22012012, Dikediaman Pak Winarto, di Perum Alinda Kencana 1, Bekasi

Read by Ust Syawal. Lc


39
 
DASAR-DASAR
PENGETAHUAN UMUM
IBADAH

Perlulah kita ketahui pada bab berikut ini kita  akan mengajak membuka cakrawal dengan melatih mental spiritual, adapun salah satunya adalah mendirikan shalat, yang merupakan sarana mi'rajnya kita sebagai orang mukmin, karena dengan shalat inilah kita menyadari bahwa kita bertemu dengan Tuhan yang maha Agung atau dapat menyaksikan Akbar-Nya, dan setelah memahami seluruh rangkaian dasar dasar pengetahuan ibadah yang telah diuraikam didalam setiap artikel minggu pagi, mudah-mudahan kita mendapatkan hidayah dari Allah SWT.

Dalam makna syariat kita sebagai umat Islam sering terjebak dalam pengertian sempit, sehingga tidak jarang kita kehilangan substansinya, dan akibatnya kita hanya melakukan ibadah seremonial dan tidak mendapatkan sesuatu yang berharga yakni pembuka jalan menuju "kebenaran syariat", samplenya sikap terhadap mendirikan shalat, betapa banyak nilai penghayatan dan kekhusyu’'an yang terabaikan oleh kita,  sehingga yang mana shalat bukan lagi sebagai kebutuhan dialog dan memohon petunjuk, akan tetapi telah berubah sebagai kewajiban yang harus kita penuhi dengan berbagai macam larangan dan ancaman yang mengerikan, bahkan terasa sekali muncul ketidaknyamanan dalam setiap melakukan syariat Islam, maka hal ini tidak ubahnya seperti tawanan perang yang harus memenuhi kewajiban membayar upeti seraya terbayang betapa kejamnya sang penguasa, dan belum lagi dalam melaksanakan petunjuk Al Qur'an yang terasa dikejar target syarat sahnya syariat selain hitung-hitungan amal, serta jarang mengarah pada pemahaman akan fungsi syariat ini sendiri, yang mana yaitu setiap syariat atau aturan Allah merupakan jalan dengan segala rambu-rambunya menuju hikmah yang terkandung di dalam teks dan praktek secara sempurna, agar terbuka tabir dibalik "firman", karena syariat bukan hanya untuk kita baca dan kita sucikan tanpa menyentuh isi tujuan yang kita baca, seperti tercantum dalam surat Al 'Alaq, 96 ayat: 1-5 sebagai berikut. 



Bacalah dengan nama Tuhanmu yang menciptakan. Dia telah menciptakan manusia dari 'alaq. Bacalah! dan Tuhanmu yang paling pemurah. Yang telah mengajar manusia dengan perantara kalam. Dia telah mengajarkan manusia apa yang tidak diketahuinya”.

Memang Al Qur'an adalah firman Allah yang kita sucikan sehingga memegangnyapun harus suci dari hadast, namun hal ini bukan berarti haram bagi kita untuk memahami sesuai dengan kadar pemikiran kita dan pemahamannya, sebab Al Qur'an ini diturunkan sebagai petunjuk kita semua dan semesta alam, adapun apabila kita bersikap jumud atau pendek akal maka kita mengalami kemunduran pemikiran, karena Al Qur'an yang begitu agung tidak hanya bacaan suci yang berpahala dan pengobat hati individu kita saja, namun ia merupakan petunjuk hidup di dunia maupun di akhirat, karena menurut kita seandainya Al Qur'an sudah kita pahami, insya Allah kita akan sadar pada integritasnya sehingga tidak akan mau menjadi budak materi atau harta banda, karena kata "iqra" merupakan jendela untuk melihat kehidupan alam semesta yang luar biasa luasnya, dan ayat ini menyiratkan makna, betapa Al Qur'an membuka cakrawala dunia pengetahuan yang dapat kita gali melalui kata 'baca', bahkan sehingga histories  dunia pun mengakui bahwa pada abad ke tujuh Islam telah mengalami masa kejayaan dan peradaban yang pesat, yang mana Islam telah berhasil mengembangkan khazanah landasan pengetahuan dan teknologi sehingga sampai abad ke tigabelas dilakukan secara terus-menerus penggalian dan pengembangan pengetahuan yang kini kita jadikan landasan pengetahuan modern, dan bisa kita bandingkan dengan pengetahuan yang dikembangkan oleh barat yang baru dimulai pada permulaan abad 15 sampai sekarang.

Maka perlulah kita ketahui yang mana dengan bersyariat secara benar, Islam mengalami kemajuan dibidang pengetahuan secara pesat, karena dengan meningkatnya pengetahuan, kita mengenal sifat dan perilaku alam, gejala-gejala alamiah yang komplek atau musykil dapat kita terangkan dan uraikan menjadi gejala-gejala yang lebih sederhana yang mudah kita ketahui, maka dari sinilah akan  muncul teori untuk menerangkan suatu gejala, ataupun teori yang kita susun untuk meramalkan gejala yang akan terjadi bila diadakan suatu percobaan tertentu dalam laboratorium, kemudian dilakukan eksperimen untuk menguji kebenaran suatu teori, dan begitu seterusnya yang mana hingga sains natural tumbuh dan berkembang terus dari hasil serangkaian kegiatan kaji-mengkaji secara struktural dan sistematis silih berganti atau kita sebut intizhar, adapun hal tersebut hanya dapat terjadi dalam suatu generasi yang begitu gigihnya melakukan intizhar atau penelitian atas dasar keIslaman yang terkandung dalam Al Qur'an, dan bukan dengan cara kita sucikan dalam makna yang keliru sehingga muncul kerancuan pengetahuan yang kita akibatkan oleh penyampaian tentang Islam yang tidak Islami, maka akibatnya bisa kita lihat dan kita rasakan sekarang bagaimana kebanyakan kita menganggap belajar fisika, biologi, kimia dan ekonomi bukan pengetahuan Islam, bahkan sampai-sampai kita antipati dengan pengetahuan dunia yang dianggap bukan berasal dari Al Qur'an, dan pada akhirnya kita hanya kenal tentang Islam sebagai musabaqoh Al Qur'an, haji, zakat, dan shalawat nabi serta upacara-upacara seremonial, berikut segala larangan dan ancaman, amalan dan ganjaran, tidak lebih dari itu, dan selain itu
kita tolak habis.

Para cendekiawan barat mengakui bahwa Jabir Ibnu Hayyan (721-815 M) adalah orang pertama yang menggunakan metode ilmiah dalam kegiatan penelitiannya di bidang alkemi yang kemudian oleh ilmuwan barat diambil alih serta dikembangkan menjadi apa yang kita kenal sekarang sebagai pengetahuan kimia, sebab Jabir yang namanya dilatinkan menjadi Geber adalah orang yang telah melakukan intizhar dan merupakan orang pertama yang mendirikan suatu bengkel dan mempergunakan tungku untuk mengolah mineral-mineral dan mengekstraksi menjadi zat-zat kimia dan mengklasifikasikannya.

Di dalam histories  pengetahuan yang ditulis oleh sarjana Eropa disebutkan bahwa Mohammad Ibnu Zakaria ar-rozi (865-925 M) telah menggunakan alat-alat khusus untuk melakukan proses-proses yang lazim dilakukan ahli kimia seperti distilasi, kristalisasi, kalsinasi dan sebagainya, bahkan buku Ar-rozi, yang namanya dilatinkan menjadi Razes, dianggap sebagai manual atau buku pegangan laboratorium kimia yang pertama di dunia, dan dipergunakan oleh para sarjana barat, yang baru berabad-abad kemudian mempelajari sains yang telah dikembangkan oleh umat Islam, di universitas-universitas Islam di Toledo dan Cordoba, Spanyol.

Demikian pula masih banyak ilmuwan Islam dan karya mereka untuk kita sebutkan pada kesempatan ini, dan begitu dalam pula pengaruh karya tokoh-tokoh ilmiah itu di Eropa dalam hal perkembangan pengetahuan hingga masih kita rasakan berabad-abad kemudian, maka yang menjadi pertanyaan kita pakah sebabnya pada era dahulu umat Islam giat sekali mengembangkan Islam secara mendalam baik dalam bidang hukum, filsafat, sains, maupun tasawuf., namun sebaliknya apakah yang kita lihat dan kita rasakan pada era sekarang diabad ke dua puluh dua ini?......... di rumah-rumah kita serta perpustakaan-perpustakaan Islam hanyalah tersisa berupa kitab lusuh klasik yang "kita keramatkan" dan "kita komersilkan" seperti imriti matan, jurumiah, bulughul marom, madzahibul arba'ah yang mana kesemuanya ini pelajaran-pelajaran tata bahasa arab belaka serta pengetahuan-pengetahuan fiqih yang sudah kita patenkan, dan pintu ijtihad kita tutup !!!

Sesungguhnya di dalam Al Qur'an banyak kita peroleh ayat yang mendorong kita sebagai umat Islam untuk melakukan intizhar dan menggunakan akal pikiran kita seperti tercantum dalam ayat 101 surat Yuunus, 10 memerintahkan :



Katakanlah (hai Muhammad) perhatikanlah dengan intizhar/nazar apa-apa yang ada di langit dan di bumi".

Bahkan dalam ayat 17-20 surat Al Ghaasyiyah, 88 dipertanyakan. :
 


Maka apakah mereka tidak melakukan intizhar dan memperhatikan unta, bagaimana ia diciptakan. Dan langit bagaimana ia ditinggikan. Dan gunung bagaimana ia didirikan. Dan bumi bagaimana ia dibentangkan. Maka berikanlah peringatan karena engkaulah pemberi peringatan".

Adapun penggunaan akal pikiran kita untuk dapat mengungkapkan tanda-tanda kekuasaan dan kebesaran Allah ditegaskan dalam surat An Nahl, 16 ayat 11 :
 


Dia menumbuhkan bagimu dengan air hujan itu, tanaman zaitun, korma, anggur dan segala macam buah-buahan. Sesungguhnya yang demikian itu merupakan ayat-ayat Allah (tanda-tanda kekuasaan Allah) bagi orang-orang yang berfikir”.

Dan yang kemudian dilanjutkan dalam ayat 12 :

 

Dan Dia menundukkan malam dan siang, matahari dan bulan untukmu. Dan bintang-bintang itu ditundukkan dengan perintah-Nya. Sesungguhnya dalam gejala-gejala itu terdapat ayat-ayat Allah bagi orang-orang yang menggunakan akal".

dan sebenarnya di dalam ayat ini tercantum juga ungkapan bahwa Allah menundukkan dan mengatur perilaku matahari, bintang, dan bulan dengan perintah-Nya. Peraturan Allah inilah yang diikuti oleh seluruh alam semesta beserta isinya, bagaimana ia harus bertingkah laku. Yang kemudian oleh manusia disebut sebagai hukum alam, atau peraturan yang diikuti oleh alam.

Lebih jelas lagi kita baca surat Fushshilat, 41 ayat: 11. 



Kemudian dia mengarah kepada langit yang masih berupa kabut lalu Dia berkata kepadanya dan kepada bumi :"Silahkan kalian mengikuti peritah-Ku dengan suka hati atau terpaksa". Jawab mereka :Kami mengikuti dengan suka hati”.

Jadi sudah sungguh jelas buat kita yang mana ayat ini membuktikan bahwa alam taat mengikuti segala peritah dan peraturan sang pencipta, termasuk apa yang disebut alam mikrokosmos atau pada individu kita sebagai manusia, adapun yang termasuk segala yang ada dalam tubuh kita samplenya,  detak jantung, darah mengalir menghantarkan nutrisi ke seluruh jaringan tubuh, nafas menghembus tanpa kita perintahkan yang semuanya bergerak diluar kehendak kita, yang mana semua serba teratur dan tunduk patuh kepada peraturan-peraturan yang ditetapkan, mereka bekerja dalam ketetapan dan fungsinya masing-masing, namun demikian kita  tetaplah kita yang selalu saja tidak pernah bersyukur dan menyadari bahwa semua ini adalah karunia Allah yang maha pemurah, bahkan tetap saja kita senang mengingkari hal ini semua sebagai rahmat-Nya. Walaupun seluruh instrumen tubuh kita ini sesungguhnya ikut dalam peraturan Islam yang merupakan ketetapan Allah.

Maka sekianlah dahulu dasar-dasar pengetahuan umum ibadah ini, dan marilah kita berdoa bersama, agar kita semua yang hadir

diminggu pagi yang dimuliakan Allah SWT ini dapat mengamalkan dan sangat mudah memahaminya!
  
Ya Allah, gantungkanlah kami dan orang-orang yang berkonsultasi atau curhat atau ‘berobat’ kepada kami hanyalah kepada-MU, dan jangan Engkau datangkan kepada kami orang-orang yang tak mau mendatangi-Mu, kecuali bila itu sudah menjadi ketetapan-Mu".

ASYHADU AN LAA ILAAHA ILLA ALLAAHu, WA ASYHADU ANNA MUHAMMADAN RASUULU ALLAAHI.

Ya Allah Yang Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana, lindungilah kami dari ilmu yang tidak bermanfaat, dari ilmu yang menjauhkan kami dari-Mu, dari ilmu yang hanya berorientasi kepada harta dan dunia, dari ilmu yang membuat kami sombong dan merasa hebat, dari ilmu yang menginvestasikan banyak kesulitan bagi kami di akhirat kelak.

Ya Allah Yang Maha Mengetahui Isi Hati (Qolbu/Quluub) yang ada Di Dalam Dada (Shodr/Shuduur), lindungilah kami dari hati yang tidak khusyu’’, dari hati yang mudah jatuh pada godaan wanita (pria), dari hati yang merasa tinggi, dari hati yang suka pujian manusia, dari hati yang takut cacian dari manusia, dari hati yang mudah terprovokasi oleh dunia yang menipu, dan dari hati yang sering lalai dari-Mu.  

Ya Allah Yang Maha Menguasai, lindungilah kami dari pikiran yang tidak efektif, dari pikiran yang tidak menentu, dari pikiran yang tidak bermutu, dari pikiran yang suka menganalisa takdir-Mu, dan dari pikiran yang tidak tunduk kepada hati yang Engkau kuasai.  

Ya Allah Yang Maha Pemberi Rizki, lindungilah kami dari harta yang haram, dari harta yang syubhat, dari harta yang tidak bisa membantu hamba-Mu lainnya, dan dari harta yang tidak berkah.

Ya Allah Yang Maha Menganugerahkan, lindungilah kami dari sikap yang tidak pandai bersyukur atas ilmu, atas hati, atas pikiran, dan atas harta yang telah Engkau berikan kepada kami.

Ya Allah Yang Maha Berkehendak, lindungilah kami dari keinginan yang tidak kami butuhkan, dari keinginan yang tidak Engkau ridhoi, dan dari keinginan yang tidak bisa dikendalikan.

Ya Allah Yang Maha Menenangkan, lindungilah kami dari jiwa yang tidak pernah puas, dari jiwa yang tidak pernah kenyang, dari jiwa yang tidak bisa tenang, dan dari jiwa yang tidak pandai bersyukur. 

Ya Allah Yang Maha Menghentikan Keburukan, lindungilah kami dari kesulitan yang menghadirkan kesulitan, dari hutang yang menghadirkan hutang, dan dari penyakit yang menghadirkan penyakit.  

Ya Allah Yang Maha Mengabulkan, lindungilah kami dari do'a-do'a yang tidak penting, dari do'a-do'a yang justru menjauhkan kami untuk mencintai-Mu, dan dari do'a-do'a yang tidak Engkau kabulkan.
Amin ya rabbal alamin.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar