01012012, dikediaman Bpk, Sumintra, Kaliasin, Kerawang


No. 16
Read by Bang Mustofa Ahmad

DASAR-DASAR
PENGETAHUAN UMUM IBADAH

Perlulah kita ketahui satu Muharam atau tahun baru Hijriah ditandai dengan pindahnya Nabi Muhammad SAW dari Makah ke Madinah 14 abad silam. Di samping itu, setiap menyambut datangnya tahun baru Hijriah selalu didahului oleh dua peristiwa yang penting dalam Islam, yaitu:
Idul Fitri, 1 Syawal sebagai akhir puasa, dan Idul Adha, 10 Zulhijah puncak pelaksanaan ibadah haji, adapun baik Idul Fitri maupun Idul Adha kalau kita amati lebih dalam memiliki makna dan hubungan yang erat dengan satu Muharam, datangnya tahun baru Islam.

Adapun samplenya, kita yang akan pindah, selayaknyalah kita mempersiapkan bekal pindah untuk menuju satu tahun ke depan, maka tentu kita dituntut lebih siap lagi yaitu bekal yang diwajibkan Allah SWT untuk persiapan satu tahun adalah ibadah puasa dan haji, adapun ibadah puasa bertujuan agar kita mampu mengendalikan hawa nafsu, dan sedangkan ibadah haji untuk melawan dan menundukkan godaan syaitan yang terkutuk, adapun puasa memang dikhususkan untuk mengendalikan hawa nafsu kita. Sebagaimana disebutkan dalam sebuah hadist,
”Pada bulan puasa syatan-syaitan diikat, sedangkan pintu-pintu Surga dibuka.” (H.R. Bukhari).

Allah mengikat syaitan selama bulan puasa agar kita memusatkan individu kita mengendalikan hawa nafsu yang berasal dari dalam pikiran kita, yaitu nafsu perut dan seks, dan apabila kita masih terjadi kemaksiatan di bulan suci Ramadhan ini, berarti kita ini sendiri tabiatnya sudah sama dengan syaitan,  karena disebutkan dalam surat An-Naas, 114 ayat: 6, bahwa syaitan itu terdiri dari 2 golongan yaitu, 

114:6
From among the jinn and mankind."
dari (golongan) jin dan manusia.


Adapun setelah kita selesai mengendalikan hawa nafsu kita, maka kita harapkan kita semua “lulus” dihari yang fitri, yaitu 1 syawal, dan menjadi insan yang ber “taqwa”, dan kemudian kita dituntut untuk menghadapi dan bahkan melenyapkan musuh yang berasal dari dalam pikiran kita, yaitu godaan syaitan, adapun kendati godaan syaitan dan nafsu sama-sama tidak tampak, karena keduanya berbeda dalam cara dan tujuannya, karena syaitan tidak puas hanya dengan satu cara, dan kalau gagal dengan satu cara, dia mencari jalan lain agar berhasil, serta kalau sudah berhasil, dia berusaha agar hasil godaan ini semakin maksimal, karena syaitan tidak akan puas sebelum berhasil menyesatkan kita sebagai umat Mumammad sebanyak-banyaknya untuk masuk ke Neraka, jadi sangatlah berbeda halnya dengan nafsu kita, dan jika sudah terpenuhi nafsunya, maka sang nafsu tidak menuntut yang lebih besar lagi, samplenya, kita  seseorang yang mempunya nafsu makan karena lapar, dia hanya membutuhkan sepiring nasi untuk memenuhi nafsu kita, serta ketika seseorang bernafsu untuk mendapatkan suatu jabatan, dan akan merasa puas kalau jabatan ini sudah terpenuhi, dan seterusnya.
Jadi yang perlu kita ketahui yaitu bagaimana kita berlatih metode atau cara untuk melawan godaan syaitan, jadi harus tidak dengan berpuasa, akan tetapi yang paling afdol dengan ibadah haji, yaitu ialah satu wajib haji adalah melempar jumrah di Mina yang melambangkan mengusir & melawan syaitan, karena syaitan berada di luar individu kita, karena itni kita perlu mempersiapkan senjata untuk melawannya, yaitu batu.

Adapun dalam puasa, kita dituntut untuk mengendalikan hawa nafsu, dan bukan melenyapkannya, akan tetapi pada saat haji kita dituntut untuk mengalahkan syaitan, dan sekaligus melenyapkannya, adapun mengendalikan hawa nafsu kita diwajibkan setiap tahun, sedangkan memerangi syaitan hanya sekali seumur hidup dengan ibadah “haji”.

Maka setelah keduanya dapat kita taklukkan, berarti kita sudah siap hijrah ke tahun berikutnya, maka dengan demikian ketika menyambut tahun baru 1 Muharam, kita sudah memulai kegiatan dengan bekal yang matang, atau program yang jelas, dan penuh dengan rasa percaya individu kita…... dengan “hati yang berzikir atau bergetar atau berdenut atau hidup atau bersih”
Sungguh tanpa kita sadari Allah SWT telah mengatur urutan-urutan ini, yakni mulai dari perintah puasa dan Idul Fitri, kemudian Haji dan Idul Adha dengan menyembelih hewan qurban, dan pada akhirnya menyambut tahun baru Hijrah dalam puncak ke “taqwa”an...... adapun kondisi puncak ketaqwaan inilah yang harus kita pertahankan sejak memasuki tahun baru Hijriyah hingga 11 bulan kedepan sampai ketemu bulan suci Ramadhan lagi….... dan kondisi seperti inilah....…berulang-ulang kita sepanjang tahun, menjadi hamba Allah yang bertaqwa ini terus-menerus kita pertahankan hingga ajal menjemput kita...... insya Allah kalau bisa seperti ini....… kita dimatikan Allah SWT dalam keadaan khusnul khatimah (akhir yang baik), amin.

Jadi sangat perlu kita ketahui yang mana bulan Muharram bagi kita sebagai umat Islam kita pahami sebagai bulan Hijrahnya Nabi Muhammad SAW dari Makkah ke Madinah, yang mana sebelumnya bernama “Yastrib”, adapun yang sebenarnya  kejadian hijrah Rasulullah tersebut terjadi pada malam tanggal 27 Shafar dan sampai di Yastrib (Madinah) pada tanggal 12 Rabiul awal, adapun pemahaman kita bulan Muharram sebagai bulan Hijrah Nabi SAW, karena bulan Muharram adalah bulan yang pertama dalam kalender Qamariyah yang oleh Umar bin Khattab, yang ketika itu beliau sebagai khalifah kedua sesudah Abu Bakar Sidiq, maka dijadikan titik awal mula kalender bagi umat Islam dengan diberi nama Tahun Hijriah.

Memang kita bisa merasakan bedanya peristiwa penyambutan tahun baru Masehi dan tahun baru Islam (Hijriah), dan sementara tahun baru Islam kita sambut biasa-biasa saja, yaitu jauh dari suasana meriah, serta tidak seperti tahun baru Masehi yang kita sambut meriah termasuk diantara kita sebagai muslim sendiri, adapun hal ini sesungguhnya sebagai titik awal perkembangan Islam, yang mana seharusnya kita sebagai umat Islam menyambut tahun baru Islam ini dengan semarak, dan penuh  kesadaran sambil introspeksi atau merenungkan apa yang telah kita lakukan dalam kurun waktu setahun yang telah berlalu, aklan tetapi ada satu kelebihan yang masih banyak kita lakukan di Majelis Taklim Mudzakaroh kita ini yaitu setiap minggu pagi holas ba’da Subuh kita membaca hafalan-halan Al Qur’an, membaca Ratib, dalam memperingati tahun baru Islam (Hijriah) yaitu setiap minggu pagi, dan dilanjutkan penghayatan makna peringatan ini sendiri untuk bisa kita jadikan sebagai sarana instrospeksi individu kita, adapun sebaliknya, di awal tahun baru Masehi pada umumnya yang kita tonjolkan hanya aspek yang berkaitan dengan duniawi atau kulit luarnya saja.

Maka banyak diantara kita yang terlena oleh momen pergantian tahun, yaitu waktu penting yang seharusnya kita jadikan sarana instrospeksi individu kita yang kordinatnya didalam diantara dua rongga dada diatas perut kita yang mana seharus kita sadar atau merasakan hati individu kita ini hidup dan agar kita pada saat mendirikan shalat kita dapat menyaksikan atau melihat dengan senyata-nyata yang kita ibadati yaitu akbar-Nya atau wajah-Nya, malah telah kita salah gunakan sebagai sikap melampaui batas, berhura-hura semalam suntuk hingga terbit matahari…...bukannya untuk mendekatkan individu kita....…memohon ampun kepada Allah SWT, akan tetapi malah sebaliknya, mengatas namakan kegembiraan, kita melupakan nikmat Allah dengan menggelar kemungkaran dan sikap-sikap yang membawa kehancuran dan amarah Allah SWT....… naudzubillahimindaliq.

Dalam bahasa Arab, hijrah bisa diartikan sebagai pindah atau migrasi, adapun tafsiran hijrah disini diartikan sebagai awal perhitungan kalender Hijriyah, sehingga setiap tanggal 1 Muharam ditetapkan sebagi hari besar Islam, dan memang sejak hijrahnya Rasulullah ke Yatsrib yaitu sebuah kota subur yang terletak 400 kilometer dari Makkah, Islam lebih memfokuskan pada pembentukan masyarakat muslim yang tidak kampungan dibawah pimpinan Rasulullah SAW, dan itulah sebabnya kota Yastrib dirubah namanya menjadi Al-Madinah yang artinya “kota” atau lebih tenar lagi disebut kota Rasulullah, dan inilah satu nilai yang sangat penting kenapa hijrah kita jadikan sebagai titik awal terbitnya fajar baru peradaban umat Islam, atau terbitnya fajar baru ini berkat hijrah, maka hijrah dengan demikian selalu membuat perubahan, karena hijrah merupakan usaha dan semangat besar kita yang ingin merubah masyarakat yang beku  menjadi kita yang maju, sempurna dan bersemangat.
Jadi walhasil esensinya atau intinya dari peringatan tahun baru Hijriah ini adalah pada soal perubahan,  maka ada baiknya momen pergantian tahun ini kita jadikan sebagai saat saat untuk merubah menjadi lebih baik, yaitu yang tadinya kita mendirikan shalat hanya nunggang-nungging saja dan komat-kamit saja  serta hanya tahu arti sebuah bacaannya sanya, maka hari ini menjadikan perubahan menjadikan suatui makana mendirikan shalat khusyu’, inilah fungsi peringatan tahun baru Islam.

Maka sekianlah dahulu dasar-dasar pengetahuan umum ibadah ini, dan marilah kita berdoa bersama, agar kita semua yang hadir diminggu pagi yang dimuliakan Allah SWT ini dapat mengamalkan dan sangat mudah memahaminya!

"Ya Allah, gantungkanlah kami dan orang-orang yang bekonsultasi atau curhat atau ‘berobat’ kepada kami hanyalah kepada-MU, dan jangan Engkau datangkan kepada kami orang-orang yang tak mau mendatangi-Mu, kecuali bila itu sudah menjadi ketetapan-Mu".

ASYHADU AN LAA ILAAHA ILLA ALLAAHu, WA ASYHADU ANNA MUHAMMADAN RASUULU ALLAAHI.

Ya Allah Yang Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana, lindungilah kami dari ilmu yang tidak bermanfaat, dari ilmu yang menjauhkan kami dari-Mu, dari ilmu yang hanya berorientasi kepada harta dan dunia, dari ilmu yang membuat kami sombong dan merasa hebat, dari ilmu yang menginvestasikan banyak kesulitan bagi kami di akhirat kelak.

Ya Allah Yang Maha Mengetahui Isi Hati (Qolbu/Quluub) yang ada Di Dalam Dada (Shodr/Shuduur), lindungilah kami dari hati yang tidak khusyu’’, dari hati yang mudah jatuh pada godaan wanita (pria), dari hati yang merasa tinggi, dari hati yang suka pujian manusia, dari hati yang takut cacian dari manusia, dari hati yang mudah terprovokasi oleh dunia yang menipu, dan dari hati yang sering lalai dari-Mu.  

Ya Allah Yang Maha Menguasai, lindungilah kami dari pikiran yang tidak efektif, dari pikiran yang tidak menentu, dari pikiran yang tidak bermutu, dari pikiran yang suka menganalisa takdir-Mu, dan dari pikiran yang tidak tunduk kepada hati yang Engkau kuasai.  

Ya Allah Yang Maha Pemberi Rizki, lindungilah kami dari harta yang haram, dari harta yang syubhat, dari harta yang tidak bisa membantu hamba-Mu lainnya, dan dari harta yang tidak berkah.

Ya Allah Yang Maha Menganugerahkan, lindungilah kami dari sikap yang tidak pandai bersyukur atas ilmu, atas hati, atas pikiran, dan atas harta yang telah Engkau berikan kepada kami.

Ya Allah Yang Maha Berkehendak, lindungilah kami dari keinginan yang tidak kami butuhkan, dari keinginan yang tidak Engkau ridhoi, dan dari keinginan yang tidak bisa dikendalikan.

Ya Allah Yang Maha Menenangkan, lindungilah kami dari jiwa yang tidak pernah puas, dari jiwa yang tidak pernah kenyang, dari jiwa yang tidak bisa tenang, dan dari jiwa yang tidak pandai bersyukur. 

Ya Allah Yang Maha Menghentikan Keburukan, lindungilah kami dari kesulitan yang menghadirkan kesulitan, dari hutang yang menghadirkan hutang, dan dari penyakit yang menghadirkan penyakit.  

Ya Allah Yang Maha Mengabulkan, lindungilah kami dari do'a-do'a yang tidak penting, dari do'a-do'a yang justru menjauhkan kami untuk mencintai-Mu, dan dari do'a-do'a yang tidak Engkau kabulkan.
Amin ya rabbal alamin






















                                                                                                                           

Tidak ada komentar:

Posting Komentar