Read by Ust Syawal. Lc
DASAR-DASAR
|
PENGETAHUAN UMUM
IBADAH
Perlulah kita ketahui pada
bab berikut ini kita
akan mengajak
membuka cakrawal dengan melatih mental spiritual, adapun salah satunya adalah mendirikan shalat, yang merupakan sarana mi'rajnya kita sebagai orang mukmin, karena dengan shalat inilah kita menyadari bahwa kita bertemu
dengan Tuhan yang maha Agung atau dapat menyaksikan Akbar-Nya, dan setelah memahami seluruh rangkaian dasar dasar pengetahuan ibadah yang telah
diuraikam didalam setiap
artikel minggu pagi, mudah-mudahan kita mendapatkan hidayah
dari Allah SWT.
Dalam makna syariat kita sebagai umat Islam sering terjebak dalam
pengertian sempit, sehingga tidak jarang kita kehilangan substansinya, dan
akibatnya kita hanya melakukan ibadah seremonial dan tidak mendapatkan
sesuatu yang berharga yakni pembuka jalan menuju "kebenaran
syariat", samplenya sikap terhadap mendirikan shalat, betapa banyak
nilai penghayatan dan kekhusyu’'an yang terabaikan oleh kita, sehingga yang mana shalat bukan lagi sebagai
kebutuhan dialog dan memohon petunjuk, akan tetapi telah berubah sebagai
kewajiban yang harus kita penuhi dengan berbagai macam larangan dan ancaman
yang mengerikan, bahkan terasa sekali muncul ketidaknyamanan dalam setiap
melakukan syariat Islam, maka hal ini tidak ubahnya seperti tawanan perang
yang harus memenuhi kewajiban membayar upeti seraya terbayang betapa kejamnya
sang penguasa, dan belum lagi dalam melaksanakan petunjuk Al Qur'an yang
terasa dikejar target syarat sahnya syariat selain hitung-hitungan amal,
serta jarang mengarah pada pemahaman akan fungsi syariat ini sendiri, yang
mana yaitu setiap syariat atau aturan Allah merupakan jalan dengan segala
rambu-rambunya menuju hikmah yang terkandung di dalam teks dan praktek secara
sempurna, agar terbuka tabir dibalik "firman", karena syariat bukan
hanya untuk kita baca dan kita sucikan tanpa menyentuh isi tujuan yang kita
baca, seperti tercantum dalam surat Al 'Alaq, 96 ayat: 1-5 sebagai berikut.
Bacalah dengan nama Tuhanmu yang menciptakan. Dia telah menciptakan
manusia dari 'alaq. Bacalah! dan Tuhanmu yang paling pemurah. Yang telah
mengajar manusia dengan perantara kalam. Dia telah mengajarkan manusia apa
yang tidak diketahuinya”.
Memang Al Qur'an adalah firman Allah yang kita sucikan sehingga memegangnyapun harus suci dari hadast, namun hal ini bukan berarti haram bagi kita untuk memahami sesuai dengan kadar pemikiran kita dan pemahamannya, sebab Al Qur'an ini diturunkan sebagai petunjuk kita semua dan semesta alam, adapun apabila kita bersikap jumud atau pendek akal maka kita mengalami kemunduran pemikiran, karena Al Qur'an yang begitu agung tidak hanya bacaan suci yang berpahala dan pengobat hati individu kita saja, namun ia merupakan petunjuk hidup di dunia maupun di akhirat, karena menurut kita seandainya Al Qur'an sudah kita pahami, insya Allah kita akan sadar pada integritasnya sehingga tidak akan mau menjadi budak materi atau harta banda, karena kata "iqra" merupakan jendela untuk melihat kehidupan alam semesta yang luar biasa luasnya, dan ayat ini menyiratkan makna, betapa Al Qur'an membuka cakrawala dunia pengetahuan yang dapat kita gali melalui kata 'baca', bahkan sehingga histories dunia pun mengakui bahwa pada abad ke tujuh Islam telah mengalami masa kejayaan dan peradaban yang pesat, yang mana Islam telah berhasil mengembangkan khazanah landasan pengetahuan dan teknologi sehingga sampai abad ke tigabelas dilakukan secara terus-menerus penggalian dan pengembangan pengetahuan yang kini kita jadikan landasan pengetahuan modern, dan bisa kita bandingkan dengan pengetahuan yang dikembangkan oleh barat yang baru dimulai pada permulaan abad 15 sampai sekarang.
Maka perlulah kita ketahui yang mana dengan bersyariat
secara benar, Islam mengalami kemajuan dibidang pengetahuan secara pesat,
karena dengan meningkatnya pengetahuan, kita mengenal sifat dan perilaku
alam, gejala-gejala alamiah yang komplek atau musykil dapat kita terangkan
dan uraikan menjadi gejala-gejala yang lebih sederhana yang mudah kita
ketahui, maka dari sinilah akan muncul
teori untuk menerangkan suatu gejala, ataupun teori yang kita susun untuk
meramalkan gejala yang akan terjadi bila diadakan suatu percobaan tertentu
dalam laboratorium, kemudian dilakukan eksperimen untuk menguji kebenaran
suatu teori, dan begitu seterusnya yang mana hingga sains natural tumbuh dan
berkembang terus dari hasil serangkaian kegiatan kaji-mengkaji secara
struktural dan sistematis silih berganti atau kita sebut intizhar, adapun hal
tersebut hanya dapat terjadi dalam suatu generasi yang begitu gigihnya
melakukan intizhar atau penelitian atas dasar keIslaman yang terkandung dalam
Al Qur'an, dan bukan dengan cara kita sucikan dalam makna yang keliru
sehingga muncul kerancuan pengetahuan yang kita akibatkan oleh penyampaian
tentang Islam yang tidak Islami, maka akibatnya bisa kita lihat dan kita
rasakan sekarang bagaimana kebanyakan kita menganggap belajar fisika,
biologi, kimia dan ekonomi bukan pengetahuan Islam, bahkan sampai-sampai kita
antipati dengan pengetahuan dunia yang dianggap bukan berasal dari Al Qur'an,
dan pada akhirnya kita hanya kenal tentang Islam sebagai musabaqoh Al Qur'an,
haji, zakat, dan shalawat nabi serta upacara-upacara seremonial, berikut
segala larangan dan ancaman, amalan dan ganjaran, tidak lebih dari itu, dan
selain itu
kita
tolak habis.
Para cendekiawan barat mengakui bahwa Jabir Ibnu Hayyan (721-815 M) adalah
orang pertama yang menggunakan metode ilmiah dalam kegiatan penelitiannya di
bidang alkemi yang kemudian oleh ilmuwan barat diambil alih serta
dikembangkan menjadi apa yang kita kenal sekarang sebagai pengetahuan kimia,
sebab Jabir yang namanya dilatinkan menjadi Geber adalah orang yang telah
melakukan intizhar dan merupakan orang pertama yang mendirikan suatu bengkel
dan mempergunakan tungku untuk mengolah mineral-mineral dan mengekstraksi
menjadi zat-zat kimia dan mengklasifikasikannya.
Di dalam histories pengetahuan yang
ditulis oleh sarjana Eropa disebutkan bahwa Mohammad Ibnu Zakaria ar-rozi
(865-925 M) telah menggunakan alat-alat khusus untuk melakukan proses-proses
yang lazim dilakukan ahli kimia seperti distilasi, kristalisasi, kalsinasi
dan sebagainya, bahkan buku Ar-rozi, yang namanya dilatinkan menjadi Razes,
dianggap sebagai manual atau buku pegangan laboratorium kimia yang pertama di
dunia, dan dipergunakan oleh para sarjana barat, yang baru berabad-abad
kemudian mempelajari sains yang telah dikembangkan oleh umat Islam, di
universitas-universitas Islam di Toledo dan Cordoba, Spanyol.
Demikian pula masih banyak ilmuwan Islam dan karya mereka untuk kita sebutkan
pada kesempatan ini, dan begitu dalam pula pengaruh karya tokoh-tokoh ilmiah
itu di Eropa dalam hal perkembangan pengetahuan hingga masih kita rasakan
berabad-abad kemudian, maka yang menjadi pertanyaan kita pakah sebabnya pada
era dahulu umat Islam giat sekali mengembangkan Islam secara mendalam baik
dalam bidang hukum, filsafat, sains, maupun tasawuf., namun sebaliknya apakah
yang kita lihat dan kita rasakan pada era sekarang diabad ke dua puluh dua
ini?......... di rumah-rumah kita serta perpustakaan-perpustakaan Islam hanyalah tersisa berupa kitab lusuh klasik yang
"kita keramatkan" dan "kita komersilkan" seperti imriti
matan, jurumiah, bulughul marom, madzahibul arba'ah yang mana kesemuanya ini
pelajaran-pelajaran tata bahasa arab belaka serta pengetahuan-pengetahuan
fiqih yang sudah kita patenkan, dan pintu ijtihad kita tutup !!!
Sesungguhnya di dalam Al Qur'an banyak kita peroleh ayat yang mendorong kita sebagai umat Islam untuk melakukan intizhar dan menggunakan akal pikiran kita seperti tercantum dalam ayat 101 surat Yuunus, 10 memerintahkan :
Katakanlah
(hai Muhammad) perhatikanlah dengan intizhar/nazar apa-apa yang ada di langit
dan di bumi".
Bahkan dalam ayat 17-20 surat Al Ghaasyiyah, 88 dipertanyakan. :
Maka apakah mereka tidak melakukan intizhar dan
memperhatikan unta, bagaimana ia diciptakan. Dan langit bagaimana ia
ditinggikan. Dan gunung bagaimana ia didirikan. Dan bumi bagaimana ia
dibentangkan. Maka berikanlah peringatan karena engkaulah pemberi
peringatan".
Adapun penggunaan akal pikiran kita untuk dapat mengungkapkan tanda-tanda kekuasaan dan kebesaran Allah ditegaskan dalam surat An Nahl, 16 ayat 11 :
Dia menumbuhkan bagimu dengan air hujan itu, tanaman
zaitun, korma, anggur dan segala macam buah-buahan. Sesungguhnya yang
demikian itu merupakan ayat-ayat Allah (tanda-tanda kekuasaan Allah) bagi
orang-orang yang berfikir”.
Dan yang kemudian dilanjutkan dalam ayat 12 :
Dan Dia menundukkan malam dan siang, matahari dan bulan untukmu. Dan
bintang-bintang itu ditundukkan dengan perintah-Nya. Sesungguhnya dalam
gejala-gejala itu terdapat ayat-ayat Allah bagi orang-orang yang menggunakan
akal".
dan sebenarnya di dalam ayat ini tercantum juga ungkapan bahwa Allah menundukkan dan mengatur perilaku matahari, bintang, dan bulan dengan perintah-Nya. Peraturan Allah inilah yang diikuti oleh seluruh alam semesta beserta isinya, bagaimana ia harus bertingkah laku. Yang kemudian oleh manusia disebut sebagai hukum alam, atau peraturan yang diikuti oleh alam.
Lebih
jelas lagi kita baca surat Fushshilat, 41 ayat: 11.
Kemudian dia mengarah kepada langit yang masih
berupa kabut lalu Dia berkata kepadanya dan kepada bumi :"Silahkan
kalian mengikuti peritah-Ku dengan suka hati atau terpaksa". Jawab
mereka :Kami mengikuti dengan suka hati”.
Jadi sudah sungguh jelas buat kita yang mana ayat ini
membuktikan bahwa alam taat mengikuti segala peritah dan peraturan sang
pencipta, termasuk apa yang disebut alam mikrokosmos atau pada individu kita
sebagai manusia, adapun yang termasuk segala yang ada dalam tubuh kita
samplenya, detak jantung, darah
mengalir menghantarkan nutrisi ke seluruh jaringan tubuh, nafas menghembus
tanpa kita perintahkan yang semuanya bergerak diluar kehendak kita, yang mana
semua serba teratur dan tunduk patuh kepada peraturan-peraturan yang
ditetapkan, mereka bekerja dalam ketetapan dan fungsinya masing-masing, namun
demikian kita tetaplah kita yang
selalu saja tidak pernah bersyukur dan menyadari bahwa semua
ini adalah karunia Allah yang maha pemurah, bahkan tetap saja kita senang
mengingkari hal ini semua sebagai rahmat-Nya. Walaupun seluruh instrumen
tubuh kita ini sesungguhnya ikut dalam peraturan Islam yang merupakan
ketetapan Allah.
|
Maka sekianlah dahulu dasar-dasar pengetahuan
umum ibadah ini, dan marilah kita berdoa bersama, agar kita semua yang hadir
diminggu pagi yang dimuliakan Allah
SWT ini dapat mengamalkan dan sangat mudah memahaminya!
Ya Allah, gantungkanlah kami dan orang-orang yang
berkonsultasi atau curhat atau
‘berobat’ kepada kami hanyalah kepada-MU, dan jangan Engkau datangkan kepada
kami orang-orang yang tak mau mendatangi-Mu, kecuali bila itu sudah menjadi
ketetapan-Mu".
ASYHADU AN LAA ILAAHA ILLA ALLAAHu, WA ASYHADU ANNA
MUHAMMADAN RASUULU ALLAAHI.
Ya Allah Yang Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana,
lindungilah kami dari ilmu yang tidak bermanfaat, dari ilmu yang menjauhkan
kami dari-Mu, dari ilmu yang hanya berorientasi kepada harta dan dunia, dari
ilmu yang membuat kami sombong dan merasa hebat, dari ilmu yang
menginvestasikan banyak kesulitan bagi kami di akhirat kelak.
Ya Allah Yang Maha Mengetahui Isi Hati (Qolbu/Quluub)
yang ada Di Dalam Dada (Shodr/Shuduur), lindungilah kami dari hati yang tidak
khusyu’’, dari hati yang mudah jatuh pada godaan wanita (pria), dari hati yang
merasa tinggi, dari hati yang suka pujian manusia, dari hati yang takut cacian
dari manusia, dari hati yang mudah terprovokasi oleh dunia yang menipu, dan
dari hati yang sering lalai dari-Mu.
Ya Allah Yang Maha Menguasai, lindungilah kami dari
pikiran yang tidak efektif, dari pikiran yang tidak menentu, dari pikiran yang
tidak bermutu, dari pikiran yang suka menganalisa takdir-Mu, dan dari pikiran
yang tidak tunduk kepada hati yang Engkau kuasai.
Ya Allah Yang Maha Pemberi Rizki, lindungilah kami dari
harta yang haram, dari harta yang syubhat, dari harta yang tidak bisa membantu
hamba-Mu lainnya, dan dari harta yang tidak berkah.
Ya Allah Yang Maha Menganugerahkan, lindungilah kami dari
sikap yang tidak pandai bersyukur atas ilmu, atas hati, atas pikiran, dan atas
harta yang telah Engkau berikan kepada kami.
Ya Allah Yang Maha Berkehendak, lindungilah kami dari
keinginan yang tidak kami butuhkan, dari keinginan yang tidak Engkau ridhoi,
dan dari keinginan yang tidak bisa dikendalikan.
Ya Allah Yang Maha Menenangkan, lindungilah kami dari
jiwa yang tidak pernah puas, dari jiwa yang tidak pernah kenyang, dari jiwa
yang tidak bisa tenang, dan dari jiwa yang tidak pandai bersyukur.
Ya Allah Yang Maha Menghentikan Keburukan, lindungilah
kami dari kesulitan yang menghadirkan kesulitan, dari hutang yang menghadirkan
hutang, dan dari penyakit yang menghadirkan penyakit.
Ya Allah Yang Maha Mengabulkan, lindungilah kami dari
do'a-do'a yang tidak penting, dari do'a-do'a yang justru menjauhkan kami untuk
mencintai-Mu, dan dari do'a-do'a yang tidak Engkau kabulkan.
Amin ya
rabbal alamin.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar