Read Ust Azis
DASAR-DASAR
PENGETAHUAN UMUM
IBADAH
Perlulah
kita ketahui segala bentuk ibadah akan terwujud dalam individu kita sebagai
hamba manakala memenuhi tiga landasan yang sangat mendasar: adanya hubb atau
kecintaan, dan khauf atau takut, serta roja` atau pengharapan. Jadi yang
benar adalah yaitu kita hendaknya beribadah kepada Allah dengan kecintaan kepadaNya,
dan mengharapkan terbukanya hijab, serta takut akan tak dapat menyaksikan yang
kita ibadati, atau berjumpa kepada-Nya.
Adapun Khauf
dan roja` adalah dua ibadah yang sangat agung, dan apa bila keduanya
menyatu dalam individu kita sebagai mukmin, maka akan seimbanglah seluruh
aktivitas kehidupan kita. Bagaimana tidak, sebab dengan khauf akan
membawa individu kita untuk selalu melaksanakan ketaatan dan menjauhi perkara yang
diharamkan, dan sementara roja` akan menghantarkan individu kita untuk selalu
mengharap apa yang ada di sisi Rabb-kita 'Azza wa Jalla. Jadi walhasil
pendek kata dengan khauf dan roja` kita sebagai seorang mukmin akan
selalu ingat bahwa individu kita sejati akan kembali ke hadapan Sang Pencipta
kita, disamping ini kita akan bersemangat memperbanyak amalan-amalan. Allah
SWT berfirman dalam Al Qur’an surat Al Mukminun, 23 ayat: 57-61.
Sesungguhnya orang-orang
yang berhati-hati karena takut akan (azab) Tuhan mereka,
Dan orang-orang yang
beriman dengan ayat-ayat Tuhan mereka,
Dan orang-orang yang
tidak mempersekutukan dengan Tuhan mereka (sesuatu apapun),
Dan orang-orang yang
memberikan apa yang telah mereka berikan, dengan hati yang takut, (karena
mereka tahu bahwa) sesungguhnya mereka akan kembali kepada Tuhan mereka,
mereka itu bersegera
untuk mendapat kebaikan-kebaikan, dan merekalah orang-orang yang segera
memperolehnya.
Adapun
hakikat khauf atau takut adalah ibadah hati individu kita yang kordinatnya
didalam diantara dua rongga dada diatas perut kita, dan tidak dibenarkan khauf
ini kecuali terhadap-Nya Subhanahu wa Ta'ala, karena khauf adalah syarat
pembuktian keimanan kita seseorang. Allah SWT berfirman dalam Al Qur’an surat
Ali Imran, 3 ayat:175.
Sesungguhnya mereka itu
tidak lain hanyalah syaitan yang menakut-nakuti (kamu) dengan kawan-kawannya
(orang-orang musyrik Quraisy), karena itu janganlah kamu takut kepada mereka,
tetapi takutlah kepada-Ku, jika kamu benar-benar orang yang beriman.
Maka
apabila khauf kepada Allah berkurang kita dalam merasakan adanya
kehidupan, dan ini sebagai tanda mulai berkurangnya pengetahuan kita terhadap
Rabb-kita, karena hal ini disebabkan orang yang paling tahu tentang Allah
adalah orang yang paling takut kepada-Nya, adapun rasa khauf akan muncul dengan
sebab beberapa hal, di antaranya:
Pertama,
Pengetahuan kita seorang hamba
akan pelanggaran-pelanggaran dan dosa-dosa kita serta kejelekan-kejelekan kita.
Kedua,
Pembenarannya akan ancaman
Allah, bahwa Allah akan menyiapkan siksa atas segala kemaksiatan kita.
Ketiga,
Mengetahui akan adanya
kemungkinan penghalang antara individu kita dan taubat kita.
Adapun
untuk menimbulkan rasa takut, di kitab Riyadlus Shalihin dijelaskan bahwa ada
empat hal yang akan ditanyakan pada hari kiamat :
1.
Untuk apa saja umur kita dihabiskan?,,,,,,,,
2.
Bagaimana ilmu kita diamalkan?,,,,,,,,,,
3.
Bagaimana harta diperoleh dan dikeluarkan untuk
apa saja?..........
4.
Badan kita dipergunakan apa saja ketika kita
hidup di dunia?,,,,,,,,,
Maka marilah kita coba direnungkan
sudahkah kita bisa mempertanggung jawabkannya?.......
Adapun
hakekat roja` secara bahasa artinya harapan atau cita-cita, sedangkan menurut
istilah ialah bergantungnya hati individu kita dalam meraih sesuatu di kemudian
hari, karena roja` merupakan ibadah yang mencakup kerendahan dan ketundukan,
tidak boleh ada kecuali kepada Allah 'Azza wa Jalla, yang mana sehingga
memalingkannya kepada selain Allah adalah kesyirikan atau bisa berupa syirik
besar atau pun syirik kecil, dan tergantung apa yang ada dalam hati individu
kita yang tengah mengharap, jadi roja atau harapan atau mengharap tidaklah
menjadikan kita sebagai pelakunya terpuji kecuali bila disertai amalan. Allah
SWT berfirman surat Al Baqarah, 2 ayat: 218.
Sesungguhnya orang-orang
yang beriman, orang-orang yang berhijrah dan berjihad di jalan Allah, mereka
itu mengharapkan rahmat Allah, dan Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.
Allah SWT juga berfirman dalam
surat Al Kahfi, 18 ayat: 110.
Katakanlah: Sesungguhnya
aku ini manusia biasa seperti kamu, yang diwahyukan kepadaku: "Bahwa
sesungguhnya Tuhan kamu itu adalah Tuhan yang Esa". Barangsiapa mengharap
perjumpaan dengan Tuhannya, maka hendaklah ia mengerjakan amal yang saleh dan
janganlah ia mempersekutukan seorangpun dalam beribadat kepada Tuhannya".
Berkata
Ibnul Qoyyim dalam "Madarijus-Salikin": "Orang-orang
yang mengerti telah bersepakat bahwa roja` tidak akan sah kecuali jika
dibarengi dengan amalan. Oleh karena itu, tidaklah seseorang dianggap mengharap
apabila tidak beramal". Dengan demikian, roja` kepada Allah akan tercapai
dengan beberapa hal, diantaranya:
pertama,
senantiasa menyaksikan karunia-Nya, kenikmatan-Nya, dan kebaikan-kebaikan-Nya
terhadap hamba;
kedua, jujur
dalam mengharap apa yang ada di sisi Allah dari pahala dan kenikmatan; ketiga,
membentengi diri dengan amal shaleh dan bergegas dalam kebaikan.
Ibnul
Qayyim -rahimahullah- membagi roja` menjadi tiga bagian, dua di antaranya
roja`,yang benar dan terpuji pelakunya, sedang yang lainnya tercela. Roja` yang
menjadikan pelakunya terpuji,
pertama:
seseorang mengharap disertai dengan amalan taat kepada Allah, di atas cahaya
Allah, ia senantiasa mengharap pahalaNya;
kedua:
seseorang yang berbuat dosa lalu bertaubat darinya, dan ia senantiasa mengharap
ampunan Allah, kebaikan-Nya dan kemurahan-Nya. Adapun yang menjadikan pelakunya
tercela: seseorang terus-menerus dalam kesalahan-kesalahannya lalu mengharap
rahmat Allah tanpa dibarengi amalan; roja` yang seperti ini hanyalah
angan-angan belaka, sebuah harapan yang dusta.
Ketahuilah pula, bahwa jika ada
yang berkata :
Mana yang lebih utama, Takut
atau Harap?........
Maka itu seperti perkataan :
Mana yang lebih utama, Roti
atau Air?.........
Dan jawabannya:
bagi kita yang lapar roti lebih
baik, sedangkan untuk kita yang haus air lebih baik, maka jika keduanya
bersatu, kita lihat yg lebih dominan, jika sama-sama pase lapar dan haus kita, maka
roti dan air setara kebaikannya.
Jadi
walhasil Khauf dan Roja' adalah dua obat yang dengannya qalbu individu kita
tersembuhkan, maka keutamaan keduanya tergantung penyakit yang ada di qalbu
individu kita, jadi jika yg dominan di qalbu individu kita merasa aman dari
rencana Allah dalam firman-Nya surat Al A’raaf , 7 ayat: 99
Maka apakah mereka
merasa aman dari azab Allah (yang tidak terduga-duga)? Tiada yang merasa aman
dan azab Allah kecuali orang-orang yang merugi.
Maka
Khauf atau Takut lebih utama, dan sedangkan jika kita banyak maksiat sehingga
putus asa dari rahmat Allah, maka Rojaa atau Harap lebih utama, namun secara
keseluruhan boleh juga dikatakan bahwa Khauf lebih utama dari Roja', karena
secara umum lebih banyak kita yg tertipu penyakit "aman", akan tetapi
jika kita lihat dari sisi nilainya, Roja' lebih bernilai dari Khauf, karena Roja'
berharap pada Rahmat Allah, sedangkan Khauf adalah Takut pada Murka Allah,
adapun maksudnya yaitu Rahmat-Nya lebih besar dari Kemarahan-Nya.
Adapun
kita yang bertaqwa, maka sebaiknya seimbang antara Takut dan Harap, dan jika
kita katakan “Semua orang masuk Surga kecuali satu orang, hendaknya kita takut
menjadi yang satu itu”, atau jika kita katakan “Semua orang masuk Neraka kecuali
satu orang, hendaknya kita berharap individu kita-nyalah orang tersebut,
demikian pula jika kita tanyakan “Bagaimana Takut diseimbangkan dengan Harap
pada individu orang yang beriman, padahal dengan ketaqwaannya, bukankah
seharusnya Harap lebih dominan?...... jawabnya : karena kita tidak tahu apakah
ketaqwaan tersebut diterima Allah, sehingga selalu harus menyertakan rasa takut
dalam beramal baik.
Maka
Takut yang terpuji adalah yang mendorong Amal kita, dan mengingatkan Qalbu
individu kita agar tidak cenderung pada keduniaan, adapun apabila ketika datang
kematian, maka yang terbaik bagi kita adalah Roja', karena Khauf seperti cambuk
untuk beramal, sedangkan setelah mati tiada amal lagi, maka Khauf kurang
bermanfaat menjelang kematian, bahkan melemahkan qalbu individu kita, sedangkan
Rojaa pada keadaan ini akan menguatkan qalbuindividu kita, maka dengan Rojaa
kita jadi makin cinta pada Allah, karena tiada kita seorang pun layak
meninggalkan dunia ini kecuali dalam keadaan Cinta pada Allah Ta'ala, sedangkan
kalimat cinta disini yaitu untuk berjumpa denganNya, dan berbaik sangkaan kita
kepadaNya.
Adapun kesimpulanya, Roja`
menuntut adanya khauf dalam individu kita sebagai seorang mukmin, yang
dengan ini akan memacu kita untuk melakukan amalan-amalan sholeh, adapun amalan
sholeh tanpa kita sertai khauf, dan roja` hanya akan bernilai sebuah
fatamorgana, dan sebaliknya khauf juga menuntut adanya roja`,
maka demikian pula tanpa roja` khauf hanyalah berupa keputusasaan tak
berarti, jadi khauf dan roja` harus senantisa menyatu dalam individu
kita sebagai seorang mukmin dalam rangka menyeimbangkan hidup kita untuk tetap
istiqomah melaksanakan perintah-Nya dan menjauhi larangan-larangan-Nya,
mengharap pahala dan takut akan siksa-Nya, maka sudah sungguh jelas buat kita
yang mempelajari dasar-dasar pengetahuan umum ibadah ini yang mana keduanya
yaitu khauf dan roja` ibarat dua sayap burung yang dengannya ia dapat
menjalani kehidupan kita dengan sempurna. QS. 23: 60-61.
Dan orang-orang yang
memberikan apa yang telah mereka berikan, dengan hati yang takut, (karena
mereka tahu bahwa) sesungguhnya mereka akan kembali kepada Tuhan mereka,
mereka itu bersegera untuk mendapat kebaikan-kebaikan, dan
merekalah orang-orang yang segera memperolehnya.
Jadi
walhasil kita harus senantiasa perkuatlah rasa Takut atas Harap agar terus
terdorong meningkatkan amal kebaikan sesuai firman Allah SWT tersebut, kecuali
saat dosa-dosa kita yang membuat kita putus asa atau saat hampir berakhir
kesempatan kita untuk beramal.
Maka marilah kita berdoa bersama!
"Ya Allah, gantungkanlah kami dan orang-orang yang
berkonsultasi atau curhat atau ‘berobat’ kepada kami hanyalah kepada-MU, dan
jangan Engkau datangkan kepada kami orang-orang yang tak mau mendatangi-Mu,
kecuali bila itu sudah menjadi ketetapan-Mu".
ASYHADU AN LAA ILAAHA ILLA ALLAAHu, WA ASYHADU ANNA
MUHAMMADAN RASUULU ALLAAHI.
Ya Allah Yang Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana,
lindungilah kami dari ilmu yang tidak bermanfaat, dari ilmu yang menjauhkan
kami dari-Mu, dari ilmu yang hanya berorientasi kepada harta dan dunia, dari
ilmu yang membuat kami sombong dan merasa hebat, dari ilmu yang
menginvestasikan banyak kesulitan bagi kami di akhirat kelak.
Ya Allah Yang Maha Mengetahui Isi Hati (Qolbu/Quluub)
yang ada Di Dalam Dada (Shodr/Shuduur), lindungilah kami dari hati yang tidak
khusyu’’, dari hati yang mudah jatuh pada godaan wanita (pria), dari hati yang
merasa tinggi, dari hati yang suka pujian manusia, dari hati yang takut cacian
dari manusia, dari hati yang mudah terprovokasi oleh dunia yang menipu, dan
dari hati yang sering lalai dari-Mu.
Ya Allah Yang Maha Menguasai, lindungilah kami dari
pikiran yang tidak efektif, dari pikiran yang tidak menentu, dari pikiran yang
tidak bermutu, dari pikiran yang suka menganalisa takdir-Mu, dan dari pikiran
yang tidak tunduk kepada hati yang Engkau kuasai.
Ya Allah Yang Maha Pemberi Rizki, lindungilah kami dari
harta yang haram, dari harta yang syubhat, dari harta yang tidak bisa membantu
hamba-Mu lainnya, dan dari harta yang tidak berkah.
Ya Allah Yang Maha Menganugerahkan, lindungilah kami dari
sikap yang tidak pandai bersyukur atas ilmu, atas hati, atas pikiran, dan atas
harta yang telah Engkau berikan kepada kami.
Ya Allah Yang Maha Berkehendak, lindungilah kami dari
keinginan yang tidak kami butuhkan, dari keinginan yang tidak Engkau ridhoi,
dan dari keinginan yang tidak bisa dikendalikan.
Ya Allah Yang Maha Menenangkan, lindungilah kami dari
jiwa yang tidak pernah puas, dari jiwa yang tidak pernah kenyang, dari jiwa
yang tidak bisa tenang, dan dari jiwa yang tidak pandai bersyukur.
Ya Allah Yang Maha Menghentikan Keburukan, lindungilah
kami dari kesulitan yang menghadirkan kesulitan, dari hutang yang menghadirkan
hutang, dan dari penyakit yang menghadirkan penyakit.
Ya Allah Yang Maha Mengabulkan, lindungilah kami dari
do'a-do'a yang tidak penting, dari do'a-do'a yang justru menjauhkan kami untuk
mencintai-Mu, dan dari do'a-do'a yang tidak Engkau kabulkan.
Amin ya
rabbal alamin.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar