09092012, Dikediaman Uda Herman, Perumnas I, Bekasi

Read by Bpk Sumardi

DASAR-DASAR 
PENGETAHUAN UMUM IBADAH
Setelah memaknai materi-materi sebelumnya, perlulah kita ketahui para ikhwan yang dimulikan Allah SWT, marilah kita bersama-sama ber-muhasabah, menghitung-hitung, sudahkah keduanya kita tata sedemikian rupa hingga menambah nilai ketakwaan kita kepada-Nya, karena hati individu kita ini harus selalu kita jaga agar kita dapat senantiasa merasakan hidup, dan jangan sampai lalai terkena penyakit pikiran kita, karena kelalaian hati individu kita kalau kita sudah tidak dapat merasakan hidup, susah nian diobati, namun demikian insya Allah mudah kita hindari, dan bila merasa kita ini banyak kelalaian segeralah minta ampun kepada-Nya dengan memperbanyak shalat-shalat sunah, agar kita menjadi suci kembali, karena Dia Allah adalah Tuhan Maha Suci yang sangat menyukai kesucian, maka hendaknya kita senantiasa dalam kondisi suci lahir maupun bathin. Perhatikan firman Allah SWT dalam Al Quran surat Al Baqarah ayat:52:
“Ingatlah kepada-Ku niscaya Aku ingat kepadamu...”
Ayat tersebut ini mengingatkan kepada kita bahwa dalam setiap menghembuskan nafas kita, maka seketika ini pula kita harus dapat merasakan bahkan harus meyakini dzat yang turun dari tenggorokan kita, sehingga menyentuh hati individu kita hidup, yang kordinatnya didalam diantara dua rongga dada diatas perut kita, maka inilah yang dikatakan kesadaran kita yang universal, dan seyogyanya kita selalu menempatkan Allah SWT sebagai pelabuhan terakhir, berarti kita dapat mengingat Allah SWT dimana saja dan kapan saja selama kita masih berada diatas bumi-Nya, kitapun sesungguhnya sudah sangat sering melihat bermacam-macam ekspresi diantara kita dalam mengingat Allah SWT, menangis, berdiam, menyanyi, menari dan berkata-kata.
Adapun dalam konteks ini kita sebagai umat islam tidak pernah lepas dari 3 hal:
1.      “Do`a” yaitu permintaan kepada Allah SWT
2.      “Wirid” yaitu bacaan tertentu untuk mendapatkan “aliran” dari Allah SWT
3.      “Shalat” yaitu segala gerak-gerik dan aktivitas yang berobsesi taqarrub kepada Allah SWT.
Termasuk juga zikir adalah melafadzkaan kata-kata tertentu, karena zikir sangat penting karena ia merupakan langkah pertama tapakan cinta kepada Allah SWT. Maka zikir merupakan bentuk komitmen kita dan kontinuitas kita untuk meninggalkan segala haal yang berbentuk kelupaan kepada Allah SWT dan memasuki wilayah musyahadah atau persaksian, serta mengalahkan rasa takut kita bersamaan dengan rasa kecintaan kita yang mendalam, dan zikir dapat dimaknai juga dengan “kita berlindung kepada Allah SWT”. Atau secara sederhana dapat kita katakan bahwa zikir ini adalah untuk kita mengingat Allah SWT yang dapat kita lakukan dengan diam-diam atau bersuara.
Adapun zikir ada 2 macam:
1.      Zikr bi al lisan, yaitu kita mengucapkan lafadz-lafadz atau redaksi yang dapat menggerakan hati individu kita agar dapat hidup untuk mengingat Allah SWT, maka zikir dengan pola ini dapat dilakukan pada saat-saat tertentu dan tempat tertentu pula, samplenya, berzikir pada saat selepas shalat.
2.      Zikr bi al qalb, yaitu keterjagaan hati individu kita untuk selalu mengingat Allah SWT, adapun zikir ini dapat kita lakukan dimana saja dan kapan saja, jadi tidak ada pembatasan ruang dan waktu, pelaku sufi lebih mengistimewakan zikir bi al qalb karena implikasinya yang hakiki, meskipun demikian, zakir atau kita seorang yang berzikir dapat mencapai kesempurnaan apabila kita mampu berzikir dengan lisan sekaligus dengan hati individu kita.
Meskipun secara global terdapat dua kutub zikir, namun dalam realitasnya terdapat 7 jenis zikir:
1.      Zikr bi al lisan, atau kita pengucapan dengan bersuara
2.      Zikr al nafs, atau tanpa suara kita dan terdiri atas gerak dan rasa didalam diantara dua rongga dada diatas perut kita
3.      Zikr al qalb, atau perenungan hati individu kita, yaaitu seluruh pemikiran maupun perasaan kita tujukan atau konsentrasikan atau mendekat dengan adanya sesuatu yang hidup
4.      Zikr al ruh, atau tembus cahaya dan sifat-sifat ilahiah
5.      Zikr al sirr, atau penyingkaapan rahasia illahi
6.      Zikr al khafy, atau penglihatan cahaya keindahaan
7.      Zikr akhfa al khafy, atau penglihatan realitas kebenaran Yang Maha Mutlak
Adapun yang tidak kalah pentingnya, para jama`ah Majelis Mudzakaroh yang mulia, adalah bahwa zikir tidak menuntut kita untuk memahami konteks, karena zikir hanya memerlukan arahan seorang guru, maka zikir yang efektif adalah zikir yang diilhami dengan tepat oleh seorang guru ruhani dan selalu dalam pantauannya, jadi hal ini secara sederhana dan praktis dapat saksikan dalam ranah tradisi pesantren, yang mana dikalangan santri, zikrullah biasanya diawali dengan zikr bi al lisan, yaitu mengucapkan redaksi tertentu secara khusyu atau konsentrasi dan istiqamah atau kontinuitas, serta thuma`ninah atau stabil, dan mula-mula zikr bi al lisan kita lakukan sebagai bagian dari ritual keagamaan, samplenya, mengucapkan lafadz “Subhanallah al adzim” adapun teori-teori zikir ini sudah tentu mengacu kepada ajaran sufi yang telah dipercaya otentisitasnya, yang mana sehingga zikr bi al lisan tidak hanya sebatas ritual, akan tetapi tahapan yang memfokus kedalam dada kita, dan sehingga pada tahap tertentu secara otomatis mewujud dalam rutinitas hati individu kita hidup, dimana hati individu kita dengan sendirinya tergerak menuju ke alam musyahadah.
Memang pada tahap awal pengucapan zikir terasa sebatas lisan, meskipun demikian hal ini bukanlah sesuatu yang buruk, hanya saja kita perlu meningkatkan kualitas zikir kita sehingga benar-benar mengantarkanya pada kondisi persaksian atas kesucian dan keagungan Allah SWT, adapun kontinuitas zikir mampu membawa kita pada satu tahapan dimana persaksian terhadap Allah SWT memenuhi wilayah qalbu atau hati, yang mana pada tahap ini zikir tidak lagi berada di wilayah kesadaran namun juga masuk dalam wilayah ketidaksadaran. Sehingga proses zikir pun berjalan di kala terjaga, tidur, pingsan, mati suri bahkan sakaratul maut, sebagaimana telah disinggung bahwa orientasi zikir adalah penataan qalbu, karena qalbu memegang peranan penting dalam kehidupan individu kita sejati sebagai manusia, karena baik buruk aktivitas kita sangat bergantung kepada kondisi qalbu.
Adapun konsepsi zikir ini menunjukan bahwa zikir merupakan pelatihan hati individu kita untuk bermusyahadah kepada Allah SWT, adapun musyahadah berarti pengabaian kita atas perilaku yang destruktif dan kemunculan obsesi untuk menjadi pribadi yang sempurna, maka musyahadah inilah makna hidup yang telah lama menghilang dari kehidupan kita sehingga kita terperangkap kedalam bagai krisis, samplenya krisis mental, krisis sosial, krisis struktural dan krisis etika, adapun hilangnya musyahadah dari kita beriringan dengan orientasi hidup kita yang serba materi, maka hidup kita tidak lagi berkualitas karena pengabaian kita terhadap makna dan nilai, yang mana sehingga kerja keras hanya kita ukur seberapa besar produk yang kita hasilkan dan seberapa lama waktu yang telah kita habiskan, padahal kerja keras juga mencakup nilai seberapa besar manfaat produk ini memberi manfaat bagi kita, maka disinilah peran zikir yaitu memacu kita untuk bertindak berdasarkan pemanfaatan dan kemaslahatan, dan yang mana diantara kita mengatakan:
“Bahwa hidup yang hakiki adalah kepedulian terhadap hakikat dan berpaling dari kepalsuan”
Bila demikian, segala rupa tindakan lahiriah kita membutuhkan kejujuran, profesionalitas dan berorientasi kemaslahatan secara luas dan dalam konteks ini kita dapat memperhatikan pribadi-pribadi sempurna, samplenya, umar bin abdul aziz yang layak disebut sufi adalah seorang pemimpin negara atau khalifah berkualitas yang berhasil menjadikan kekuasaannya lebih bermakna bagi kehidupan, Jabir bin Hayyan, sufi sekaligus ilmuwan, Fariduddin Al Atthar, sufi dan juga konglomerat, artinya, bahwa kesufian kita tidak akan menghalangi aktivitas sehari-hari kita sebagai manusia biasa yang butuh pada pemenuhan hidup dan perjuangan membangun cita-cita kemanusiaan.
Adapun kenyataan ini bukanlah sesuatu yang ganjil sepanjang kita mampu menjaga proporsionalitas antara ilmu, amal dan tazkiyah al qalbi atau kebersihan hati individu kita. Allah SWT berfirman dalam Al Quran surat Al Hajj ayat:54
“Agar orang-orang yang diberi ilmu meyakini bahwasanya Al Quran itulah yang Haq dari Tuhanmu lalu mereka beriman dan tunduk hati mereka kepadanya dan sesungguhnya Allah adalah pemberi petunjuk bagi orang-orang yang beriman kepada jalan yang lurus”
Demikianlah dahulu para ikhwan yang dimuliakan Allah SWT, jadi walhasil, bahwa zikir dapat membimbing kita untuk beraktivitas dengan hati individu kita dan zikir akan mempersembahkan hati individu kitaa sebagai manusia sebagai tempat suci dimana alam semesta menjelma sebagai bukti-bukti kehadiran Allah SWT, kapan saja dan dimana saja.
Maka sekian dahulu dasar-dasar pengetahuan umum ibadah ini, semoga penjelasan ini bermanfaat buat kita semua yang hadir dan marilah kita berdoa bersama, agar kita semua yang hadir diminggu pagi yang dimuliakan Allah SWT ini dapat mengamalkan dan sangat mudah memahaminya !
 
"Ya Allah, gantungkanlah kami dan orang-orang yang berkonsultasi atau curhat atau ‘berobat’ kepada kami hanyalah kepada-MU, dan jangan Engkau datangkan kepada kami orang-orang yang tak mau mendatangi-Mu, kecuali bila itu sudah menjadi ketetapan-Mu".

ASYHADU AN LAA ILAAHA ILLA ALLAAHu, WA ASYHADU ANNA MUHAMMADAN RASUULU ALLAAHI.

Ya Allah Yang Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana, lindungilah kami dari ilmu yang tidak bermanfaat, dari ilmu yang menjauhkan kami dari-Mu, dari ilmu yang hanya berorientasi kepada harta dan dunia, dari ilmu yang membuat kami sombong dan merasa hebat, dari ilmu yang menginvestasikan banyak kesulitan bagi kami di akhirat kelak.

Ya Allah Yang Maha Mengetahui Isi Hati (Qolbu/Quluub) yang ada Di Dalam Dada (Shodr/Shuduur), lindungilah kami dari hati yang tidak khusyu’’, dari hati yang mudah jatuh pada godaan wanita (pria), dari hati yang merasa tinggi, dari hati yang suka pujian manusia, dari hati yang takut cacian dari manusia, dari hati yang mudah terprovokasi oleh dunia yang menipu, dan dari hati yang sering lalai dari-Mu.  

Ya Allah Yang Maha Menguasai, lindungilah kami dari pikiran yang tidak efektif, dari pikiran yang tidak menentu, dari pikiran yang tidak bermutu, dari pikiran yang suka menganalisa takdir-Mu, dan dari pikiran yang tidak tunduk kepada hati yang Engkau kuasai.  

Ya Allah Yang Maha Pemberi Rizki, lindungilah kami dari harta yang haram, dari harta yang syubhat, dari harta yang tidak bisa membantu hamba-Mu lainnya, dan dari harta yang tidak berkah.

Ya Allah Yang Maha Menganugerahkan, lindungilah kami dari sikap yang tidak pandai bersyukur atas ilmu, atas hati, atas pikiran, dan atas harta yang telah Engkau berikan kepada kami.

Ya Allah Yang Maha Berkehendak, lindungilah kami dari keinginan yang tidak kami butuhkan, dari keinginan yang tidak Engkau ridhoi, dan dari keinginan yang tidak bisa dikendalikan.

Ya Allah Yang Maha Menenangkan, lindungilah kami dari jiwa yang tidak pernah puas, dari jiwa yang tidak pernah kenyang, dari jiwa yang tidak bisa tenang, dan dari jiwa yang tidak pandai bersyukur. 

Ya Allah Yang Maha Menghentikan Keburukan, lindungilah kami dari kesulitan yang menghadirkan kesulitan, dari hutang yang menghadirkan hutang, dan dari penyakit yang menghadirkan penyakit.  

Ya Allah Yang Maha Mengabulkan, lindungilah kami dari do'a-do'a yang tidak penting, dari do'a-do'a yang justru menjauhkan kami untuk mencintai-Mu, dan dari do'a-do'a yang tidak Engkau kabulkan.
Amin ya rabbal alamin

1 komentar:

  1. Mohon maaf sebelumnya, untuk masukan saja, mungkin untuk kerapihan paragraf lebih diperhatikan, karena itu mempengaruhi cara baca dan dapat mempengaruhi makna yang terkandung dalam risalah tersebut.

    BalasHapus