Read by Bpk Dedy
DASAR-DASAR
PENGETAHUAN UMUM IBADAH
Setelah memaknai dan semakin memahami materi-materi
sebelumnya, sebagaimana kita ketahui bahwasanya puasa sesungguhnya ada 3 pase
puasa:
-
Puasa biasa
Maksudnya adalah menahan pikiran kita
terhadap makanan, minuman dan hubungan biologis antara suami istri dalam jangka
waktu mulai shalat subuh sampai shalat magrib
-
Puasa khusus
Maksudnya adalah menjaga telinga kita
agar tetap menangkap gelombang, dan mata kita agar tetap dapat menangkap sinar,
serta lidah kita dapat merasakan keluar masuk mengucap Allah dengan sendirinya,
lalu tangan serta kaki kita dan juga anggota badan lainnya dapat menangkap
getaran peredaran darah kita.
-
Puasa sangat khusus
Maksudnya adalah puasa pikiran dengan
mencegahnya dari memikirkan perkara-perkara yang hina dan dunia, yang ada
hanyalah menyaksikan atau memandang wajah atau kebesaran Allah SWT dan akhirat.
Jenis puasa demikian dianggaap batal bila sampai mengingat perkara-perkara
duniawi selain menyaksikan atau memandang Allah SWT dan tidak untuk akhirat,
jadi puasa yang kita lakukan dengan mengingat perkara-perkara duniawi adalah
batal, kecuali mendorong kearah pemahaman agama, karena ini merupakan tanda ingat
pada akhirat, dan tidak termasuk pada yang bersifat dunia.
Maka kita yang masuk ke dalam pase puasa sangat khusus akan
merasa berdosa bila hari-harinya hanya terisi dengan hal-hal yang dapat
membatalkan puasa, karena rasa berdosa ini bermula dari rasa tak yakin terhadap
karunia, serta janji Allah SWT untuk mencukupkan atau dengan rezeki-Nya, adapun
untuk pase ke 3 ini adalah milik atau hanya dapat dicapai oleh para Rosul, Para
wali Allah dan mereka yang selalu berupaya mendekatkan hati individu kita yang
hidup atau berdenyut, yang kordinatnya didalam diantara dua rongga dada diatas
perut kita kepada-Nya, adapun hal ini tidaklah cukup kita lukiskan dengan
kata-kata, karena hal tersebut telah menjadi nyata dalam tindakan atau aksi,
dan tujuan kita hanyalah semata-mata berdedikasi atau mengabdi kepada Allah
SWT, dan mengabaikan segala sesuatu selain Dia. Firman Allah SWT dalam Al Quran
surat Al An`am ayat 91:
“Katakanlah, Allah! Kemudian biarkanlah mereka bermain-main
dalam kesesatannya”
Adapun syarat-syarat batin puasa khusus adalah jenis ibadah
yang diamalkan sebagaimana oleh orang-orang saleh, dan puasa ini bermakna
menjaga seluruh organ tubuh kita agar tidak melakukan dosa dan harus pula
memenuhi ke 6 syaratnya:
1.
Suatu
hal yang suci tidak melihat apa yang dibenci Allah SWT, samplenya menahan mata
dari melihat sesuatu yang dicela atau makruh, atau yang dapat membimbangkaan
dan melalaikan hati individu kita dari mengingat Allah SWT, sabda Nabi
Muhammad, “Pandangan adalah salah satu dari panah-panah beracun milik setan,
yang telah dikutuk Allah. Barangsiapa menjaga pandangannya, semata-mata karena
takut kepada-Nya, niscaya Allah SWT akan memberinya keimanan, sebagaimana rasa
manis yang diperolehnya dari dalam haati”.HR. Al Hakim, Hadist shahih.
Jabir menghistorieskan dari Anas,
bahwa Rasulullah SAW, telah bersabda: “Ada 5 hal yang dapat membatalkan puasa
seseorang, berdusta, mengumpat, menyebar isu (fitnah), bersumpaah paalsu dan
memandang dengan penuh nafsu”.
2.
Menjaga
ucapan yaitu menjaga lidah atau lisan dari perkataan sia-sia, berdusta,
mengumpat, menyebarkan fitnah, berkata keji dan kasar, melontarkan kata-kata
permusuhan atau pertentangan dan kontroversi. Dengan lebih banyak kita berdiam,
memperbanyak dzikir dan membaca atau mengkaji Al Quran. Said Sufyan berkata,
“Sesungguhnya mengumpat akan merusak puasa! Laits mengutip Mujahid yang
berkata, “Ada dua hal yang merusak puasa, yaitu mengumpat dan berbohong”.
Rasulullah SAW, bersabda, “Puasa
adalah perisai, maka barangsiapa diantaramu sedang berpuasa janganlah berkata
keji dan jahil, jika ada orang yang menyerang atau memakimu, katakanlah, aku
sedang berpuasa! Aku sedang berpuasa!”. HR. Bukhari Muslim.
3.
Menjaga
pendengaran kita dari segala sesuatu yang tercela, karena setiap sesuatu yang
dilarang untuk kita ucapkan juga dilarang untuk kita dengarkan, dan inilah
mengapa Allah SWT, tidak membedakan antara kita yang suka mendengar yaang haram
dengan kita yang suka memakan yang haram. Dalam Al Quran Allah SWT berfirman
surat Al Maidah ayat:42
“Mereka itu adalah orang-orang yang
suka mendengar berita bohong, banyak memakan yang haram”.
Juga surat Al Maidah ayat:63
“Mengapa para rabbi dan pendeta
dikalangan mereka tidak melarang mereka dari berucap dosa dan memakan barang
terlarang?”.
Oleh karena ini sebaiknya kita berdiam
dan menjauhi pengumpat. Firman Allah SWT dalam surat Annisa ayat:140
“Jika engkau (tetap duduk bersama
mereka), sungguh, engkaupun seperti mereka...”.
Maka inilah mengapa Rasulullah SAW,
mengatakan: “Yang mengumpat dan pendengarnya, berserikat dalam dosa”. HR. At
Tirmidzi
4.
Menjaga
sikap perilakukita atau menjaga semua anggota badan kita lainnya dari dosa,
samplenya kaki dan tangan kita dijauhkan dari perbuatan yang makruh, dan
menjaga perut dari makanan yang kita ragukan kehalalannya atau syubhat ketika berbuka
puasa, karena puasa tidak punya arti apa-apa bila kita lakukan dengan menahan
dari memakan yang halal dan hanya berbuka dengan makanan haram, maka kita yang
berpuasa seperti demikian, bagaikan kita membangun istana, akan tetapi
merobohkan kota, bahkan makanan yang halal juga akan menimbulkaan kemudharatan,
adapun ini bukan karena mutunya akan tetapi karena jumlahnya, maka puasa
dimaksudkan untuk mengatasi hal tersebut, dan jangan sampai karena didera
kekhawatiran, atau karena sakit yang berkepanjangan, kita dapat memakan obat
berlebihan, tetapi jelas tidak masuk akal jika kemudian ada yang menukar obat
dengan racun, karena makanan haram adalah racun berbahaya bagi kehidupan
beragama, dan sedang makanan halal ibarat obat, yang akan memberikan manfaat apabila
dimakan dalam jumlah cukup, maka tidak demikian halnya dalam jumlah berlebihan,
memang tujuan kita puasa adalah mendorong lahirnya sikap pertengahan. Bersabda
Rasulullah SAW, “Betapa banyak orang berpuasa yang tidak mendapatkan sesuatu,
kecuali laapar dan dahaga saja”. HR. An Nasa`i, Ibnu Majah.
Adapun hal ini ada diantara kita yang
mengartikan pada kita yang berpuasa namun berbuka dengan makanan yang haram,
akan tetapi ada pula yang menafsirkan dengan kita yang berpuasa yang menahan
dari makanan halal akan tetapi berbuka dengan daging dan darah manusia,
dikarenakan kita telah mengumpat orang lain, dan lainnya lagi menafsirkan bahwa
kita ini berpuasa akan tetapi tidak menjaga anggota tubuh kita dari berbuat
dosa.
5.
Menghindari
makan berlebihan, atau berbuka puasa dengan makan yang tidak berlebihan, yang
mana sehingga rongga dada kita menjadi sesak, maka tidak ada kantung yang lebih
tidak disukai Allah SWT selain perut yang penuh atau berlebihan dengan makanan
halal, maka dapatkah puasa kita bermanfaat sebagai cara mengalahkan musuh Allah
SWT dan mengendalikan hawa nafsu kita, serta bila berbuka menyesaki perut
dengan apa yang biasa kita makan siang hari?...karena terlebih biasanya di
bulan puasa masih disediakan makanan tambahan, yang justru dihari-hari biasa
tidak tersedia.
Sesungguhnya hakikat puasa adalah
melemahkan tenaga kita yang biasa dipergunakan setan untuk mengajak kita kearah
kejahatan, oleh sebab ini lebih penting atau esensial bila mampu mengurangi
porsi makan malam dalam bulan Ramadhan, dibanding malam-malam diluar bulan
Ramadhan saat tidak berpuasa, karenanya tidak akan mendapatkan manfaat disaat
berpuasa bila kita tetap makan dengan porsi makanan yang biasa kita makan pada
hari-hari biasa, bahkan dianjurkan mengurangi tidur disiang hari, dengan
harapan dapat merasakan semakin melemahnya kekuatan jasmani kita, yang akan
mengantarkannya pada penyucian jiwa kita, oleh karena itu, barang siapa telah
“meletakkan” kantung makanan di antara hati individu kita dan dada kita, tentu
kita akan buta terhadap karunia tersebut, meskipun perut kita kosong, maka
belum tentu terangkat hijab atau tabir yang terbentang antara individu kita
dengan Allah, terkecuali telah mampu mengosongkan pikiran dan mengisinya dengan
mengingat kepada Allah SWT semata, maka demikian adalah puncak segalanya, dan
titik mula dari semuanya ini adalah mengosongkan perut kita dari makanan.
6.
Menuju
kepada Allah SWT dengan rasa takut dan pengharapan, maka setelah berbuka puasa,
selayaknya kita terayun-ayun antara takut atau khauf dan harap atau raja`,
karena kita pun tidak mengetahui, apakah puasa kita diterima sehingga individu
kita termasuk orang yang mendapatkan karunia-Nya, sekaligus kita yang dekat
dengan-Nya, ataukah puasa kita tidak diterima, sehingga kita menjadi orang yang
dicela oleh-Nya, maka pemikiran seperti inilah yang seharusnya ada pada setiap
kita yang telah selesai melaksanakan suatu ibadah. Dari Al Hasan bin Abil Hasan
Al Bashri, bahwa suatu ketika melintaslah sekelompok orang sambil tertawa
terbahak-bahak. Hasan Al Bashri lalu berkata: “Allah SWT telah menjadikan
Ramadhan sebagai bulan perlombaan. Disaat mana para hamba-Nya saling berlomba
dalam ibadah. Beberapa diantara yang lain tertinggal dan kalah. Sungguh
menakjubkan mendapati orang yang masih dapat tertawa terbahak-bahak dan bermain
diantara atau keadaan ketika mereka yang beruntung memperoleh kemenangan dan
mereka yang merugi memperoleh kesia-siaan. Demi Allah, apaabila hijab tertutup,
mereka yang berbuat baik akan dipenuhi atau pahala perbuatan baiknya dan mereka
yang berbuat cela juga dipenuhi oleh kejahatan yang diperbuatnya”.
Dengan kata lain, kita yang puasanya diterima akan bersuka
ria. Sementara kita yang ditolak akan tertutup bagi gelak tawa. Dari Al Ahnaf
bin Qais, bahwa suatu ketika seseorang berkata kepadanya: “Engkau telah tua,
berpuasa akan melemahkanmu”.
Tetapi Al Ahnaf bahkan menjawab: “Dengan berpuasa, sebenarnya
aku sedang mempersiapkan diri untuk perjalanan panjang. Bersabar dalam menaati
Allah SWT. Tentu akan lebih mudah dari pada menanggung siksa-Nya”.
Demikianlah, semua itu adalah makna signifikan puasa. Maka
sekian dahulu dasar-dasar pengetahuan umum ibadah ini, semoga penjelasan ini
bermanfaat buat kita semua yang hadir dan marilah kita berdoa bersama, agar
kita semua yang hadir di mingggu pagi yang dimuliakan Allah SWT ini dapat
mengamalkan dan sangat mudah memahaminya!
"Ya Allah, gantungkanlah kami dan orang-orang yang
berkonsultasi atau curhat atau ‘berobat’ kepada kami hanyalah kepada-MU, dan
jangan Engkau datangkan kepada kami orang-orang yang tak mau mendatangi-Mu,
kecuali bila itu sudah menjadi ketetapan-Mu".
ASYHADU AN LAA ILAAHA ILLA ALLAAHu, WA ASYHADU ANNA
MUHAMMADAN RASUULU ALLAAHI.
Ya Allah Yang Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana,
lindungilah kami dari ilmu yang tidak bermanfaat, dari ilmu yang menjauhkan
kami dari-Mu, dari ilmu yang hanya berorientasi kepada harta dan dunia, dari
ilmu yang membuat kami sombong dan merasa hebat, dari ilmu yang
menginvestasikan banyak kesulitan bagi kami di akhirat kelak.
Ya Allah Yang Maha Mengetahui Isi Hati (Qolbu/Quluub) yang
ada Di Dalam Dada (Shodr/Shuduur), lindungilah kami dari hati yang tidak
khusyu’’, dari hati yang mudah jatuh pada godaan wanita (pria), dari hati yang
merasa tinggi, dari hati yang suka pujian manusia, dari hati yang takut cacian
dari manusia, dari hati yang mudah terprovokasi oleh dunia yang menipu, dan
dari hati yang sering lalai dari-Mu.
Ya Allah Yang Maha Menguasai, lindungilah kami dari pikiran
yang tidak efektif, dari pikiran yang tidak menentu, dari pikiran yang tidak
bermutu, dari pikiran yang suka menganalisa takdir-Mu, dan dari pikiran yang
tidak tunduk kepada hati yang Engkau kuasai.
Ya Allah Yang Maha Pemberi Rizki, lindungilah kami dari harta
yang haram, dari harta yang syubhat, dari harta yang tidak bisa membantu
hamba-Mu lainnya, dan dari harta yang tidak berkah.
Ya Allah Yang Maha Menganugerahkan, lindungilah kami dari
sikap yang tidak pandai bersyukur atas ilmu, atas hati, atas pikiran, dan atas
harta yang telah Engkau berikan kepada kami.
Ya Allah Yang Maha Berkehendak, lindungilah kami dari
keinginan yang tidak kami butuhkan, dari keinginan yang tidak Engkau ridhoi,
dan dari keinginan yang tidak bisa dikendalikan.
Ya Allah Yang Maha Menenangkan, lindungilah kami dari jiwa
yang tidak pernah puas, dari jiwa yang tidak pernah kenyang, dari jiwa yang
tidak bisa tenang, dan dari jiwa yang tidak pandai bersyukur.
Ya Allah Yang Maha Menghentikan Keburukan, lindungilah kami
dari kesulitan yang menghadirkan kesulitan, dari hutang yang menghadirkan
hutang, dan dari penyakit yang menghadirkan penyakit.
Ya Allah Yang Maha Mengabulkan, lindungilah kami dari
do'a-do'a yang tidak penting, dari do'a-do'a yang justru menjauhkan kami untuk
mencintai-Mu, dan dari do'a-do'a yang tidak Engkau kabulkan.
Amin ya rabbal alamin
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapusAlhamdulillaaaah.....
BalasHapus