25122011, dikediaman Bang Tony, Teluk Ampel, Kerawang

No.15
Read by Bang Jimmy
DASAR-DASAR 
PENGETAHUAN UMUM
IBADAH

Perlulah kita ketahui bahwa masalah shalat khusyu adalah masalah Kontemplasi dan keterputusan hubungan saat shalat dengan dunia nyata. Jadi bukanlah hal yang dimaksud dengan khusyu itu sendiri. Sample-nya, ibarat kita sedang mengemudi dijalan raya. Adapun dikatakan khusyu kalau kita berkonsentrasi dalam berkendaraan, sedangkan yang dimaksud berkonsentrasi tentu bukan berarti mata kita tertutup atau telinga kita disumbat sehingga tidak melihat atau mendengar apapun agar konsen, bahkan malah bila kita melakukan hal-hal tersebut, besar kemungkinan akan terjadi kecelakaan dijalan, sebab apa yang kita lakukan bukan konsentrasi, melainkan menutup individu kita dari semua petunjuk, dan lalu lalang dijalan raya. Maka marilah kita perhatikan firman Allah SWT QS. Al An`am (6) ayat 104 lihat quran klik disini

6:104

There has come to you enlightenment from your Lord. So whoever will see does so for [the benefit of] his soul, and whoever is blind [does harm] against it. And [say], "I am not a guardian over you."
Sesungguhnya telah datang dari Tuhanmu bukti-bukti yang terang; maka barangsiapa melihat (kebenaran itu), maka (manfaatnya) bagi dirinya sendiri; dan barangsiapa buta (tidak melihat kebenaran itu), maka kemudharatannya kembali kepadanya. Dan aku (Muhammad) sekali-kali bukanlah pemelihara(mu).
Jadi ayat ini sudah sungguh jelas buat kita bahwasanya pada saat kita mendirikan shalat haruslah mata kita terbuka, agar dapat menyaksikan atau melihat sesuatu kebenaran yang datangnya dari Allah SWT. Adapun kekhusyuan mendirikan shalat ini tidak akan bias kita capai, kalau kita mengerti ilmu tauhid, yaitu mengerti akan Allah secara hakiki, karena dasar tauhid inilah yang menjadi bekal kita untuk menuju Tawajjuh kepada Allah SWT, dan merupakan jalan yang membedakan dari peribadatan-peribadatan agama lain, yaitu selain islam. Adapun didalam surat Al Mu`minun (23) ayat 1 dan 2disebutkan beberapa ciri orang beriman, salah satunya adalah apabila shalat, maka shalatnya itu khusyu. lihat quran klik disini

23:1
Certainly will the believers have succeeded:
Sesungguhnya beruntunglah orang-orang yang beriman,

23:2

They who are during their prayer humbly submissive
(yaitu) orang-orang yang khusyu' dalam sembahyangnya,
Apabila kita buka kitab tafsir untuk mengetahui apa latar belakang turunnya ayat ini, kita dapati bahwa Rasulullah SAW dan beberapa sahabat sebelumnya pernah melakukan gerakan tertentu didalam shalatnya, lalu diarahkan agar tidak lagi melakukannya. adapun bentuk arahnya adalah menerapkan shalat yang khusyu.

Dari Abi Hurairah ra. berkata bahwa dahulu Rasulullah SAW bila shalat mengarahkan pandangannya kelangit. maka turunlah ayat: yaitu orang yang didalam shalatnya khusyu. Maka beliau menundukan pandangannya. (HR.Al Hakim)

Didalam histories ibnu Maradawaih meriwayatkan bahwa sebelumnya Beliau SAW menoleh saat shalat. Sa`ad bin Manshur dari Abi Sirin meriwayatkan secara mursal bahwa Beliau SAW sebelumnya shalat dengan memejamkan mata, lalu turunlah ayat ini, maka demikian pula Ibnu Abi Hatim menghistoriskan dengan mursal bahwa para sahabat dahulu pernah shalat dengan memandang ke langit, lalu turunlah ayat ini.
 lihatlah tafsir Al Baidhawi halaman 451 dan Tafsir Al Munir oleh Dr. Wahbah Az Zuhaili jilid 18 halaman 10.

Khusyu, Bukan Keluar dari Dunia Nyata.

dan dari tafsir tentang ayat khusyu tersebut jelaslah bahwa taujih atau arahan Robbani dari Allah SWT tentang shalat khusyu, bukan lantaran nabi SAW tidak melakukan kontemplasi dalam shalat, melainkan karena beliau dan para sahabat melakukan gerakan-gerakan yang dianggap tidak layak untuk dilakukan didalam shalat, sample-nya memandang kelangit, memejamkan mata atau menoleh kekanan dan kekiri.

Maka sudah sungguh sangat jelas kita yang shalat dengan khusyu bukanlah kita yang shalat dengan menutup mata, menutup telinga dan menutup individu kita dari keadaan lingkungan sekitar kita, bahkan sebaliknya, justru kita yang shalatnya khusyu ini adalah kita yang sangat peduli dan sadar atas apa yang terjadi pada individu kita, lingkungan kita serta situasi yang ada saat itu, maka yang menjadi pertanyaan kita yaitu, Siapa sih ! orang yang paling khusyu shalatnya didunia ini? ..... pasti kita sepakat menjawab Nabi Muhammad SAW adalah orang yang paling khusyu dalm shalat, maka definisi dan standarisasi khusyu yang benar hanyalah semata-mata yang paling sesuai dengan shabat beliau, dan kita tidak dibenarkan untuk membuat definisi dan standar shalat khusyu sendiri menurut logika serta khayal kita, sebab nanti akan muncul ribuan bahkan jutaan definisi shalat khusyu yang sangat beragam, bahkan satu dengan yang lainnya saling bertolak belakang, padahal satu-satunya rujukan dalam masalah shalat hanyalah apa yang pernah dikerjakan oleh Rasulullah SAW, yang mana beliau menegaskan dengan sabdanya.

"Shalatlah kalian sebagaimana kalian meliahat aku shalat"

Maka gambaran shalat khusyu ini perlu kita pahami secara lebih luas, tidak terbatas pada bentuk-bentuk yang selama ini umumnya dipahami kita, sebab kenyataanya begitu banyak fakta yang menunjukan bahwa Rasulullah SAW melakukan shalat dengan berbagai keadaan, diantaranya:
  • Rasulullah SAW pernah shalat sambil menggendong bayi
  • Rasulullah SAW pernah memperlama sujudnya, karena ada cucunya yang naik keatas punggungnya.
  • Rasulullah SAW pernah mempercepat shalatnya saat menjadi imam, hanya lantaran beliau mendengar ada anak kecil menangis.
  • Rasulullah SAW memerintahkan orang yang shalat untuk mencegah seseorang lewat didepannya, bahkan menghalanginya.
  • Rasulullah SAW pernah memerintahkan orang yang shalat untuk membunuh ular serta hewan liar lainnya.
  • Rasulullah SAW saat menjadi imam pernah lupa gerakan shalat tertentu, bahkan salah menetapkan jumlah bilangan rakaat, sehingga beliau melakukan sujud sahwi.
  • Rasulullah SAW mensyariatkan Fath kepada makmum bila mendapati imam yang lupa bacaan atau gerakan, sedangkan buat jamaah wanita cukup dengan bertepuk tangan.
  • Rasulullah SAW mengajarkan shalat Khauf dengan berjamaah yang gerakannya sangat unik dan jauh dari kesan khusyu
  • Rasulullah SAW pernah melakukan shalat diatas kendaraan (hewan tunggangan / unta) yang berjalan, baik shalat wajib maupun shalat sunnah, beliau membiarkan tunggangannya menghadap kemanapun
  • Rasulullah SAW pernah memindahkan tubuh atau kaki istrinya saat sedang shalat karena dianggap menghalangi tempat shalatnya.
  • Rasulullah SAW mengajarkan orang yang shalat untuk menjawab dengan isyarat.
Maka dengan semua fakta diatas tersebut, masihkah kita akan mengatakan bahwa shalat khusyu itu harus selalu berupa kontemplasi ritual tertentu?.... dah haruskah shalat khusyu ini membuatk kita sebagai pelakunya seolah meninggalkan alam nyata menuju alam ghaib tertentu, lalu bertemu Allah SWT seolah pergi menuju Sidratil muntaha (bermikraj?).... serta benarkah shalat khusyu ini harus membuat seseorang tidak ingat apa-apa didalam benaknya, kecuali hanya ada wujud Allah saja?.... demikian pula benarkah shalat khusyu ini harus membuat kita seseorang bersatu kepada Allah SWT?.... maka jika kita kaitkan dengan realita dan fakta shalat Nabi SAW sendiri nabi yang memang tugasnya mengajarkan kita untuk shalat, ternyata shalatnya tidak seperti yang kita bayangkan, bahkan Beliau tidak pernah "kehilangan ingatan" saat shalat, dan juga Beliau tidak pernah memanjangkan shalat saat jadi imam shalat berjamaah, kecuali barangkali hanya pada shalat shubuh, karena fadhilahnya.

Walaupun di suatu histories beliau pernah shalat sampai bengkak kakinya, maka ini bukan shalat wajib, melainkan shalat sunah, dan panjangnya shalat beliau bukan karena beliau asik "meninggalkan alam nyata" lantaran berkontemplasi, namun karena beliau membaca ayat-ayat Al Quran dengan jumlah lumayan banyak, maka tentunya dengan fasih dan tartil, sebagaimana yang Jibril ajarkan, bahkan beliau pernah membaca surat Al Baqarah (286 ayat), surat Ali Imron (200 ayat) dan surat Annisa (176 ayat) hanya dalam satu rakaat, maka untuk bisa membaca ayat Al Quran sebanyak ini, tentu kita seseorang harus ingat dan hafal ap yang dibaca, serta tentunya memahami makna dari nilai-nilai yang terkandung didalam tiap ayat itu, maka kalau kita yang membaca sibuk "berkontemplasi dengan dunia ghaib" maka tidak mungkin bisa membaca ayat sebanyak ini, jadi walhasil shalat khusyu ini adalah shalat yang mengikuti Nabi SAW, baik dalam sifat, rukun, atuaran, cara, serta semua gerakan dan bacaannya sebagaimana Nabi SAW melakukan shalat, maka itulah shalat khusyu.

Maka demikian dahulu sekelumit dasar-dasar pengetahuan umum ibadah ini semoga Allah SWT memberikan Rahmat dan Hidayah kepada seluruh kita yang hadir pada hari ini, dan agar kita dapat melaksanakan seluruh perintah-perintah-Nya.

maka marilah kita berdo`a bersama!


"Ya Allah, gantungkanlah kami dan orang-orang yang bekonsultasi atau curhat atau ‘berobat’ kepada kami hanyalah kepada-MU, dan jangan Engkau datangkan kepada kami orang-orang yang tak mau mendatangi-Mu, kecuali bila itu sudah menjadi ketetapan-Mu".

ASYHADU AN LAA ILAAHA ILLA ALLAAHu,WA ASYHADU ANNA MUHAMMADAN RASUULU ALLAAHI.

Ya Allah Yang Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana, lindungilah kami dari ilmu yang tidak bermanfaat, dari ilmu yang menjauhkan kami dari-Mu, dari ilmu yang hanya berorientasi kepada harta dan dunia, dari ilmu yang membuat kami sombong dan merasa hebat, dari ilmu yang menginvestasikan banyak kesulitan bagi kami di akhirat kelak.

Ya Allah Yang Maha Mengetahui Isi Hati (Qolbu/Quluub) yang ada Di Dalam Dada (Shodr/Shuduur), lindungilah kami dari hati yang tidak khusyu’, dari hati yang mudah jatuh pada godaan wanita (pria), dari hati yang merasa tinggi, dari hati yang suka pujian manusia, dari hati yang takut cacian dari manusia, dari hati yang mudah terprovokasi oleh dunia yang menipu, dan dari hati yang sering lalai dari-Mu.  

Ya Allah Yang Maha Menguasai, lindungilah kami dari pikiran yang tidak efektif, dari pikiran yang tidak menentu, dari pikiran yang tidak bermutu, dari pikiran yang suka menganalisa takdir-Mu, dan dari pikiran yang tidak tunduk kepada hati yang Engkau kuasai.  

Ya Allah Yang Maha Pemberi Rizki, lindungilah kami dari harta yang haram, dari harta yang syubhat, dari harta yang tidak bisa membantu hamba-Mu lainnya, dan dari harta yang tidak berkah. 

Ya Allah Yang Maha Menganugerahkan, lindungilah kami dari sikap yang tidak pandai bersyukur atas ilmu, atas hati, atas pikiran, dan atas harta yang telah Engkau berikan kepada kami.

Ya Allah Yang Maha Berkehendak, lindungilah kami dari keinginan yang tidak kami butuhkan, dari keinginan yang tidak Engkau ridhoi, dan dari keinginan yang tidak bisa dikendalikan.

Ya Allah Yang Maha Menenangkan, lindungilah kami dari jiwa yang tidak pernah puas, dari jiwa yang tidak pernah kenyang, dari jiwa yang tidak pandai bersyukur, dan dari jiwa yang tidak bisa tenang. 

Ya Allah Yang Maha Menghentikan Keburukan, lindungilah kami dari kesulitan yang menghadirkan kesulitan, dari hutang yang menghadirkan hutang, dan dari penyakit yang menghadirkan penyakit.  

Ya Allah Yang Maha Mengabulkan, lindungilah kami dari do'a-do'a yang tidak penting, dari do'a-do'a yang justru menjauhkan kami untuk mencintai-Mu, dan dari do'a-do'a yang tidak Engkau kabulkan.
Aamiiin.

1 komentar:

  1. Bismillah Walhamdulillah

    Puji syukur pada Allah SWT, semoga Allah SWT selalu memberi petujuk pada kita semua... Amiiin

    Komentar saya mengenai makalah diatas... memang sudah jelas, bahkan sangatlah jelas bagi mereka yang pengalaman sepiritualnya sudah tinggi. Dalam arti kata sudah diatas 1tahun bahkan sudah puluhan tahun yang dengan Rela, Ridho, Iklas mengikuti keterikatan dengan Majelis Mudzakaroh ini. Tapi bagi yang belum lama bergabung pada "Tuntunan Sholat" dibawah panji Majelis Mudzakaroh tidaklah usah khawatir... semuanya pasti dapat, apabila dia bersungguh-sungguh berlatih... dan selalu dekat dengan ahlinya. Siapa ahlinya? Ahlinya adalah Pembimbing dan orang-orang yang dekat dengan beliau.
    Adapun contoh fakta yang menunjukkan bahwa Rosulullah pernah sholat pada berbagai keadaan, memang ada beberapa contoh itu yang mungkin menurut saya sudah tidak lagi relevan faktualisasinya pada zaman sekarang. Seperti sholat sambil menggendong bayi, membunuh ular dll. Faktualisasinya pada zaman sekarang mungkin bangunan masjid/rumah-rumah ibadah lainnya yang sudah modern ini tak mungkinlah dimasuki ular hitam. Jadi contoh ini adalah tamsil atau kiasan dari lintasan pikiran kita yang harus diarahkan ke tempat sujud saja.

    Kalau ada yang bertanya cara bertauhid agar kekhusyu'an bisa tercapai...
    Adalah yang pertama kali adalah berSyahadat. Bagaimana cara bersyahadatnya? Nah ini sekali lagi dibutuhkan keIkhlasan untuk banyak-banyak bermudzakaroh dan selalu dekat dengan "Ahlinya"

    BalasHapus