita, dan getaran gelombang-gelombang pendek kita yang dihembuskan syetan dan jin, maka kita yang dapat menyaksikan wajah-Nya pada saat
mendirikan shalat sesungguhnya
jiwa kita telah melampaui tahapan-tahapan dari ikatan
seluruh alam semesta menjulang menuju yang bukan alam, yaitu Dzat yang maha
mutlak.
Firman Allah SWT dalam Al Qur’an surat Al A’raaf, 7 ayat: 201
Sesungguhnya orang-orang
yang bertakwa bila mereka ditimpa was-was dari syaitan, mereka ingat kepada
Allah, maka ketika itu juga mereka melihat kesalahan-kesalahannya.
Dan selanjutnya firman SWT dalam QS Ash Shaaffat, 37 ayat: 8
syaitan syaitan itu
tidak dapat mendengar-dengarkan (pembicaraan) para malaikat dan mereka dilempari
dari segala penjuru.
Serta berikutnya dalam firman Allah SWT surat An Nahl, 16
ayat: 99-100
Sesungguhnya syaitan itu
tidak ada kekuasaannya atas orang-orang yang beriman dan bertawakkal kepada
Tuhannya.
Sesungguhnya
kekuasaannya (syaitan) hanyalah atas orang-orang yang mengambilnya jadi
pemimpin dan atas orang-orang yang mempersekutukannya dengan Allah.
Jadi
ayat-ayat ini sudah
sungguh jelas buat kita menjelaskan yang mana
pada saat kita mendirikan shalat sudah khusyu’’,
yaitu dapat menyaksikan
tertuju kepada yang tak terhingga, yaitu zat yang tidak sama dengan
makhluq-Nya, dan selain ini
adalah wilayah syetan dan anak cucunya yang siap menerkam jiwa-jiwa kita yang tersesat, karena hanya Akbar-Nya lah syetan tidak akan mampu
memasukinya, adapun sebaliknya yaitu ciri kita
yang belum dapat menyaksikan Akbar-Nya atau Wajah-Nya pada saat mendirikan
shalat yaitu kita sering mengucapkan bahwa kita yang paling benar dan orang
lain sesat, dan kita sering mengaku-ngaku kita harus berpegang Al Qur’an dan As
Sunnah,
Maka yang sangat perlu kita ketahui untuk diketahui bahwa kita yang sampai kepada Allah SWT adalah kita
yang mampu menangkap ilham-ilham Allah dan ini tidak
akan bertentangan dengan perintah yang tertulis dalam Al Qur'an dan Al sunnah, adapun kesombongan dan keangkuhan merupakan bukti
keadaan jiwa kita masih terikat oleh pengaruh alam ciptaan, maka untuk ini islam menolak didalam
ibadah kita menggunakan sarana yang bukan Allah,
seperti pembayangan guru, wasilah rasul, dan mantra-mantra, untuk menghantarkan
jiwa kita menuju Allah SWT, karena hal ini sangat mustahil
kita akan sampai kepada Allah SWT yang maha mutlak, sebab bayangan sesuatu hanya akan
menyampaikan jiwa kita
menuju alam yang paling rendah
yaitu alam-alam halusinasi, kekuatan alam, kekuatan jin dan syetan, walaupun kita
menggunakan sarana kalimat thayyibah samplenya,
"Allah, laa ilaha illah, subhanallah", karena kalimat-kalimat ini bukan sekedar kata-kata yang tidak mempunyai makna,
samplenya, seperti kita yang mendirikan shalat ketika memulainya menggunakan sarana bayangan tulisan Allah, atau gambar Ka’bah, maka hasilnya akan menjadi sama saja hanya sampai kepada pemuasan rasa tenang dan bahagia
semata dan memanfaaatkan fenomena-fenomena kekuasaan dan ke"aku"an kita seseorang, karena alam ini masih termasuk dunia syahwat.
Selama pengetahuan kita mengenai Tuhan terbatas kepada apa yang kita bayangkan oleh pikiran kita dan perasaan kita sebagai obyek dalam mendirikan shalat, maka selama ini pula kita berkutat dalam mendirikan shalat yang menyimpang dari ketentuan Islam.
Selama pengetahuan kita mengenai Tuhan terbatas kepada apa yang kita bayangkan oleh pikiran kita dan perasaan kita sebagai obyek dalam mendirikan shalat, maka selama ini pula kita berkutat dalam mendirikan shalat yang menyimpang dari ketentuan Islam.
Didalam akhir bab ini
mari kita perhatikan firman-firman Allah tentang perdebatan kecil antara Allah
dan syetan: (QS 38:75-83)
Allah berfirman:
"Hai iblis, apakah yang menghalangi kamu sujud kepada yang telah
Ku-ciptakan dengan kedua tangan-Ku. Apakah kamu menyombongkan diri ataukah kamu
(merasa) termasuk orang-orang yang (lebih) tinggi?".
Iblis berkata: "Aku
lebih baik daripadanya, karena Engkau ciptakan aku dari api, sedangkan dia
Engkau ciptakan dari tanah".
Allah berfirman:
"Maka keluarlah kamu dari surga; sesungguhnya kamu adalah orang yang
terkutuk,
Sesungguhnya kutukan-Ku
tetap atasmu sampai hari pembalasan".
Iblis berkata: "Ya
Tuhanku, beri tangguhlah aku sampai hari mereka dibangkitkan".
Allah berfirman:
"Sesungguhnya kamu termasuk orang-orang yang diberi tangguh,
sampai kepada hari yang
telah ditentukan waktunya (hari Kiamat)".
Iblis menjawab:
"Demi kekuasaan Engkau aku akan menyesatkan mereka semuanya,
kecuali hamba-hamba-Mu
yang mukhlis di antara mereka.
Adapun kemenangan
perjuangan Rasulullah menghadapi tantangan dan gangguan syetan saat beliau
pergi mi'raj dengan kekuatan jiwa muthmainnah sabda Nabi:
"Orang yang gagah berani bukanlah orang yang dapat menyerbu musuhnya dengan tangkas dalam pertempuran, akan tetapi orang yang gagah berani itu sebenarnya yang kuasa dan mampu menahan hawa nafsunya" (al hadist)
"Kalaulah syetan-syetan itu tidak berkerumun di hati Bani Adam, niscaya mereka dapat memandang ke alam ghaib (abstrak)" (Hr Ahmad dari abu Hurairah)
Demikian penjelasan keadaan atau suasana shalat, serta tanjakan-tanjakan yang banyak dilalui kita didalam mendirikan shalat yang bersifat universal, adapun hal yang membedakan adalah akhir dari perjalanan jiwa kita tersebut yaitu kembali pasrah kepada Allah yang maha mutlak Atau ber-Islam atau berserah individu kita secara total.....Inna lIlahi wa inna ilaihi raji'un…..atau tidak berhenti pada tahapan-tahapan alam.
"Orang yang gagah berani bukanlah orang yang dapat menyerbu musuhnya dengan tangkas dalam pertempuran, akan tetapi orang yang gagah berani itu sebenarnya yang kuasa dan mampu menahan hawa nafsunya" (al hadist)
"Kalaulah syetan-syetan itu tidak berkerumun di hati Bani Adam, niscaya mereka dapat memandang ke alam ghaib (abstrak)" (Hr Ahmad dari abu Hurairah)
Demikian penjelasan keadaan atau suasana shalat, serta tanjakan-tanjakan yang banyak dilalui kita didalam mendirikan shalat yang bersifat universal, adapun hal yang membedakan adalah akhir dari perjalanan jiwa kita tersebut yaitu kembali pasrah kepada Allah yang maha mutlak Atau ber-Islam atau berserah individu kita secara total.....Inna lIlahi wa inna ilaihi raji'un…..atau tidak berhenti pada tahapan-tahapan alam.
Maka marilah kita berdoa bersama!
"Ya Allah, gantungkanlah kami dan orang-orang yang
bekonsultasi atau curhat atau ‘berobat’ kepada kami hanyalah kepada-MU, dan
jangan Engkau datangkan kepada kami orang-orang yang tak mau mendatangi-Mu,
kecuali bila itu sudah menjadi ketetapan-Mu".
ASYHADU AN LAA ILAAHA ILLA ALLAAHu, WA ASYHADU ANNA
MUHAMMADAN RASUULU ALLAAHI.
Ya Allah Yang Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana,
lindungilah kami dari ilmu yang tidak bermanfaat, dari ilmu yang menjauhkan
kami dari-Mu, dari ilmu yang hanya berorientasi kepada harta dan dunia, dari
ilmu yang membuat kami sombong dan merasa hebat, dari ilmu yang
menginvestasikan banyak kesulitan bagi kami di akhirat kelak.
Ya Allah Yang Maha Mengetahui Isi Hati (Qolbu/Quluub)
yang ada Di Dalam Dada (Shodr/Shuduur), lindungilah kami dari hati yang tidak khusyu’’,
dari hati yang mudah jatuh pada godaan wanita (pria), dari hati yang merasa
tinggi, dari hati yang suka pujian manusia, dari hati yang takut cacian dari
manusia, dari hati yang mudah terprovokasi oleh dunia yang menipu, dan dari
hati yang sering lalai dari-Mu.
Ya Allah Yang Maha Menguasai, lindungilah kami dari
pikiran yang tidak efektif, dari pikiran yang tidak menentu, dari pikiran yang
tidak bermutu, dari pikiran yang suka menganalisa takdir-Mu, dan dari pikiran
yang tidak tunduk kepada hati yang Engkau kuasai.
Ya Allah Yang Maha Pemberi Rizki, lindungilah kami dari
harta yang haram, dari harta yang syubhat, dari harta yang tidak bisa membantu
hamba-Mu lainnya, dan dari harta yang tidak berkah.
Ya Allah Yang Maha Menganugerahkan, lindungilah kami dari
sikap yang tidak pandai bersyukur atas ilmu, atas hati, atas pikiran, dan atas
harta yang telah Engkau berikan kepada kami.
Ya Allah Yang Maha Berkehendak, lindungilah kami dari
keinginan yang tidak kami butuhkan, dari keinginan yang tidak Engkau ridhoi,
dan dari keinginan yang tidak bisa dikendalikan.
Ya Allah Yang Maha Menenangkan, lindungilah kami dari
jiwa yang tidak pernah puas, dari jiwa yang tidak pernah kenyang, dari jiwa
yang tidak bisa tenang, dan dari jiwa yang tidak pandai bersyukur.
Ya Allah Yang Maha Menghentikan Keburukan, lindungilah
kami dari kesulitan yang menghadirkan kesulitan, dari hutang yang menghadirkan
hutang, dan dari penyakit yang menghadirkan penyakit.
Ya Allah Yang Maha Mengabulkan, lindungilah kami dari
do'a-do'a yang tidak penting, dari do'a-do'a yang justru menjauhkan kami untuk
mencintai-Mu, dan dari do'a-do'a yang tidak Engkau kabulkan.
Amin ya
rabbal alamin.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar