25092011, Dikediaman KH.Abd kodir Zeilani, Karang Tengah, Harapan Indah

No: 3
Read by
DASAR DASAR
PENGETAHUAN UMUM IBADAH

Perlulah kita ketahui bahwa sebelum kita mempelajari mendirikan shalat, kita harus mengetahui bahwasanya Fitrah adalah potensi kita. Nilai individu kita yang sesungguhnya. Jika kita keluar dari fitrahnya maka kita sudah keluar dari potensi kita sebagai manusia, samplenya kita bisa saja berbuat seperti hewan, dan hewan bukanlah manusia, kalau kita membahas potensi, berarti kita berbicara tentang energi, karena hukum energi mengatakan bahwa tiada energi yang hilang, dan energi selalu mencari titik keseimbangan, jadi semakin besar energi yang dihasilkan maka semakin besar energi yang dikeluarkan, atau setiap nilai usaha tentunya akan menghasilkan produk.
Sedang usaha adalah energi, dan produk adalah energi, jadi setiap usaha menghasilkan produk yang seimbang dengan kualitas usahanya, adapun energi menghasilkan energi yang bersesuaian, dan agar kita bisa memberikan energi yang tinggi maka kita harus memiliki energi yang tinggi; yakni menyerap dan menghasilkan energi yang tinggi juga, mari kita perhatikan rumus energi berikut:

Ep = m.g.h,
Di mana Ep adalah Energi Potensial, m adalah massa atau kapasitas, g adalah nilai percepatan untuk gravitasi, dan h adalah nilai ketinggian, maka jika kita ingin memiliki Potensi individu yang tinggi maka kita harus memiliki nilai Ep yang tinggi, agar kita memiliki nilai Ep yang tinggi maka kita harus memiliki nilai m, g, dan h yang juga tinggi.
Jika diterjemahkan dalam bahasa kehidupan manusia, maka Ep adalah Potensi individu atau Nilai individu atau to me, m adalah kemampuan individu yang seharusnya atau to be, g adalah visi kebumian atau visi keduniawian atau to have, dan h adalah visi ketinggian atau visi spiritualisme atau to God, dan menariknya nilai m dan g memiliki batas maksimal atau limited, tetapi nilai h adalah unlimited atau tak terbatas, samplenya, kita seseorang yang meningkatkan kualitas m atau to be, maka kita tetap saja tidak mungkin menjadi ahli di segala bidang. Untuk memiliki to be yang maksimal kita harus fokus di titik tertentu, samplenya  Ronaldinho, pesepak bola bintang yang berposisi sebagai pemain tengah dan penyerang pun akan kelabakan jika disuruh menjadi kiper, Ya, inilah nilai m atau to be, sangat terbatas, sedangkan nilai g atau gravitasi pun terbatas, dalam ilmu fisika, nilai g memiliki kisaran antara 9,8 s.d 10. Artinya, kalau hari ini kita hidup hanya sekedar mengejar g atau visi keduniawian atau to have, maka potensi individu kita pun akan sangat terbatas, kejarlah dunia, maka kita akan merasa haus dan lapar selamanya, dan untuk lebih mantapnya, silakan perhatikan diagram berikut:

Sedangkan nilai h atau ketinggian bersifat tidak terbatas atau unlimited, mungkin saja ada batasnya, wallahu a’lam, akan tetapi yang jelas kita sendiri tidak mengetahui di mana batasnya sebab “saking” sangat tingginya, nilai h adalah visi spiritualisme atau visi keakhiratan atau visi ketuhanan atau to God, nah, jika kita menginginkan nilai Ep kita OPTIMAL maka kita harus meningkatkan nilai-nilai ketaqwaan kita kepada Allah SWT; nilai-nilai ketuhanan kita, dan, di sinilah fitrah kita yang sesungguhnya akan ditemukan, dengan kata lain, kita akan semakin jauh dari fitrah, kalau kita lebih fokus mengejar nilai m atau to be dan nilai g atau to have – sebagaimana yang banyak dilakukan kita ingkar pada umumnya, karena kita mengejar UANG atau karena kita pikir UANG adalah sumber kebahagiaan.

Memang betul, Uang bisa membuat kita bahagia, tapi kebahagiaannya bersifat TERBATAS. Saudaraku, mari mulai hari ini kita lebih fokus mencari kebahagiaan yang UNLIMITED – Spiritual Happiness.
Ya, Carilah KEBAHAGIAAN yang UNLIMITED tapi jangan lupakan KEBAHAGIAAN yang LIMITED. Sebagaimana diperintahkan Allah yang dapat kita lihat pada terjemahan Data Suci:
28:77

But seek, through that which Allah has given you, the home of the Hereafter; and [yet], do not forget your share of the world. And do good as Allah has done good to you. And desire not corruption in the land. Indeed, Allah does not like corrupters."

Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu (kebahagiaan) negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan bahagianmu dari (kenikmatan) duniawi dan berbuat baiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah telah berbuat baik, kepadamu, dan janganlah kamu berbuat kerusakan di (muka) bumi. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan.
Berikutnya. Ternyata dalam hidup ini ada tiga lingkaran potensi kehidupan; pertama adalah Lingakaran MAMPU, kedua Lingkaran MAU, dan ketiga Lingkaran BENAR.

Lingkaran "Mampu" adalah "turunan" dari nilai "Gravitasi" atau Maunya kita terhadap dunia, maka kita bisa mendapatkan apa yang kita "Mau-i" dengan cara meningkatkan "KEMAMPUAN" kita.
Lingkaran "Mau" adalah "turunan" dari nilai "Massa" atau Kemampuan kita, maka kita bisa meningkatkan KEMAMPUAN kita kalau kita memiliki KEMAUAN.
Lingkaran "Benar" adalah "turunan" dari nilai "Tinggi" atau Seharusnya, maka kita bisa meningkatkan nilai Seharusnya ketika kita tetap berada di jalur yang BENAR.
Agar lebih menarik kami akan sajikan diagram sederhana berikut :

Setiap INSAN memiliki tiga lingkaran potensi ini, kita akan menjadi kuat jika Ketiga lingkaran ini berpadu, yaitu tatkala kita seseorang melakukan sesuatu yang MAMPU kita lakukan, yang MAU kita lakukan, dan yang dilakukan kita sesuai dengan nilai-nilai KEBENARAN.
Namun ketika ketiga lingkaran ini terpisah, alias berdiri masing-masing, atau hanya dua lingkaran yang berpadu, maka kita seorang tidak akan mempunyai nilai individu atau to me kecuali NOL, yaitu seperti hewan, bahkan lebih buruk lagi, maka baiklah sebelum kita melanjutkannya, mari kita kembangkan diagram di atas menjadi lebih menarik lagi, perhatikanlah.

INSAN yang FITRAH berada pada irisan pertama atau irisan yang memadukan ketiga lingkaran potensi individu kita, dimana kita melakukan sesuatu yang MAMPU, MAU, dan BENAR, akan tetapi hari ini tidak sedikit juga manusia yang terjebak pada irisan 2,3, atau 4.
Irisan kedua menyatakan bahwa seseorang melakukan sesuatu yang MAMPU dan BENAR, tapi kita sendiri ENGGAN atau tidak MAU melakukannya, ini adalah irisan “paksarela”, yakni melakukan sesuatu yang harus kita lakukannya, akan tetapi kita terpaksa atau kurang ikhlas ketika kita melakukannya.
Irisan ketiga menyatakan bahwa kita seseorang melakukan sesuatu yang MAU dan BENAR, akan tetapi kita sendiri tidak memiliki KEMAMPUAN untuk melakukannya, ini adalah irisan “minimalis”, yakni kita akan mendapatkan hasil yang minimal ketika melakukannya, sebab kita melakukan sesuatu yang tidak sesuai dengan KEMAMPUAN kita, sehingga energi kita terKURAS.

Sedangkan irisan keempat adalah irisan yang paling parah, karena kita melakukan sesuatu tidak berdasarkan nilai-nilai KEBENARAN. Memang kita MAMPU dan kita MAU, akan tetapi kita tidak memperhatikan norma-norma yang berlaku, dan kita bisa menyebutnya sebagai irisan “maksiat” atau "Buas".

Dimanakah posisi kita hari ini berada ?
Sudahkah kita menjadi manusia 3 in 1?
"Ya Allah, gantungkanlah kami dan orang-orang yang bekonsultasi atau curhat atau ‘berobat’ kepada kami hanyalah kepada-MU, dan jangan Engkau datangkan kepada kami orang-orang yang tak mau mendatangi-Mu, kecuali bila itu sudah menjadi ketetapan-Mu".
ASYHADU AN LAA ILAAHA ILLA ALLAAHu, WA ASYHADU ANNA MUHAMMADAN RASUULU ALLAAHI.
Ya Allah Yang Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana, lindungilah kami dari ilmu yang tidak bermanfaat, dari ilmu yang menjauhkan kami dari-Mu, dari ilmu yang hanya berorientasi kepada harta dan dunia, dari ilmu yang membuat kami sombong dan merasa hebat, dari ilmu yang menginvestasikan banyak kesulitan bagi kami di akhirat kelak.

Ya Allah Yang Maha Mengetahui Isi Hati (Qolbu/Quluub) yang ada Di Dalam Dada (Shodr/Shuduur), lindungilah kami dari hati yang tidak khusyu’, dari hati yang mudah jatuh pada godaan wanita (pria), dari hati yang merasa tinggi, dari hati yang suka pujian manusia, dari hati yang takut cacian dari manusia, dari hati yang mudah terprovokasi oleh dunia yang menipu, dan dari hati yang sering lalai dari-Mu.  

Ya Allah Yang Maha Menguasai, lindungilah kami dari pikiran yang tidak efektif, dari pikiran yang tidak menentu, dari pikiran yang tidak bermutu, dari pikiran yang suka menganalisa takdir-Mu, dan dari pikiran yang tidak tunduk kepada hati yang Engkau kuasai.  

Ya Allah Yang Maha Pemberi Rizki, lindungilah kami dari harta yang haram, dari harta yang syubhat, dari harta yang tidak bisa membantu hamba-Mu lainnya, dan dari harta yang tidak berkah. 

Ya Allah Yang Maha Menganugerahkan, lindungilah kami dari sikap yang tidak pandai bersyukur atas ilmu, atas hati, atas pikiran, dan atas harta yang telah Engkau berikan kepada kami.

Ya Allah Yang Maha Berkehendak, lindungilah kami dari keinginan yang tidak kami butuhkan, dari keinginan yang tidak Engkau ridhoi, dan dari keinginan yang tidak bisa dikendalikan.

Ya Allah Yang Maha Menenangkan, lindungilah kami dari jiwa yang tidak pernah puas, dari jiwa yang tidak pernah kenyang, dari jiwa yang tidak pandai bersyukur, dan dari jiwa yang tidak bisa tenang. 

Ya Allah Yang Maha Menghentikan Keburukan, lindungilah kami dari kesulitan yang menghadirkan kesulitan, dari hutang yang menghadirkan hutang, dan dari penyakit yang menghadirkan penyakit.  

Ya Allah Yang Maha Mengabulkan, lindungilah kami dari do'a-do'a yang tidak penting, dari do'a-do'a yang justru menjauhkan kami untuk mencintai-Mu, dan dari do'a-do'a yang tidak Engkau kabulkan.

Aamiiin.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar