18092011 dikediaman uda Asril, Bantar Gebang, Bekasi

No: 2
Read by
DASAR-DASAR
PENGETAHUAN IBADAH

Perlulah kita ketahui yang mana esensi dalam sholat yang khusyu, yaitu akhlak menjadi baik sebagaimana Rosulullah menerima perintah sholat dari Allah, dan agar menjadikan akhlak yang baik inilah ciri ibadah yang disukai Allah. Semoga dibulan shawal ini kita meningkatkan kualitas sholat kita.
Segala puji khusus bagi Allah, yang telah memerintahkan untuk kita beristi’anah atau meminta tolong kepada-Nya dengan kesabaran dan shalat dalam menghadapi kesulitan-kesulitan hidup, dan Dia memberitakan bahwa hal ini merupakan suatu yang berat kecuali bagi kita-kita para hamba-Nya yang khusyu’, Allah juga menyifati kita-kita sebagai kaum mukminin dengan khusyu’ dalam shalat kita, serta juga Allah menjadikan kita sebagai sifat-sifat mereka. Allah berfirman:
23:1
Certainly will the believers have succeeded:

Sesungguhnya beruntunglah orang-orang yang beriman,


23:2
They who are during their prayer humbly submissive

(yaitu) orang-orang yang khusyu' dalam sembahyangnya,
( Al Mukminun, 23  ayat: 1-2.) lihat quran klik disini
 

Kita yang memuji-Nya atas besarnya anugerah dan kebaikan-Nya, dan kitapun bersaksi bahwa tidak ilah yang berhak kita ibadahi kecuali Allah satu-satu-Nya tidak ada sekutu bagi-Nya, dengan cara inilah sebagai bentuk pengagungan terhadap-Nya, maka demikian pula  kita bersaksi bahwa Muhammad adalah hamba dan rasul-Nya yaitu sang juru dakwah kepada keridhaan-Nya, shalawat Allah atasnya dan atas keluarga dan para shahabatnya serta kita-kita yang mengikuti mereka dengan baik. Amma ba’d:
Wahai ikhwan-ikhwan yang hadir yang dimuliakan Allah, marilah kita bertaqwalah kepada Allah., dan  ketahuilah bahwa khusyu’ dalam shalat merupakan ruh ibadah shalat tersebut, dan sekaligus maksud utama menegakkannya ibadah shalat tersebut, karena Allah telah menyifati para rasul-Nya dan para hamba-Nya yang shalihin dengan sifat tersebut yaitu khusyu’. Allah berfirman :
21:90

So We responded to him, and We gave to him John, and amended for him his wife. Indeed, they used to hasten to good deeds and supplicate Us in hope and fear, and they were to Us humbly submissive.

Maka Kami memperkenankan doanya, dan Kami anugerahkan kepada nya Yahya dan Kami jadikan isterinya dapat mengandung. Sesungguhnya mereka adalah orang-orang yang selalu bersegera dalam (mengerjakan) perbuatan-perbuatan yang baik dan mereka berdoa kepada Kami dengan harap dan cemas. Dan mereka adalah orang-orang yang khusyu' kepada Kami.
 

Allah juga menyifati para ‘ulama dengan sifat khasy-yah atau takut kepada-Nya dan khusyu’ tatkala mendengar Firman-Nya. Allah berfirman:
35:28

And among people and moving creatures and grazing livestock are various colors similarly. Only those fear Allah , from among His servants, who have knowledge. Indeed, Allah is Exalted in Might and Forgiving.

Dan demikian (pula) di antara manusia, binatang-binatang melata dan binatang-binatang ternak ada yang bermacam-macam warnanya (dan jenisnya). Sesungguhnya yang takut kepada Allah di antara hamba-hamba-Nya, hanyalah ulama. Sesungguhnya Allah Maha Perkasa lagi Maha Pengampun.
 (Faatir, 35 ayat: 28.) lihat quran klik disini
 

Adapun yang dimaksud dengan ulama dalam ayat Ini ialah kita-kita yang sudah dapat menyaksikan dengan mata kepala kita atau mengetahui kebesaran dan kekuasaan Allah, maka juga Allah telah menyifati para ‘ulama dari kalangan Ahlul Kitab dengan sifat khusyu’ ketika mendengar Al-Qur`an ini. Allah Ta’ala berfirman:
17:107

Say, "Believe in it or do not believe. Indeed, those who were given knowledge before it - when it is recited to them, they fall upon their faces in prostration,

Katakanlah: "Berimanlah kamu kepadanya atau tidak usah beriman (sama saja bagi Allah). Sesungguhnya orang-orang yang diberi pengetahuan sebelumnya apabila Al Quran dibacakan kepada mereka, mereka menyungkur atas muka mereka sambil bersujud,


17:108

And they say, "Exalted is our Lord! Indeed, the promise of our Lord has been fulfilled."

dan mereka berkata: "Maha Suci Tuhan kami, sesungguhnya janji Tuhan kami pasti dipenuhi".


17:109

And they fall upon their faces weeping, and the Qur'an increases them in humble submission.

Dan mereka menyungkur atas muka mereka sambil menangis dan mereka bertambah khusyu'.
 (Al Israa’, 17 ayat: 107-109.) lihat quran klik disini

Asal makna khusyu’ adalah ketenangan pikiran kita dan kelembutan hati individu kita yang kordinatnya didalam diantara dua rongga dada diatas perut kita hidup, serta ketundukannya senantiasa menyebut asma-Nya, dan apabila hati individu kita telah khusyu’ maka akan diikuti oleh khusyu’ anggota badan kita. Sebagaimana sabda Nabi Shallahu ‘alaihi wa Sallam:
« أَلاَ وَإِنَّ فِى الْجَسَدِ مُضْغَةً إِذَا صَلَحَتْ صَلَحَ الْجَسَدُ كُلُّهُ، وَإِذَا فَسَدَتْ فَسَدَ الْجَسَدُ كُلُّهُ. أَلاَ وَهِىَ الْقَلْبُ »
“Ketahuilah, bahwa dalam jasad itu terdapat segumpal daging. Kalau ia baik, maka baik pulalah seluruh jasad, namun apabila ia jelek maka jelek pulalah seluruh jasad. Ketahuilah bahwa segumpal darah tersebut adalah hati.” [Muttafaqun ‘alaihi]
Adapun apabila kita membuat-buat khusyu’ pada anggota badan kita tanpa diiringi kekhusyu’an hati individu kita, maka yang demikian ini adalah dikatakan khusyu’ nifaq,  ‘Umar Radhiyallah ‘anhu pernah melihat didalam suatu histories ada seorang pemuda menundukkan kepalanya,
maka ‘Umar pun berkata,
“Wahai kamu, angkat kepalamu, karena khusyu’ itu letaknya bukan di leher. Sesungguhnya khusyu’ itu tidak lebih dari apa yang terdapat dalam hati.”
Jadi sangat perlu kita ketahui yang mana sesungguhnya Khusyu’ yang terdapat dalam hati individu kita ini, adalah tidak lain dihasilkan dari ma’rifah atau pengenal dan ilmu tentang Allah ‘Azza wa Jalla dan ma’rifah tentang dapat menyaksikan dengan mata kepala kita yaitu keagungan-Nya, maka barangsiapa diantara kita yang semakin mengenal dan berilmu tentang Allah, sudah pasti kita makin khusyu’ terhadap-Nya, adapun diantara sebab terbesar tercapainya khusyu’ adalah mentadabburi Kalamullah. Allah ‘Azza wa Jalla telah berfirman:
59:21

If We had sent down this Qur'an upon a mountain, you would have seen it humbled and coming apart from fear of Allah . And these examples We present to the people that perhaps they will give thought.

Kalau sekiranya Kami turunkan Al-Quran ini kepada sebuah gunung, pasti kamu akan melihatnya tunduk terpecah belah disebabkan ketakutannya kepada Allah. Dan perumpamaan-perumpamaan itu Kami buat untuk manusia supaya mereka berfikir.
 (Al Hasyr, 59 ayat: 21.) lihat quran klik disini

Demikian pula Allah telah mencela kita-kita yang tidak khusyu’ ketika mendengar Firman-Nya. Allah berfirman:
57:16

Has the time not come for those who have believed that their hearts should become humbly submissive at the remembrance of Allah and what has come down of the truth? And let them not be like those who were given the Scripture before, and a long period passed over them, so their hearts hardened; and many of them are defiantly disobedient.

Belumkah datang waktunya bagi orang-orang yang beriman, untuk tunduk hati mereka mengingat Allah dan kepada kebenaran yang telah turun (kepada mereka), dan janganlah mereka seperti orang-orang yang sebelumnya telah diturunkan Al Kitab kepadanya, kemudian berlalulah masa yang panjang atas mereka lalu hati mereka menjadi keras. Dan kebanyakan di antara mereka adalah orang-orang yang fasik.
 (Al Hadid, 57 ayat: 16.) lihat quran klik disini
Bahkan Allah mengancam kepada kita sebagai pemilik hati yang keras yaitu yang tidak dapat merasakan hidup atau mengetahui adanya kehidupan dengan firman-Nya:
39:22

So is one whose breast Allah has expanded to [accept] Islam and he is upon a light from his Lord [like one whose heart rejects it]? Then woe to those whose hearts are hardened against the remembrance of Allah . Those are in manifest error.
 
Maka apakah orang-orang yang dibukakan Allah hatinya untuk (menerima) agama Islam lalu ia mendapat cahaya dari Tuhannya (sama dengan orang yang membatu hatinya)? Maka kecelakaan yang besarlah bagi mereka yang telah membatu hatinya untuk mengingat Allah. Mereka itu dalam kesesatan yang nyata.
 (Az Zumar, 39 ayat: 22.) lihat quran klik disini

Didalam historiespun Nabi Shallahu ‘alaihi wa Sallam dulu sering berlindung kepada Allah dari hati yang tidak khusyu’, sebagaimana dalam hadits yang diriwayatkan oleh Al-Imam Muslim rahimahullah:
Bahwa Nabi Shallahu ‘alaihi wa Sallam dulu sering berdo’a:
« اللَّهُمَّ إِنِّى أَعُوذُ بِكَ مِنْ عِلْمٍ لاَ يَنْفَعُ وَمِنْ قَلْبٍ لاَ يَخْشَعُ وَمِنْ نَفْسٍ لاَ تَشْبَعُ وَمِنْ دَعْوَةٍ لاَ يُسْتَجَابُ لَهَا »
Ya Allah, aku berlindung kepada-Mu dari ilmu yang tidak bermanfaat, hati yang tidak khusyu’, jiwa yang tidak pernah puas, dan dari doa yang tidak dikabulkan.”
Pada kesimpulannya, marilah kita intropeksi individu kita-kita yang hadir, yang mempelajari Dasar-dasar Pengetahuan Ibadah khususnya saya pribadi, apakah didalam shalat, kita sudah dapat menyaksikan Akbar-Nya?....... maka apa belum, tunjuk pada kita sendiri “Saya Rajanya Munafik” dan jangan sekali-kali kita menunjuk kepada yang tidak mempelajari bersama-sama kita atau orang-orang diluar majelis kita, karena mereka itu sudah pada pintar-pintar dan tahu serta telah mendapatkan menyaksikan Akbar-Nya, makanya, kita-kita yang dari jauh berkumpul, bahkan ada diantara kita, yang mulai berangkat tengah malam sampai saat ini masih saja membahas Dasar-dasar Pengetahuan Ibadah tentang shalat yang tidak ada habis-habisnya, dan inilah suatu bukti nyata, bahwa sanya kita masih bodoh dan belum tahu apa-apa, dan agar kita pada saat mendirikan, kita mengetahui pada saat mengeluarkan sebagian nafas yang keluar dari kerongkongan mengucapkan Allahu Akbar, akan tetapi dapat meyakini adanya dzat yang turun dari kerongkongan menuju hati individu kita yang koordinatnya didalam diantara dua rongga dada diatas perut kita sehingga hidup, lalu seketika itu pula kita mau tidak mau harus dapat menyaksikan Akbar-Nya, maka apabila hal ini kita tidak tahu dan mengetahuinya serta tidak nyata senyata-nyatanya, maka sekali lagi, tunjuklah kita sendiri sebagai seorang raja munafik, bahkan Allah menegaskan kita sebagai orang musyrik.

Ya Allah, seandainya diantara kita-kita keseluruhan yang hadir saat ini mengetahui bahwa Engkau menjawab persoalan secara langsung, barangkali kita-kita akan bolak-balik datang untuk bertanya kepadaMu.

Ya Allah, demikian pula seandainya kita-kita keseluruhannya yang hadir saat ini mengetahui bahwa rahmat-Mu bisa dirasakan langsung ke dalam dada kita, barangkali kita-kita akan datang terus menerus tidak kenal waktu untuk meminta-Mu mengisi dada kita dengan ketenangan yang sejuk.

Ya Allah, dan demikian pula seandainya kita-kita keseluruhannya yang hadir saat ini mengetahui tentang rahasia ketinggian shalat, mereka akan menunggu waktu-waktu shalat dan melakukannya dengan hati gembira.

Tuhan pasti tahu semua, termasuk apa yang kita rasakan. Akan tetapi Tuhan tidak pernah merasakan. Mungkin Tuhan harus dipaksa dengan memperbanyak shalat  untuk wujudkan keinginan kita. Doakan aku”

Mungkin Tuhan bisa dipaksa untuk menuruti keinginan kita, melalui rintihan dengan memperbanyak shalat ini. Tapi setelah keinginan tercapai, apakah kita bahagia? Pasti tidak! Karena Allah lebih tahu apa yang terbaik bagi kita. Kalaupun Allah mengabulkan, itu hanya untuk membuktikan pada kita bahwa apa yang kau inginkan tidak akan membuatmu bahagia, justru kesengsaraan yang kita dapat.

Ya Allah, tunjukilah kami seperti mereka yang telah Engkau beri petunjuk, dan ampunilah, kami seperti mereka yang Engkau pelihara, serta berikanlah kami berkah, seperti mereka yang telah Engkau beri berkah, jagalah kami dari kejelekan yang telah Engkau tetapkan, Maha Suci Engkau Ya Allah segala puji hanya untuk-Mu, kepada Mu-lah aku bertobat dan memohon ampunan.

Maha Suci Tuhan-ku yang mempunyai keperkasaan dari apa yang mereka katakan dan kesejahteraan dilimpahkan atas para Rasul, dan segala puji bagi Allah, Tuhan Semesta Alam, semoga shalawat beriring salam senantiasa tercurah pada junjungan kita Muhammad dan sanak keluarga berikut sahabat-sahabatnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar