30102011,dikediaman pak Maulana,SH, Perum Griya Asri 1 Tambun

No.8
Read By Bang Zikri Mubarok

DASAR-DASAR
PENGETAHUAN IBADAH

Perlulah kita ketahui sesungguhnya merenungkan rahasia-rahasia dan faidah-faidah shalat adalah di antara yang bisa menjadikan kita sebagai seorang hamba sangat mudah mengerjakannya dan bisa merasakan lezatnya. Sebagaimana sabda Nabi Shallahu ‘alaihi wa Sallam:
وَجُعِلَتْ قُرَّةُ عَيْنِي فِي الصَّلاَة
“Telah dijadikan kesejukan mataku dalam shalat.”

Allah telah berfirman dakam surat Al Baqarah, 2 ayat: 45. lihat quran klik disini

2:45
And seek help through patience and prayer, and indeed, it is difficult except for the humbly submissive [to Allah ]
Jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolongmu. Dan sesungguhnya yang demikian itu sungguh berat, kecuali bagi orang-orang yang khusyu',


Allah juga berfirman dalam surat Al ‘Ankabut, 29 ayat: 45. lihat quran klik disini
29:45
Recite, [O Muhammad], what has been revealed to you of the Book and establish prayer. Indeed, prayer prohibits immorality and wrongdoing, and the remembrance of Allah is greater. And Allah knows that which you do.
Bacalah apa yang telah diwahyukan kepadamu, yaitu Al Kitab (Al Quran) dan dirikanlah shalat. Sesungguhnya shalat itu mencegah dari (perbuatan-perbuatan) keji dan mungkar. Dan sesungguhnya mengingat Allah (shalat) adalah lebih besar (keutamaannya dari ibadat-ibadat yang lain). Dan Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan.


Namun tatkala kita sebagai seorang hamba lalai dari berbagai faidah dan rahasia shalat, maka shalat menjadi berat atasnya apabila kita masuk padanya, seakan-akan kita berada dalam penjara sampai kita selesai darinya, oleh karena itu kebanyakan diantara kita motivasi pendorongnya untuk masuk dalam shalat, hanyalah dalam rangka sebagai suatu rutinitas belaka, atau sekadar membagus-baguskan nya.
Maka marilah kita bertaqwa wahai para hamba Allah dalam shalat-shalat kita, karena sesungguhnya shalat merupakan tiang agama dan bisa mencegah dari berbagai perbuatan keji dan dosa kita, dan shalat adalah merupakan wasiat terakhir Nabi Shallahu ‘alaihi wa Sallam ketika beliau meninggalkan dunia ini, sekaligus amalan terakhir yang hilang dari agama, maka tidak ada agama lagi setelah hilangnya shalat.
Hudzaifah pernah berkata:
“Apa yang pertama hilang dari agama kalian adalah khusyu’, dan apa yang paling akhir hilang dari agama kalian adalah sholat, banyak orang sholat tapi tidak ada kebaikan pada mereka, kalian nanti akan masuk masjid dan tidak ada lagi orang khusyu’.”

Allah berfirman dalam surat Al Baqarah, 2 ayat: 238.lihat quran klik disini
2:238
Maintain with care the [obligatory] prayers and [in particular] the middle prayer and stand before Allah , devoutly obedient.

Peliharalah semua shalat(mu), dan (peliharalah) shalat wusthaa. Berdirilah untuk Allah (dalam shalatmu) dengan khusyu'.


Dan selanjutnya al Baqarah ayat: 45.


2:45
And seek help through patience and prayer, and indeed, it is difficult except for the humbly submissive [to Allah ]
Jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolongmu. Dan sesungguhnya yang demikian itu sungguh berat, kecuali bagi orang-orang yang khusyu',

Khusyu’ merupakan kekuatan sholat, maka tanpa khusyu’ sholat seakan tidak mempunyai makna bagi kita sebagai pelakunya, karena sholat hanya berupa aktifitas fisik yang rutin, tanpa kenikmatan dan tanpa rasa hidmat di dalamnya, jadi yang menghancurkan dan merusak kekhusyu’an dalam sholat adalah salah satu misi syetan di dunia ini. 

Firman Allah dalam menceritakan misi syetan tersebut dalam surat A’raaf, 7 ayat: 17.lihat quran klik disini
7:17
Then I will come to them from before them and from behind them and on their right and on their left, and You will not find most of them grateful [to You]."

kemudian saya akan mendatangi mereka dari muka dan dari belakang mereka, dari kanan dan dari kiri mereka. Dan Engkau tidak akan mendapati kebanyakan mereka bersyukur (taat).

Rasulullah s.a.w. bersabda
قال النبي صلى الله عليه وسلم ( أول شيء يرفع من هذه الأمة الخشوع ، حتى لا ترى فيها خاشعا
Yang pertama akan hilang dari umatku adalah khusyu’, hingga kalian tidak lagi melihat orang khusyu’. (H.R. Tabrani. Sahih)

Maka khsyu’ ini juga merupakan salah satu sifat kita sebagai orang beriman.
Allah berfirman dalam surat Al Mukminun(23)   ayat: 1-2.lihat quran klik disini
23:1
Certainly will the believers have succeeded:
Sesungguhnya beruntunglah orang-orang yang beriman,

23:2
They who are during their prayer humbly submissive
(yaitu) orang-orang yang khusyu' dalam sembahyangnya,


Ibnu Katsir mengatakan:
“Khusyu’ adalah tidak bergerak, tenang, penuh tawadlu’ karena disebabkan takut kepada Allah dan perasaan diawasi Allah. Khusyu’ adalah sadarnya hati seakan berdiri di depan Allah dengan penuh penghormatan, pengabdian”.
Tempat khusyu’ adalah di dalam hati individu kita yang kordinatnya didalam diantara dua rongga dada diatas perut kita bergetar atau hidup atau berdenyut dan membekas ke seluruh tubuh kita sehingga menjadi lunak dan lentur, dan sebaliknya kalau hati individu kita sudah tidak khusyu’ maka seluruh anggota tubuh tidak lagi beribadah secara serius karena hati individu kita ibarat komandonya dan anggota badan kita adalah tentaranya.
Khusyu’ juga menjadi bukti keikhlasan kita, karena hanya kita yang ikhlash ibadah karena Allah dan sholat karena-Nya yang dapat melakukan khusyu’ secara sempurna, maka tanpa keikhlasan kita seseorang hanya melakukan kekhusyu’an palsu atau yang sering disebut kekhusyu’an dusta.
Ibnu Qayyim mengatakan ada dua jenis khusyu’ yaitu,

PERTAMA khusyu’ iman.
Adapun khusyu’ Iman adalah hatinya menghadap Allah dengan penghormatan, pengagungan, ketenangan, penuh harapan dan rasa malu, lalu hatinya penuh dengan cinta dan pengakuan kepada Allah yang membekas ke seluruh anggota badannya.

KEDUA khusyu’ munafik.
Adapun khusyu’ munafik adalah fisiknya khusyu’ akan tapi hatinya tidak. Para sahabat sering berdoa: Ya Allah lindungilah aku dari khusyu’ munafik.
Pada kesimpulannya, marilah kita intropeksi individu kita-kita yang hadir, yang mempelajari Dasar-dasar Pengetahuan Ibadah khususnya saya pribadi, apakah didalam shalat, kita sudah dapat menyaksikan Akbar-Nya?....... maka apa belum, tunjuk pada kita sendiri “Saya Rajanya Munafik” dan jangan sekali-kali kita menunjuk kepada yang tidak mempelajari bersama-sama kita atau orang-orang diluar majelis kita, karena mereka itu sudah pada pintar-pintar dan tahu serta telah mendapatkan menyaksikan Akbar-Nya, makanya, kita-kita yang dari jauh berkumpul, bahkan ada diantara kita, yang mulai berangkat tengah malam sampai saat ini masih saja membahas Dasar-dasar Pengetahuan Ibadah tentang shalat yang tidak ada habis-habisnya, dan inilah suatu bukti nyata, bahwa sanya kita masih bodoh dan belum tahu apa-apa, dan agar kita pada saat mendirikan, kita mengetahui pada saat mengeluarkan sebagian nafas yang keluar dari kerongkongan mengucapkan Allahu Akbar, akan tetapi dapat meyakini adanya dzat yang turun dari kerongkongan menuju hati individu kita yang koordinatnya didalam diantara dua rongga dada diatas perut kita sehingga hidup, lalu seketika itu pula kita mau tidak mau harus dapat menyaksikan Akbar-Nya, maka apabila hal ini kita tidak tahu dan mengetahuinya serta tidak nyata senyata-nyatanya, maka sekali lagi, tunjuklah kita sendiri sebagai seorang raja munafik, bahkan Allah menegaskan kita sebagai orang musyrik.

Ya Allah, seandainya diantara kita-kita keseluruhan yang hadir saat ini mengetahui bahwa Engkau menjawab persoalan secara langsung, barangkali kita-kita akan bolak-balik datang untuk bertanya kepadaMu.

Ya Allah, demikian pula seandainya kita-kita keseluruhannya yang hadir saat ini mengetahui bahwa rahmat-Mu bisa dirasakan langsung ke dalam dada kita, barangkali kita-kita akan datang terus menerus tidak kenal waktu untuk meminta-Mu mengisi dada kita dengan ketenangan yang sejuk.

Ya Allah, dan demikian pula seandainya kita-kita keseluruhannya yang hadir saat ini mengetahui tentang rahasia ketinggian shalat, mereka akan menunggu waktu-waktu shalat dan melakukannya dengan hati gembira.
Tuhan pasti tahu semua, termasuk apa yang kita rasakan. Akan tetapi Tuhan tidak pernah merasakan. Mungkin Tuhan harus dipaksa dengan memperbanyak shalat  untuk wujudkan keinginan kita. Doakan aku”

Mungkin Tuhan bisa dipaksa untuk menuruti keinginan kita, melalui rintihan dengan memperbanyak shalat ini. Tapi setelah keinginan tercapai, apakah kita bahagia? Pasti tidak! Karena Allah lebih tahu apa yang terbaik bagi kita. Kalaupun Allah mengabulkan, itu hanya untuk membuktikan pada kita bahwa apa yang kau inginkan tidak akan membuatmu bahagia, justru kesengsaraan yang kita dapat.

Ya Allah, tunjukilah kami seperti mereka yang telah Engkau beri petunjuk, dan ampunilah, kami seperti mereka yang Engkau pelihara, serta berikanlah kami berkah, seperti mereka yang telah Engkau beri berkah, jagalah kami dari kejelekan yang telah Engkau tetapkan, Maha Suci Engkau Ya Allah segala puji hanya untuk-Mu, kepada Mul-lah aku bertobat dan memohon ampunan.

Maha Suci Tuhan-ku yang mempunyai keperkasaan dari apa yang mereka katakan dan kesejahteraan dilimpahkan atas para Rasul, dan segala puji bagi Allah, Tuhan Semesta Alam, semoga shalawat beriring salam senantiasa tercurah pada junjungan kita Muhammad dan sanak keluarga berikut sahabat-sahabatnya.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar