19022012, dikediaman Ust Drs Syawaludin, Perum Alinda Kencana I,Bekasi

Read by Bpk Jhon Harahap



Dasar-Dasar 
Pengetahuan Umum Ibadah

Perlulah kita ketahui janganlah kita "Mencari Khusyu" tetapi cukup siapkan individu kita untuk "Menerima khusyu" ini sendiri. Karena khusyu bukanlah kita ciptakan akan tetapi "Diberi langsung" oleh Allah SWT sebagai hadiah nikmat kita menemuiNya, Adapun tips ini yang sangat sederhana, tetapi ini bagi kita adalah lompatan paradigma! maka kita harus bersikap rileks, kepala hingga pinggang dikendorkan, berdiri santai, senyaman kita berdiri, menggambarkan laksana pohon cemara kokoh akarnya sehingga luwes tertiup angin namun tidak roboh, dan pandangan kita picingkan atau agak sayu ketempat syujud, serta usahakan/tahan jangan sampai berkedip dari mulai takbir hingga salam, maka selanjutnya bersikap rileks menyiapkan hati individu kita yang koordinatnya, didalam diantara dua rongga dada diatas perut kita sehingga kita dapt merasakan ia hidup atau berdenyut untuk mempersiapkan "Menerima" karunia "Khusyu". karena "khusyu" ini diberi, bukan kita ciptakan.

Lalu pada mulai berdiri,  kita  berdiri dan pandangan kita mulai seperti kabur seperti kita fatamorgana atau mulai takbir, Allahu Akbar, dan selanjutnya kita baca dengan pelan-pelan, karena bacaan shubuh harus diucapkan agak keras, maka kita rendahkan suara kita dan kita berdiri lama, banyak berhenti kalau memang sedang tidak ingin baca, serta kita meresapi kesendirian dalam berusaha menangkap kehadiran Dzat yang turun dari kedua urat leher kita atau tenggorokan kita kedalam diantara dua rongga dada diatas perut kita sehingga menyentuh hati individu kita, sehingga kita menyadari dan pada akhirnya kita memahami, bahwa kita hidup adanya kehidupan dan ada yang menghidupkan yang mana hal sedemikian ini sesungguhnya amat dekat dengan kita, namun mengapa kita tumpul untuk merasakan hal ini.......yang mana sesungguhnya kita sedang menemuiNya sekarang, Saya, ruh saya tepatnya, karena badan fisik ini hanyalah alat yang mengantar ruh ini berjumpa kembali dengan yang kita cintainya, ialah Allah yang meniupkan ruh ini ke dalam badan fisik.

Ternyata demikian halnya dengan sholat kita sendiri. Ketika kita sholat, selain badan fisik kita ini, sholat pula ruh kita. Ruh inilah yang benar-benar ingin sholat, kembali menemui Tuhannya. sementara badan fisik ini sarana kita mengantarnya dengan gerakan dan bacaan. Ruh kita inilah sesungguhnya ingin sholat dengan tenang, santai, tuma`ninah. Sayangnya badan kita "ngebut", jadilah Ruh kita itu jengkel sejengkel-jengkelnya karena selalu ketinggalan gerakan badan. maka Tips sederhana dari buku itu adalah jika ruku, tunggu, tunggu hinngga ruh ikut mantap dalam ruku itu. saat i`tidal, tunggu, tunggu hingga ruh-mu ikut mantap i`tidal. Demikian pula saat sujud, duduk diantara dua sujud, juga duduk tasyahud. tunggu, tunggu hingga ruh-mu ikut sujud, ikut duduk, ikut tasyahud.

Berikan kesempatan ruh kita, sebut saja "aku" yang sejati, untuk mengambil sikap sholatnya. Dia agak lamban, namun sholat ini utamanya untuk "aku" kita itu, bukan untuk badan fisik kita.

Maka saya sholat dengan sangat pelan, santai, kalau sedang malas baca, saya diam saja. menikmati kepasrahan saya hadir menemui Tuhan. Saya baca, bacaan sholat dengan pelan. Saya mencoba berdilog, dan itulah memang esensi sholat. Yang mana Esensi Sholat adalah Do`a (berdialog dengan Allah secara langsung)

Kita sebenarnya diberi kesempatan untuk mengadu. Kita adukan semua persoalan kita kepada Allah. kita adukan semua kebingungan kita, pekerjaan, rizki, kesehatan, cinta dan semua apapun. Kita mengadu, dan kita pasrah menunggu dijawab. Dan pasti Allah menjawab langsung. Ruh bisa merasakannya, namun kalau dia dipaksa tertinggal-tinggal oleh gerakan badan, maka dia tidak sempat menikmati pertemuan dengan Allah itu.

Saat ruku, saya ruku lama, sambil menarik regang akaki dan punggung saya. Nikmati saja seperti menikmati peregangan bila senan. Saat sujud, saya tumpukan kepala sebagai tumpuan utama. Nikmat rasanya "terpijat" dahi ini oleh gerak sujud. Saat ruh telah ikut sujud, saya baca dengan penghayatan "Subhana robbiyal a`laa wa bihamdih" (Maha Suci Engkau yang Maha Tinggi dan Maha Terpuji) 

Lalu, saya duduk setelah sujud. saya baca sepotong-sepotong bacaanya, sesuai tips buku itu. Robbighfirlii (Ya Tuhan ampuni aku). Lalu saya diam. Tiba-tiba keluar sendiri air mata, saya menangis karena menyadari betapa dalam mana kalimat pengaduan ini. Kita minta secara langsung untuk dimaafkan. Ruh kita meminta secara langsung, dan Allah menjawabnya. saya menangis. Ruh saya, kita yang sejati, menangis. Warhamni (dan sayangilah aku), air mata itu tumpah. Wajburni. Diam. Warfa`nii. Diam. Saya tak terlalu yakin arti yang saya baca. tapi saya makin menangis. Warzuknii (beri rizki padaku-Ya Allah), air mata saya tumpah betul-betul saya tiba-tiba sadar bahwa selama ini saya mengejar-ngejar rizki tapi tidak serius mengakui itu dari-Nya, lalu saat ini saya sedang memintanya langsung! Wahdinii (tunjukilah aku, karena kau sedang bingung dan tak tahu). Diam, saya menangis. Wa`aafinii (dan sehatkanlah aku, aku yang sedang sakit pilek). Wa`fuannii (dan maafkan aku, yang banyak dosa ini). saya duduk lama sekali. Sambil mengusap air mata yang bercucuran.

Sholat shubuh dua rakaat ini panjang. ditutup dengan tasyahud yang menggetarkan. apalagi ketika membaca "Assalaamu`alainaa wa `alaa ibaadillahisshoolihin" (keselamatan mohon dikaruniakan kepada kami, para ruh yang sedang menemui-Mu dan atas ruh-ruh ahli-ahli ibadah yang sholihin).Saya menangis terus-menerus, sehingga berulang kali mengusap lendir yang keluar dari hidung.
Setelah sholat, sesuai dengan tips buku itu, saya mulai berdo`a dengan meratap. Saya ucapkan hanya, "Ya Allah... Ya Allah... Ya Allah..." Sambil mengangkat tangan setinggi wajah seperti seorang pengemis yang meminta-minta. Berkali-kali, hingga hati saya siap berdo`a.
Saya ingat buku Al Ghazali dulu saya baca, sekitar 15 tahun lalu, yang berjudul Rahasia Sholat. salah satu point yang saya ingat adalah kalau kita ingin dekat Allah maka kita harus sungguh-sungguh memanggilnya laksana seoarang anak kecil yang ketakutan karena ada ular atau bahaya, lalu memanggil-manggil ayahnya, "Ayah...Ayah...Ayah...", maka ayahnya pasti datang dengan seruan itu dan melindungi anak tersebut. Demikianlah kalau kita ingin bebas maksiat tersebut, kita panggil pelindung kita dengan sungguh-sungguh seakan anak kecil memanggil-manggil ayahnya, maka akan dilindungi kita dari maksiat tersebut.

Lalu saya berdo`a, dengan masih terus menangis. Saya merasa mengadu dan masih mengadu di depan Tuhan secara langsung. Saya mengikhlaskan apapun jawaban dari Do`a saya tersebut. Saya bahagia bisa merasakan sholat seperti itu. Tidak akan tergantikan dengan uang dan kemewahan dunia lainnya.
Sunggguh pengalaman yang menakjubkan. Cerita berhalaman-halaman tidak akan mampu melukiskan hal itu. silakan coba sendiri, rasakan sendiri, menangislah mengadu kepada Allah sendiri. Saya cuma mau berbagi serita, dengan kekhawatiran saya kehilangan rasa yang sama di sholat berikutnya (insya Allah mudah-mudahan tidak akan hilang).

Problem yang sekarang muncul, tampaknya akan sulit lagi menikmati sholat kilat, dibelakang imam yang irama sholatnya lebih cepat dari saya. Apakah saya perlu sholat sendiri dulu beberapa waktu ini ?

Maka sekian dahulu dasar-dasar pengetahuan umum ibadah ini, dan marilah kita berdo`a bersama, agar kiata semua yang hadir diminggu pagi yang dimuliakan Allah SWT ini dapat mengamalkan dan sangat mudah memahaminya !

Ya Allah, gantungkanlah kami dan orang-orang yang berkonsultasi atau curhat atau ‘berobat’ kepada kami hanyalah kepada-MU, dan jangan Engkau datangkan kepada kami orang-orang yang tak mau mendatangi-Mu, kecuali bila itu sudah menjadi ketetapan-Mu".

ASYHADU AN LAA ILAAHA ILLA ALLAAHu, WA ASYHADU ANNA MUHAMMADAN RASUULU ALLAAHI.

Ya Allah Yang Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana, lindungilah kami dari ilmu yang tidak bermanfaat, dari ilmu yang menjauhkan kami dari-Mu, dari ilmu yang hanya berorientasi kepada harta dan dunia, dari ilmu yang membuat kami sombong dan merasa hebat, dari ilmu yang menginvestasikan banyak kesulitan bagi kami di akhirat kelak.

Ya Allah Yang Maha Mengetahui Isi Hati (Qolbu/Quluub) yang ada Di Dalam Dada (Shodr/Shuduur), lindungilah kami dari hati yang tidak khusyu’’, dari hati yang mudah jatuh pada godaan wanita (pria), dari hati yang merasa tinggi, dari hati yang suka pujian manusia, dari hati yang takut cacian dari manusia, dari hati yang mudah terprovokasi oleh dunia yang menipu, dan dari hati yang sering lalai dari-Mu.  

Ya Allah Yang Maha Menguasai, lindungilah kami dari pikiran yang tidak efektif, dari pikiran yang tidak menentu, dari pikiran yang tidak bermutu, dari pikiran yang suka menganalisa takdir-Mu, dan dari pikiran yang tidak tunduk kepada hati yang Engkau kuasai.  

Ya Allah Yang Maha Pemberi Rizki, lindungilah kami dari harta yang haram, dari harta yang syubhat, dari harta yang tidak bisa membantu hamba-Mu lainnya, dan dari harta yang tidak berkah.

Ya Allah Yang Maha Menganugerahkan, lindungilah kami dari sikap yang tidak pandai bersyukur atas ilmu, atas hati, atas pikiran, dan atas harta yang telah Engkau berikan kepada kami.

Ya Allah Yang Maha Berkehendak, lindungilah kami dari keinginan yang tidak kami butuhkan, dari keinginan yang tidak Engkau ridhoi, dan dari keinginan yang tidak bisa dikendalikan.

Ya Allah Yang Maha Menenangkan, lindungilah kami dari jiwa yang tidak pernah puas, dari jiwa yang tidak pernah kenyang, dari jiwa yang tidak bisa tenang, dan dari jiwa yang tidak pandai bersyukur. 

Ya Allah Yang Maha Menghentikan Keburukan, lindungilah kami dari kesulitan yang menghadirkan kesulitan, dari hutang yang menghadirkan hutang, dan dari penyakit yang menghadirkan penyakit.  

Ya Allah Yang Maha Mengabulkan, lindungilah kami dari do'a-do'a yang tidak penting, dari do'a-do'a yang justru menjauhkan kami untuk mencintai-Mu, dan dari do'a-do'a yang tidak Engkau kabulkan.
 
Amin ya rabbal alamin.

1 komentar: