Read By Uda Hanura
DASAR DASAR
PENGETAHUAN UMUM IBADAH
Perlulah kita ketahui, yang mana ada beberapa kiat khusyu
dalam mendirikan shalat yang kerap kali disinggung dasar dasar pengetahuan
ibadah ini, khususnya yang berkenaan dengan hukum dan tata cara shalat,
diantaranya, mengenal Allah dengan menghadirkan hati individu kita hidup, yang
koordinatnya didalam diantara dua rongga dada diatas perut kita, dan
mengaggungkanNya pada saat kita menyaksikan atau berhadapan dengan wajahNya
atau kebesaranNya dan takut kepadaNya jangan sampai hal tersebut ini sirna,
jadi diantara kita yang paling khusyu dalam mendirikan shalat adalah termasuk
oarang yang paling bertakwa sebagaimana firman Allah dalam Al Quran surat Al
Baqarah ayat 46 yang artinya:
“(orang-orang yang khusyu yaitu) orang orang yang meyakini
bahwa mereka akan menemui Rabb mereka, dan bahwa mereka akan kembali
kepadaNya”.
Dan Surat Al Fatir ayat 28:
“...Sesungguhnya yang takut (bertakwa) kepada Allah hanyalah
para ulama...”
Maksudnya: hanya diantara kita yang berilmu yang tergolong
bertakwa kepada Allah. Dan tentunya hanya merekalah yang digolongkan
orang-orang yang khusyu dalam shalatnya. Yang dimaksud ilmu disini tentunya
ilmu yang shahih yang membuahkan amalan shalih. Karena Al Hasan Al Bashri
pernah menyatakan. “Ilmu itu ada dua
macam, yang pertama ilmu ungkapan lidah dan ilmu di sanubari. Adapun ilmu
sanubari, itulah ilmu yang bermanfaat. Sedangkaan ilmu ungkapan lidah, adalah
hujah Allah atas manusia”
Adapun secara bahasa kata khusyu memiliki beberapa arti yang
sama, yaitu : tunduk, pasrah, merendah
atau diam, demikian juga khusyu artinya mirip dengan kata khudu hanya saja
kata khuduk lebih sering kita gunakan untuk anggota badan kita, sedang khusyu
untuk kondisi dan gerak gerik hati. Dan lihatlah Mu`jamu Maqasiyisi al lughah
II/152. Bashairu Dzawi At-tamyiz II/541-543. Tafsir Al Baghwi III/301. Tafsir
Abi As-su`ud VI/123 dan Fathul Bari II/225.
Adapun rendah perlahan, biasanya kita gunakan untuk suara,
Allah SWT berfirman dalam Al Quran surat Thaha ayat 108 yang artinya
“dan (khusyu) merendahlah semua suara kepada Rabb Yang Maha
Pemurah, maka kaamu tidak mendengar melaikan bisikaan saja”
Maka tak sembarang diantara kita yang mampu dengan mudah
mengabadikan amalan shalat, apalagi dalam wujud yang sempurna rukun dan
syaratnya, ditambah sejumlah sunah-sunah yang juga terdapat dalam mendirikan
shaalaat, adapun kemudahan hal ini hanya milik diantara kita yang mamapu tampil
khusyu dalam mendirikan shalatnya, dalam hal ini Allah SWT berfirman dalam Al
Quran surat Al Baqarah ayat 45, yaang artinya
“... dan sesungguhnya yang demikian itu (shalat) amatlah
berat, kecuali bagi orang-orang yang khusyu.”
Akan tetapi sayangnya, kebanyakan diantara kita sering
menjadi pelanggan shalat yang kerap alfa dan lalai dalam melakukannya, adapun
hal ini sudah menjadi ketentuan Illahi yang akan berlaku, dan akan diperbuat
oleh kita sebagai generasi di akhir jaman, sesuai firman Allah SWT dalam surat
Maryam ayat 59 yang artinya:
“Maka datanglah sesudah mereka generasi yang jelek yang
menyia-nyiakan shalat dan memperturutkan hawa nafsunya, maka mereka kelak akan
menemui kesesatan”
Jadi juga perlu kita ketahui hukum mengucapkan surat selain
Al Fatihah dalam shalat adalah shunah dan dalam pelaksanaannya kita bisa
memilih surat atau ayat yang mana saja, yang kita bisa, adapun Rasulullah
sendiri kadang membaca surat-surat yang panjang dan terkadang membaca surat
yang pendek-pendek, biasanya beliau lakukan hal tersebut jika ada hal yang
mengganggu seperti dalam perjalanan, sakit ataupun tangisan bayi, dan didalam
histories seorang tabi`in bertanya kepada Abu Sa`id Al Khudri ra tentang shalat
Nabi SAW, maka Abu Sa`id menjawab:
“Tiada gunanya engkau mengetahuinya, karena engkau tak mau
melaksanakannya”.
Kemudian yang bertanya mengulangi lagi pertanyaannya, maka
Abu Sa`id.ra berkata:
“Ketika shalat Dzuhur didrikan, maka pergilah salah seorang
dari kami ke Baqie, dan melepaskaan hajatnya disana. Kemudian ia datang kepada
keluarganya, lalu mengambil wudhu, kemudian ia kembali ke masjid, sedang Nabi
masih dalam rakaat yang pertama, karena beliau memanjangkannya”. HR.Ahmad
Maka demikian pula apabila ada diantara kita sebagai imam
mengucapkan “Sami` Allahu liman hamidah”, didalam histories Anas berkata:
“Dan apabila imam membaca “Sami Allahu liman hamidah (Allah
mendengar terhadap orang yang memuji-Nya), maka katakanlah “Allahuma Rabbana Wa
Laka al Hamdu (Ya Allah Tuhan Kami, bagi-Mu lah segala pujian)”.HR.Bukhari.
Dan dari Abu Hurairah yang dikeluarkan oleh Ahmad dan
lain-lain, bahwa Rasulullah SAW bersabda: “Apabila imam membaca Sami` Allahu
Liman Hamidah, maka katakanlah: “Allahumma Rabbana Wa Laka Al-Hamdu, barang
siapa bacaanya bersamaan dengan bacaan malaikat, maka akan diampuni
dosa-dosanya yang telah lalu”. Al Bukhari, Bab Adzan, pasal Keutamaan
Allahummaa Rabbana Wa Laka Al-Hamdu.
Maka dengan demikian pula apa bila diantara kita ada
kesalahan dalam gerakan yang dilakukan imam, samplenya, seperti kelebihan
rakaat, maka cara membetulkannya adalah dengan penyebutan “Subhanallah...” oleh
kita sebagai makmum, sedangkan apabila kesalahan atau lupa membaca potongan
ayat Al Quran oleh imam, maka cara memberitahuakannya adalah dengan mengucapkan
bacaan yang benar, dan tidak perlu kita sebagai makmum berkata “wahai imam,
anda salah karena kita sekarang ini sudah rakaat ke empat”. Mengapa ?......
karena ungkapan ini tidak lain adalah suatu “Percakapan”,yang apabila kita
lakukan, maka akan membatalkan shalat kita, sedangkan ucapakn kita sebagai
makmum membetulkan bacaan imam, dan tidak termasuk dalam “Percakapan”karena
kita sebagai makmum hanya membaca ayat Al Quran. Dalam suatu histories Nabi SAW
pernah melakukan shalat, lalu beliau mengalami kekeliruan dalam mengucapkan
ayat Al Quran, dan tatkala selesai beliau bersabda kepada Ubay: “Apakah engkau
tadi shalat bersamaku?” jawabnya: “Ya.” Sabdanya: “Mengapa engkau tidak mau
(membetulkan kekeliruanku)?”. HR Abu Daud, Ibnu Hibban, Thabarani, Ibnu Asakir
dan Adh-Dhiya, hadist shahih.
Jadi dalam shalat berjamaah, posisi imam adalah untuk
diikuti, namun hak makmum adalah mengingatkan bila imam lalai atau lupa, dan
makmum laki-laki memberi peringatan dengan mengucapkan lafal “Subhanallah”,
sedangkan makmum wanita dengan bertepuk tangan, dan didalam suatu histories shalat
itu khusus wanita menjelaskan tentang posisi imam dan makmum jama`ah, adalah
sebagai berikut:
Dari Atha bahwa,”Aishah pernah beradzan, berqamat dan
mengimami para wanita dan berdiri ditengah-tengah mereka”. HR.Al-Hakim dalam Al
Mustadrak.
Dari Mujahid dari ayahnya dan Atha bahwa, “Wanita menjadi
imam para wanita dalam shalat wajib dan shalat sunnah dengan berdiri di
tengah-tengah mereka”. HR Abdul Razaq dalam Mushannafnya.
Al Lajnah Ad Da`imah Lil Ifta ditanya:
“Jika beberapa orang wanita berkumpul disuatu rumah dan
mereka ingin melaksanakan shalat sunah seperti shalat Tarawih atau shalat
Fardhu, apakah seseorang diantara mereka harus maju untuk menjadi imam
sebagaimana dilakukan oleh pria?” jawabnya:
“Hendaknya salah seorang diantara mereka menjadi imam, baik
untuk melaksanakan shalat wajib maupun shaalat sunnah, akan tetapi imam wanita
itu tidak maju didepan shaf sebagaimana seorang pria mengimami kaum pria dalam
shalat berjamaah, melainkan cukup bagi imam wanita itu untuk berdiri
ditengah-tengah shaf pertama”. Fatawa al lajnah ad daimah lil ifta VII/390,fatwa
nomor 3907.
Adapun selain ini pun kita harus mengetahui bermakmum kepada
sesama Masbuq tidak dibenarkan, adapun penjelasan, yang mana pada saat
peristiwa pindah shalat jamaah dari imam pertama yang telah selesai shalat
kepada makmum lain, yang masbuq lalu dijadikan imam, tidak terdapat dalil yang
menguatkannya dalam hukum shalat, yang ada hanyalah sesama masbuq, maka mereka
wajib menyelesaikan sendiri-sendiri shalat diantara kita dan hukumnya kembali
lagi menjadi shalat sendiri, karena hal bab-bab fiqih, shalat pun umumnya tidak
membahas masalah pindah shalatnya jamaah dari imam pertama yang telah selesai
shalat kepada makmum lain yang masbuq lalu dijadikan imam, padahal kalaulah
memang Masyru`iyahnya ada, pastilah semua fuqoha menuliskannyaa dalam literatur
utama fiqih islam, dan apabila ada diantra kita sebagai makmum maju dan merasa
ber hak menjadi imam untuk kita, padahal tadinya kita berdua adalah sama-sama
makmum, maka kita tidak perlu menjadi makmumnya, akan tetapi menyelesaikan
shalat kita sendiri-sendiri.
Maka sekian dulu dasar-dasar pengetahuan umum ibadah ini, dan
marilah kitaa berdo`a bersama, agar kita semuaa yang hadir diminggu pagi yang
dimuliakan Allah SWT ini dapat mengamalkan dan sangat mudah memahaminya!
"Ya Allah, gantungkanlah kami dan orang-orang yang
berkonsultasi atau curhat atau ‘berobat’ kepada kami hanyalah kepada-MU, dan
jangan Engkau datangkan kepada kami orang-orang yang tak mau mendatangi-Mu,
kecuali bila itu sudah menjadi ketetapan-Mu".
ASYHADU AN LAA ILAAHA ILLA ALLAAHu, WA ASYHADU ANNA
MUHAMMADAN RASUULU ALLAAHI.
Ya Allah Yang Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana,
lindungilah kami dari ilmu yang tidak bermanfaat, dari ilmu yang menjauhkan
kami dari-Mu, dari ilmu yang hanya berorientasi kepada harta dan dunia, dari
ilmu yang membuat kami sombong dan merasa hebat, dari ilmu yang
menginvestasikan banyak kesulitan bagi kami di akhirat kelak.
Ya Allah Yang Maha Mengetahui Isi Hati (Qolbu/Quluub) yang
ada Di Dalam Dada (Shodr/Shuduur), lindungilah kami dari hati yang tidak
khusyu’’, dari hati yang mudah jatuh pada godaan wanita (pria), dari hati yang
merasa tinggi, dari hati yang suka pujian manusia, dari hati yang takut cacian
dari manusia, dari hati yang mudah terprovokasi oleh dunia yang menipu, dan
dari hati yang sering lalai dari-Mu.
Ya Allah Yang Maha Menguasai, lindungilah kami dari pikiran
yang tidak efektif, dari pikiran yang tidak menentu, dari pikiran yang tidak
bermutu, dari pikiran yang suka menganalisa takdir-Mu, dan dari pikiran yang
tidak tunduk kepada hati yang Engkau kuasai.
Ya Allah Yang Maha Pemberi Rizki, lindungilah kami dari harta
yang haram, dari harta yang syubhat, dari harta yang tidak bisa membantu
hamba-Mu lainnya, dan dari harta yang tidak berkah.
Ya Allah Yang Maha Menganugerahkan, lindungilah kami dari
sikap yang tidak pandai bersyukur atas ilmu, atas hati, atas pikiran, dan atas
harta yang telah Engkau berikan kepada kami.
Ya Allah Yang Maha Berkehendak, lindungilah kami dari
keinginan yang tidak kami butuhkan, dari keinginan yang tidak Engkau ridhoi,
dan dari keinginan yang tidak bisa dikendalikan.
Ya Allah Yang Maha Menenangkan, lindungilah kami dari jiwa
yang tidak pernah puas, dari jiwa yang tidak pernah kenyang, dari jiwa yang
tidak bisa tenang, dan dari jiwa yang tidak pandai bersyukur.
Ya Allah Yang Maha Menghentikan Keburukan, lindungilah kami
dari kesulitan yang menghadirkan kesulitan, dari hutang yang menghadirkan
hutang, dan dari penyakit yang menghadirkan penyakit.
Ya Allah Yang Maha Mengabulkan, lindungilah kami dari
do'a-do'a yang tidak penting, dari do'a-do'a yang justru menjauhkan kami untuk
mencintai-Mu, dan dari do'a-do'a yang tidak Engkau kabulkan.
Amin ya rabbal alamin
Tidak ada komentar:
Posting Komentar