05022012,dikediaman Ust Dumyati Yahya, Kayu Tinggi

Read Ust Azis

DASAR-DASAR
PENGETAHUAN UMUM IBADAH

Perlulah kita ketahui segala bentuk ibadah akan terwujud dalam individu kita sebagai hamba manakala memenuhi tiga landasan yang sangat mendasar: adanya hubb atau kecintaan, dan khauf atau takut, serta roja` atau pengharapan. Jadi yang benar adalah yaitu kita hendaknya beribadah kepada Allah dengan kecintaan kepadaNya, dan mengharapkan terbukanya hijab, serta takut akan tak dapat menyaksikan yang kita ibadati, atau berjumpa kepada-Nya.

Adapun Khauf dan roja` adalah dua ibadah yang sangat agung, dan apa bila keduanya menyatu dalam individu kita sebagai mukmin, maka akan seimbanglah seluruh aktivitas kehidupan kita. Bagaimana tidak, sebab dengan khauf akan membawa individu kita untuk selalu melaksanakan ketaatan dan menjauhi perkara yang diharamkan, dan sementara roja` akan menghantarkan individu kita untuk selalu mengharap apa yang ada di sisi Rabb-kita 'Azza wa Jalla. Jadi walhasil pendek kata dengan khauf dan roja` kita sebagai seorang mukmin akan selalu ingat bahwa individu kita sejati akan kembali ke hadapan Sang Pencipta kita, disamping ini kita akan bersemangat memperbanyak amalan-amalan. Allah SWT berfirman dalam Al Qur’an surat Al Mukminun, 23  ayat: 57-61.

Sesungguhnya orang-orang yang berhati-hati karena takut akan (azab) Tuhan mereka,
Dan orang-orang yang beriman dengan ayat-ayat Tuhan mereka,
Dan orang-orang yang tidak mempersekutukan dengan Tuhan mereka (sesuatu apapun),
Dan orang-orang yang memberikan apa yang telah mereka berikan, dengan hati yang takut, (karena mereka tahu bahwa) sesungguhnya mereka akan kembali kepada Tuhan mereka,
mereka itu bersegera untuk mendapat kebaikan-kebaikan, dan merekalah orang-orang yang segera memperolehnya.

Adapun hakikat khauf atau takut adalah ibadah hati individu kita yang kordinatnya didalam diantara dua rongga dada diatas perut kita, dan tidak dibenarkan khauf ini kecuali terhadap-Nya Subhanahu wa Ta'ala, karena khauf adalah syarat pembuktian keimanan kita seseorang. Allah SWT berfirman dalam Al Qur’an surat Ali Imran, 3  ayat:175.

Sesungguhnya mereka itu tidak lain hanyalah syaitan yang menakut-nakuti (kamu) dengan kawan-kawannya (orang-orang musyrik Quraisy), karena itu janganlah kamu takut kepada mereka, tetapi takutlah kepada-Ku, jika kamu benar-benar orang yang beriman.

Maka apabila khauf kepada Allah berkurang kita dalam merasakan adanya kehidupan, dan ini sebagai tanda mulai berkurangnya pengetahuan kita terhadap Rabb-kita, karena hal ini disebabkan orang yang paling tahu tentang Allah adalah orang yang paling takut kepada-Nya, adapun rasa khauf akan muncul dengan sebab beberapa hal, di antaranya: 

Pertama,
Pengetahuan kita seorang hamba akan pelanggaran-pelanggaran dan dosa-dosa kita serta kejelekan-kejelekan kita.
Kedua,
Pembenarannya akan ancaman Allah, bahwa Allah akan menyiapkan siksa atas segala kemaksiatan kita.
Ketiga,
Mengetahui akan adanya kemungkinan penghalang antara individu kita dan taubat kita.

Adapun untuk menimbulkan rasa takut, di kitab Riyadlus Shalihin dijelaskan bahwa ada empat hal yang akan ditanyakan pada hari kiamat :
1.   Untuk apa saja umur kita dihabiskan?,,,,,,,,
2.   Bagaimana ilmu kita diamalkan?,,,,,,,,,,
3.   Bagaimana harta diperoleh dan dikeluarkan untuk apa saja?..........
4.   Badan kita dipergunakan apa saja ketika kita hidup di dunia?,,,,,,,,,
Maka marilah kita coba direnungkan sudahkah kita bisa mempertanggung jawabkannya?.......

Adapun hakekat roja` secara bahasa artinya harapan atau cita-cita, sedangkan menurut istilah ialah bergantungnya hati individu kita dalam meraih sesuatu di kemudian hari, karena roja` merupakan ibadah yang mencakup kerendahan dan ketundukan, tidak boleh ada kecuali kepada Allah 'Azza wa Jalla, yang mana sehingga memalingkannya kepada selain Allah adalah kesyirikan atau bisa berupa syirik besar atau pun syirik kecil, dan tergantung apa yang ada dalam hati individu kita yang tengah mengharap, jadi roja atau harapan atau mengharap tidaklah menjadikan kita sebagai pelakunya terpuji kecuali bila disertai amalan. Allah SWT berfirman surat Al Baqarah, 2 ayat: 218.

Sesungguhnya orang-orang yang beriman, orang-orang yang berhijrah dan berjihad di jalan Allah, mereka itu mengharapkan rahmat Allah, dan Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.

Allah SWT juga berfirman dalam surat Al Kahfi, 18  ayat: 110.

Katakanlah: Sesungguhnya aku ini manusia biasa seperti kamu, yang diwahyukan kepadaku: "Bahwa sesungguhnya Tuhan kamu itu adalah Tuhan yang Esa". Barangsiapa mengharap perjumpaan dengan Tuhannya, maka hendaklah ia mengerjakan amal yang saleh dan janganlah ia mempersekutukan seorangpun dalam beribadat kepada Tuhannya".

Berkata Ibnul Qoyyim dalam "Madarijus-Salikin": "Orang-orang yang mengerti telah bersepakat bahwa roja` tidak akan sah kecuali jika dibarengi dengan amalan. Oleh karena itu, tidaklah seseorang dianggap mengharap apabila tidak beramal". Dengan demikian, roja` kepada Allah akan tercapai dengan beberapa hal, diantaranya:
pertama, senantiasa menyaksikan karunia-Nya, kenikmatan-Nya, dan kebaikan-kebaikan-Nya terhadap hamba;
kedua, jujur dalam mengharap apa yang ada di sisi Allah dari pahala dan kenikmatan; ketiga, membentengi diri dengan amal shaleh dan bergegas dalam kebaikan.

Ibnul Qayyim -rahimahullah- membagi roja` menjadi tiga bagian, dua di antaranya roja`,yang benar dan terpuji pelakunya, sedang yang lainnya tercela. Roja` yang menjadikan pelakunya terpuji,
pertama: seseorang mengharap disertai dengan amalan taat kepada Allah, di atas cahaya Allah, ia senantiasa mengharap pahalaNya;
kedua: seseorang yang berbuat dosa lalu bertaubat darinya, dan ia senantiasa mengharap ampunan Allah, kebaikan-Nya dan kemurahan-Nya. Adapun yang menjadikan pelakunya tercela: seseorang terus-menerus dalam kesalahan-kesalahannya lalu mengharap rahmat Allah tanpa dibarengi amalan; roja` yang seperti ini hanyalah angan-angan belaka, sebuah harapan yang dusta.

Ketahuilah pula, bahwa jika ada yang berkata :
Mana yang lebih utama, Takut atau Harap?........
Maka itu seperti perkataan :
Mana yang lebih utama, Roti atau Air?.........
Dan jawabannya:
bagi kita yang lapar roti lebih baik, sedangkan untuk kita yang haus air lebih baik, maka jika keduanya bersatu, kita lihat yg lebih dominan, jika sama-sama pase lapar dan haus kita, maka roti dan air setara kebaikannya.

Jadi walhasil Khauf dan Roja' adalah dua obat yang dengannya qalbu individu kita tersembuhkan, maka keutamaan keduanya tergantung penyakit yang ada di qalbu individu kita, jadi jika yg dominan di qalbu individu kita merasa aman dari rencana Allah dalam firman-Nya surat Al A’raaf , 7 ayat: 99


Maka apakah mereka merasa aman dari azab Allah (yang tidak terduga-duga)? Tiada yang merasa aman dan azab Allah kecuali orang-orang yang merugi.

Maka Khauf atau Takut lebih utama, dan sedangkan jika kita banyak maksiat sehingga putus asa dari rahmat Allah, maka Rojaa atau Harap lebih utama, namun secara keseluruhan boleh juga dikatakan bahwa Khauf lebih utama dari Roja', karena secara umum lebih banyak kita yg tertipu penyakit "aman", akan tetapi jika kita lihat dari sisi nilainya, Roja' lebih bernilai dari Khauf, karena Roja' berharap pada Rahmat Allah, sedangkan Khauf adalah Takut pada Murka Allah, adapun maksudnya yaitu Rahmat-Nya lebih besar dari Kemarahan-Nya.

Adapun kita yang bertaqwa, maka sebaiknya seimbang antara Takut dan Harap, dan jika kita katakan “Semua orang masuk Surga kecuali satu orang, hendaknya kita takut menjadi yang satu itu”, atau jika kita katakan “Semua orang masuk Neraka kecuali satu orang, hendaknya kita berharap individu kita-nyalah orang tersebut, demikian pula jika kita tanyakan “Bagaimana Takut diseimbangkan dengan Harap pada individu orang yang beriman, padahal dengan ketaqwaannya, bukankah seharusnya Harap lebih dominan?...... jawabnya : karena kita tidak tahu apakah ketaqwaan tersebut diterima Allah, sehingga selalu harus menyertakan rasa takut dalam beramal baik.

Maka Takut yang terpuji adalah yang mendorong Amal kita, dan mengingatkan Qalbu individu kita agar tidak cenderung pada keduniaan, adapun apabila ketika datang kematian, maka yang terbaik bagi kita adalah Roja', karena Khauf seperti cambuk untuk beramal, sedangkan setelah mati tiada amal lagi, maka Khauf kurang bermanfaat menjelang kematian, bahkan melemahkan qalbu individu kita, sedangkan Rojaa pada keadaan ini akan menguatkan qalbuindividu kita, maka dengan Rojaa kita jadi makin cinta pada Allah, karena tiada kita seorang pun layak meninggalkan dunia ini kecuali dalam keadaan Cinta pada Allah Ta'ala, sedangkan kalimat cinta disini yaitu untuk berjumpa denganNya, dan berbaik sangkaan kita kepadaNya.

Adapun kesimpulanya, Roja` menuntut adanya khauf dalam individu kita sebagai seorang mukmin, yang dengan ini akan memacu kita untuk melakukan amalan-amalan sholeh, adapun amalan sholeh tanpa kita sertai khauf, dan roja` hanya akan bernilai sebuah fatamorgana, dan sebaliknya khauf juga menuntut adanya roja`, maka demikian pula tanpa roja` khauf hanyalah berupa keputusasaan tak berarti, jadi khauf dan roja` harus senantisa menyatu dalam individu kita sebagai seorang mukmin dalam rangka menyeimbangkan hidup kita untuk tetap istiqomah melaksanakan perintah-Nya dan menjauhi larangan-larangan-Nya, mengharap pahala dan takut akan siksa-Nya, maka sudah sungguh jelas buat kita yang mempelajari dasar-dasar pengetahuan umum ibadah ini yang mana keduanya yaitu khauf dan roja` ibarat dua sayap burung yang dengannya ia dapat menjalani kehidupan kita dengan sempurna. QS. 23: 60-61.

Dan orang-orang yang memberikan apa yang telah mereka berikan, dengan hati yang takut, (karena mereka tahu bahwa) sesungguhnya mereka akan kembali kepada Tuhan mereka,
mereka itu bersegera untuk mendapat kebaikan-kebaikan, dan merekalah orang-orang yang segera memperolehnya.

Jadi walhasil kita harus senantiasa perkuatlah rasa Takut atas Harap agar terus terdorong meningkatkan amal kebaikan sesuai firman Allah SWT tersebut, kecuali saat dosa-dosa kita yang membuat kita putus asa atau saat hampir berakhir kesempatan kita untuk beramal.

Maka marilah kita berdoa bersama!

"Ya Allah, gantungkanlah kami dan orang-orang yang berkonsultasi atau curhat atau ‘berobat’ kepada kami hanyalah kepada-MU, dan jangan Engkau datangkan kepada kami orang-orang yang tak mau mendatangi-Mu, kecuali bila itu sudah menjadi ketetapan-Mu".

ASYHADU AN LAA ILAAHA ILLA ALLAAHu, WA ASYHADU ANNA MUHAMMADAN RASUULU ALLAAHI.

Ya Allah Yang Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana, lindungilah kami dari ilmu yang tidak bermanfaat, dari ilmu yang menjauhkan kami dari-Mu, dari ilmu yang hanya berorientasi kepada harta dan dunia, dari ilmu yang membuat kami sombong dan merasa hebat, dari ilmu yang menginvestasikan banyak kesulitan bagi kami di akhirat kelak.

Ya Allah Yang Maha Mengetahui Isi Hati (Qolbu/Quluub) yang ada Di Dalam Dada (Shodr/Shuduur), lindungilah kami dari hati yang tidak khusyu’’, dari hati yang mudah jatuh pada godaan wanita (pria), dari hati yang merasa tinggi, dari hati yang suka pujian manusia, dari hati yang takut cacian dari manusia, dari hati yang mudah terprovokasi oleh dunia yang menipu, dan dari hati yang sering lalai dari-Mu.  

Ya Allah Yang Maha Menguasai, lindungilah kami dari pikiran yang tidak efektif, dari pikiran yang tidak menentu, dari pikiran yang tidak bermutu, dari pikiran yang suka menganalisa takdir-Mu, dan dari pikiran yang tidak tunduk kepada hati yang Engkau kuasai.  

Ya Allah Yang Maha Pemberi Rizki, lindungilah kami dari harta yang haram, dari harta yang syubhat, dari harta yang tidak bisa membantu hamba-Mu lainnya, dan dari harta yang tidak berkah.

Ya Allah Yang Maha Menganugerahkan, lindungilah kami dari sikap yang tidak pandai bersyukur atas ilmu, atas hati, atas pikiran, dan atas harta yang telah Engkau berikan kepada kami.

Ya Allah Yang Maha Berkehendak, lindungilah kami dari keinginan yang tidak kami butuhkan, dari keinginan yang tidak Engkau ridhoi, dan dari keinginan yang tidak bisa dikendalikan.

Ya Allah Yang Maha Menenangkan, lindungilah kami dari jiwa yang tidak pernah puas, dari jiwa yang tidak pernah kenyang, dari jiwa yang tidak bisa tenang, dan dari jiwa yang tidak pandai bersyukur. 

Ya Allah Yang Maha Menghentikan Keburukan, lindungilah kami dari kesulitan yang menghadirkan kesulitan, dari hutang yang menghadirkan hutang, dan dari penyakit yang menghadirkan penyakit.  

Ya Allah Yang Maha Mengabulkan, lindungilah kami dari do'a-do'a yang tidak penting, dari do'a-do'a yang justru menjauhkan kami untuk mencintai-Mu, dan dari do'a-do'a yang tidak Engkau kabulkan.
Amin ya rabbal alamin.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar